15 - PERMINTAAN

59 3 0
                                    

HAPPY READING!

MAAF LATE POST🙂

-Dia yang berharga tidak akan semudah itu dilepaskan-

-Arga

🌠🌠🌠

Rora menaruh kertas yang sudah terisi dengan jawaban tersebut pada pengawas. Lalu kembali ke kursinya. Rora menyusun semua alat tulisnya. Setelah dirasa semuanya sudah rapi. Rora kembali menghadap ke depan. Rora mengerutkan dahinya saat melihat pengawas yang merobek satu kertas.

"WIFA!"

"Iy-iya bu?"

"Maju ke depan!" Titah guru tersebut.

Rora mengerutkan dahinya, tumben sekali Wifa di panggil, apa jangan-jangan ada kaitannya dengan kertas yang di robek itu?

Brak

Semua bahu manusia yang ada di kelas itu refleks terangkat karena kaget. Rora tertawa dan menutup mulutnya, menurutnya itu kejadian lucu.

"Kenapa kamu buat kata-kata kotor di kertas kecil ini? Pantaskah anak sekolah menulis ini?"

Ohh, itu.

"Maaf buk." Balas Wifa menunduk.

"Datang ke kantor nanti. Duduk kamu!" Suruh guru tersebut dengan suara tegasnya. Wifa kembali ketempat duduknya. Rora yang melihat raut dongkol Wifa, gadis itu hanya bisa geleng-geleng kepala melihat nasip Wifa. "Ingat, kalian akan kembali sekolah pada bulan Januari. Selamat berlibur, silahkan keluar." Guru tersebut berdiri dan bergegas keluar dari kelas.

Rora dan yang siswa/i lainnya berdiri dan bersiap untuk keluar dari kelas, terkecuali Wifa yang masih saja duduk di kursinya. Rora berjalan mendekat lalu menepuk-nepuk bahu Wifa. "Perjuanganmu masih panjang nak, mau gue temenin gak?"

"Ck, gak perlu, gue sama Deri-- maksudnya sama Gio aja." Cetus Wifa. "Sana, gue ngambek sama lo!" Usir Wifa, lalu mendorong-doronh Rora.

"Lah. Kok gue yang salah?" Bingung Rora.

"Minggir!" Rora sedikit terhuyung ke depan, kala satu siswi alias Arabella mendorong bahunya dengan sengaja. "Gak usah halangin jalan, ck." Decaknya, setelah mengatakan itu, Arabella langsung bergegas keluar dari kelas.

Rora menatap kesal kepergian Arabella. "Bener-bener tu Anabel. Jalan sebesar jidat si Wifi, masih aja nyalahin gue, heran gue."

Tuk

"Woy!" Protes Rora saat Wifa seenak jidatnya menoyor kepalanya.

Wifa tersenyum paksa. "Secara tidak langsung kamu foreheadshaming loh kak." Sindir Wifa.

"Lah, emang kenyataan." Balas Rora dengan mimik wajah watadosnya.

Wifa yang tidak terimapun, langsung mendorong bahu Rora pelan. "Mentang-mentang ya lo setan!" Bentak Wifa seperti menantang.

Rora juga ikut mendorong bahu Wifa. "Lo yang setan!"

"Lo!"

"Lo!"

"Lo!"

AROGA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang