VOTE KOMEN!😤💔
HAPPY READING ALL!🙂🙏🌠🌠🌠
Rora mengintip ke dalam kamar kedua abangnya, tidak ada tanda-tanda dua orang itu ada di kamar. Rora berjalan pelan menuju kamar papanya, Rora membuka pintu pelan, hanya sedikit, layaknya celah kecil. Rora mengintip ke dalam, ternyata papanya tengah terbaring sambil menutup mata. Rora tersenyum puas, berarti dirinya bisa bebas minggu ini. Dirinya akan pergi bersama Arga untuk jalan-jalan ke area kebun yang dijadikan tempat healing.
Rora mengambil ponselnya yang ada di dalam tas, lalu menelpon Arga, menggunakan pulsa. Rora sudah bilangkan? Jika dirinya sangat tidak suka dengan duo aplikasi yang menurut orang lain amat penting.
"Mau dibawa apa? Gue lagi ada di swalayan sama kak Asya." Beritahu Arga berbisik, sepertinya Arga tengah menghindari Asya yang mungkin saja bisa mendengar percakapannya.
Rora melihat sekitar, lalu berjalan keluar dari rumah.
"Ra... Sayang...."
Rora mendengus sebal, "bawain gue yogurt sama makanan ringan satu plastik besar." Pinta Rora tidak tahu diri. "Oh iya, lo bawa motor atau mobil?" Tanya Rora.
"Truck."
Rora melotot. "Jangan gila lo!" Kesal Rora.
"Bercanda... Gue--"
Tut
Rora menurunkan ponselnya, ia berdecak sebal, karena Arga memutuskan panggilan secara sepihak.
Rora memilih untuk berjalan kaki menuju tempat biasa Rora menunggu Arga, supaya ketiga pria yang tampan mengalahkan siapapun itu tidak tahu, jika Rora memiliki teman cowok atau lebih parahnya mereka menerka jika Arga pacar sungguhan Rora. Habis sudah nasib Rora jika ketiga pria itu tahu, lalu mengintrogasi Arga. Hingga akhirnya Arga disuruh untuk menjauhi Rora karena perbedaan, tunggu, sepertinya Rora mendapatkan ide bagus agar Arga bisa menjauh.
"Hm...." Dehem Rora.
"Eh, Rora. Mau kemana nih?" Tanya ibu rt yang kebetulan lewat. Ibu rt itu melihat dari atas hingga bawah. "Mau ngapelin pacar ya?" Tanya bu rt. Rora hanya membalas dengan senyum canggungnya. "Hati-hati ya...." Peringat ibu rt lalu berjalan pergi.
Rora menghela napas lega, untung tidak begitu ditanyai. Dan untung mulut Rora tidak ceplas-ceplos. Rora membeku, ia menoleh melihat kembali ibu rt itu ingin kemana, Rora melotot saat melihat ibu rt itu masuk ke gang rumahnya.
Rora memegangi dadanya. "Gue belum bisa menerima mama baru...."
〣( ºΔº )〣
Rora keluar dari mobil Arga, setelah menempuh waktu yang cukup panjang untuk sampai ke kebun yang mereka tuju. Mereka sampai dengan selamat dan perut kenyang, epss poin kedua hanya berlaku untuk Rora, karena hanya gadis itu yang memakan habis camilan dan yogurt yang dibawa Arga.
Rora mengunyah camilannya yang tersisa sedikit. Arga yang baru saja berdiri di samping Rora hanya geleng-geleng kepala. Tangan Arga hendak merangkul bahu Rora, tapi pelototan tajam Rora lebih dulu membuatnya mengurungkan niat untuk merangkul bahu gadis itu.
"Rame juga." Simpul Rora, setelah melihat parkiran yang cukup padat. Ada empat bus, sepuluh lebih mobil, dan selebihnya sepeda motor. Rora melihat Arga yang mengangguk-anggukkan kepalanya. "Buang." Pinta Rora bak ratu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AROGA (END)
Teen Fiction[ FOLLOW SEBELUM BACA! ] •• "Lo gila, Ga...." "Gue gila karena lo, Arora." Beda keyakinan. Mencintai seseorang yang berbeda keyakinan? Beribadah di tempat yang berbeda? Selalu ditentang kuat keluarga? Tidak lagi menjadi hal yang tabu bukan? Banyak y...