HAPPY READING!
-Gak ada manusia baik-
-Rora
🌠🌠🌠
Rora mendorong mejanya, ujian di hari pertama sudah selesai. Dan kini saatnya Rora keluar dari kelas. Rora berdiri hendak keluar dari mejanya, tapi Arabella tiba-tiba saja mencegat jalannya.
"Apa?"
Anabel tampak mengangkat dagunya, agar terlihat angkuh. "Minta maaf sama Justin!" Suruhnya, seperti memerintah Rora.
Rora menatap datar Anabel. "Ogah!" Setelahnya Rora berjalan melewati Arabella, tapi kini gantian Arga yang mencegatnya.
Rora, Arga, Wifa, dan Arabella satu kelas ujian, jadi tidak salah jika mereka bertemu. Rora mengabaikan Arga yang ingin mengatakan sesuatu, Rora menyapu pandangannya keseluruh kelas, guna mencari Wifa.
"Dia kemana?" Tanya Rora keheranan.
Rora kembali melihat Arga. "Apa?" Tanyanya sedikit malas.
Arga tersenyum, "pulang bareng." Ajaknya.
"Oke." Rora berjalan melewati Arga. Saat sudah berdiri di luar kelas, Rora melihat ke sebelah kiri karena mendengan suara yang amat familiar di telinganya. Ternyata di depan kelas ips 2 sudah ada dua orang yang tengah berdebat. Terlihat dari cara gadis di depan cowok tinggi itu tengah mengomel, dan cowok di depannya gadis itu hanya diam.
"Kenapa?" Tanya Arga, tapi tidak diubris Rora, karena gadis itu fokus mengamati kedua manusia itu.
Rora hendak melangkah mendekat, tapi refleks langkahnya berhenti saat melihat gerakan tiba-tiba Gio, yang meninju cowok yang ada di depan gadis tak lain ialah Wifa, dan tentu saja di depannya adalah Deril. Dua orang itulah yang membuat Rora mengabaikan pertanyaan Arga tadi.
Bugh
"LO KETERLALUAN BANGSAT!" Teriak Gio.
Rora langsung berlari menuju tiga orang itu. Rora menarik Wifa agar menjauh dari Deril dan Gio. Rora memegang kedua pipi Wifa. "Kenapa?" Tanyanya menuntut jawaban.
Wifa menunduk, lalu menggeleng.
Gio menempelkan telapak tangannya di dinding, lalu melihat Rora dan Wifa bergantian, dengan pandangan frustasi dan penuh kekecewaan. "Lo tau Ra?"
Rora menggeleng merespon pertanyaan Gio.
Gio terkekeh singkat. "Wifa dikecewain sama si bangsat ini." Gio menunjuk Deril dengan jari tengahnya. "Dia pacaran sama Wira." Jelas Gio, mampu membuat Rora membulatkan matanya.
Rora menepuk pipi Wifa berulang kali. "Iya Fi?" Tanyanya tidak percaya jika Deril melakukan hal itu.
Wifa menepis tangan Rora. "Bukan."
Gio berjalan meninggalkan ketiganya, membuat Rora ingin mengejar guna menuntut jawaban yang jelas. Tapi ia urungkan karena mengingat ada Deril yang bisa menjelaskan maksud dari Gio tadi.
"Ril, lo jelasin ke gue. Apa benar lo udah punya pacar? Ata--"
"Bukan urusan lo!" Sela Deril, Deril berbalik dan berjalan menjauh dari kedua gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AROGA (END)
Підліткова література[ FOLLOW SEBELUM BACA! ] •• "Lo gila, Ga...." "Gue gila karena lo, Arora." Beda keyakinan. Mencintai seseorang yang berbeda keyakinan? Beribadah di tempat yang berbeda? Selalu ditentang kuat keluarga? Tidak lagi menjadi hal yang tabu bukan? Banyak y...