PENCET BINTANGNYA DONG KAKA
TERIMAKASIH MASIH MAU MELUANGKAN WAKTUNYA UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA AROGA SAMPAI KE BAB INI.NENEK TIKTOK SAID : ILY BERIBU-RIBU TEMAN-TEMAN!
JANGAN LUPA MAMPIR KE TIK TOK SAYA, BANYAK INFO² PART SERU YANG ADA DI MASING-MASING STORY YANG SAYA BUAT. KALAU BISA MAMPI KE CERITA MAIRA YA! LANGSUNG CEK DI AKUN SAJA.
BTW AJAK TEMAN-TEMANYA DONG BACA ALL STORY YANG SAYA BUAT
*ngelunjak ya
MAAP😗
HAPPY READING!
🌜🌜🌜
Rora mendengus yang mungkin sudah kesepuluh kalinya, karena dirinya malah menjadi nyamuk antara Arga dan Bulan yang sedikit berdekatan untuk melihat list bahan-bahan kue yang mereka butuhkan.
"Pewarna makanan hijau, biru, sama merah." Ucap Bulan memberitahu Arga.
Arga tampak mengangguk, cowok itu bukannya bergegas mengambil pewarna. Ia malah mendekati Maira. "Ra." Panggil Arga.
"Ya?" Jawab Rora dengan nada ketus.
Arga tersenyum lebar seperti membujuk Rora yang sedari tadi terlihat badmood. "Beli duluan aja es creamnya. Gue lagi bantu Bulan buat ambil bahan-bahan." Ujar Arga memohon.
Rora berdecak sebal, bukannya dibujuk dengan menemani Rora untuk memilih es cream. Tapi bujang satu ini malah menyuruh Rora pergi sendiri. Jika Rora tersesat di supermarket yang begitu besar ini bagaimana? Rora hanya bisa menghela napas gusar.
"Tap--" Rora menjeda ucapannya saat melihat Arga yang kembali sibuk melihat list dengan Bulan. "Oke." Rora berjalan malas guna mencari tempat es cream. Lama berkeliling akhirnya Rora menemukan stan es cream. Rora mengetuk-ngetuk dagunya sambil melihat varian es cream yang ada di dalam freezer chest. "Coklat atau boba? Hm...."
Rora melirik data harga yang di tempel di samping freezer chest. "Coklat isi vanilla aja deh." Rora mengambil es cream yang ia inginkan. Lalu menuju ke kasir dan membayarnya sendiri. Setelahnya Rora berbalik, matanya membulat saat dirinya melihat banyaknya jalur untuk ke tempat Arga. Rora benar-benar lupa mana jalur yang ia lalui tadi, karena menurutnya jalurnya sama semua.
Rora membuka es creamnya lalu mulai memakannya secara perlahan. "Tenang Ra, lo tinggal keliling sat set sat set pasti ketemu si bujang." Ujar Rora menenangkan diri sendiri. Rora tidak takut, hanya saja Rora tidak mau membuat Arga khawatir mencarinya nanti. "Tadi disini deh gue lewatnya." Ucap Rora menebak-nebak jalan. "Nah kan salah." Sebal Rora karena merasa jika jalan yang ia lalui begitu asing. "Gue gak lewat di rak softek tadi." Sebal Rora dan kembali ke tempatnya tadi. Dan begitu seterusnya, Rora sama sekali tidak bisa menemukan keberadaan Arga dan Bulan. Sepertinya sudah lama Rora berputar-putar di area perbelanjaan yang begitu luas ini.
Rora menepuk jidatnya, padahal ia membawa ponsel. Rora menarik ponselnya dari dalam tas. Bukan ponsel yang ia keluarkan malahan powerbank. "Bangke, salah ambil." Gerutu Rora dan kembali menyimpan powerbank miliknya ke dalam tas.
"Gue nunggu di luar aja deh." Rora berjalan menuju pintu keluar. Beruntung ia ada di dekat pintu keluar supermarket, kalau tidak Rora pasti harus kembali menghabiskan waktu lagi untuk mencari pintu keluar.
Rora duduk di kursi tunggu sambil melihat pengunjung supermarket yang semakin ramai, karena sudah semakin sore. Rora menopang dagunya, sepertinya gadis itu harus menunggu lama. Biasanya dalam membeli bahan kue pasti lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
AROGA (END)
Roman pour Adolescents[ FOLLOW SEBELUM BACA! ] •• "Lo gila, Ga...." "Gue gila karena lo, Arora." Beda keyakinan. Mencintai seseorang yang berbeda keyakinan? Beribadah di tempat yang berbeda? Selalu ditentang kuat keluarga? Tidak lagi menjadi hal yang tabu bukan? Banyak y...