VOTE KOMEN!😤💓
HAPPY READING!
🌠🌠🌠
Rora menghentakkan kakinya satu, jangan lupakan kedua tangannya yang dilipat di depan dada, pertanda gadis itu tengah menunggu seseorang yang katanya akan membelikan Rora es buah yang ada di jalan sebrang.
Rora melihat Arga yang membawa paperbag berukuran besar tentunya berisi buah yang mereka petik di perkebunan tadi, di tangan satunya Arga membawa satu plastik transparan yang berisikan lima cup es buah.
Arga memberikan plastik transparan itu pada Rora. Tapi Rora malah fokus melihat paperbag yang sama sekali tidak Arga lepas, saking takutnya Rora memakan buah tanpa dicuci itu.
Arga yang tahu pandangan Rora, langsung menyembunyikan paperbag tersebut ke belakang tubuhnya, sebelum Rora nekat merampasnya darinya. Arga tidak lupa jika Rora merupakan gadis barbar yang akhir-akhir ini sedikit jinak. Ingat, hanya sedikit!
Rora merampas plastik transparan tersebut, lalu masuk ke dalam mobil. Arga menghela napas lega, ia membuka pintu jok belakang mobil, lalu menaruh paperbag tersebut ke atas kursi. Seperti menjaga anak sendiri dari jeratan ibu Rora terhormat yang bisa menjadi monster gila buah.
Arga cepat-cepat menutup pintu lalu mengitari mobilnya. Arga menghidupkan mesin mobilnya, sebelum menancapkan gasnya, Arga sekilas melihat Rora yang sibuk memakan es buahnya dengan tenang.
Rora melihat Arga yang juga melihatnya. "Apa lo liat-liat?"
Arga terkekeh singkat, setelahnya cowok mulai menyetir mobilnya dengan tenang.
Rora menahan diri untuk tidak mengumpat, saat es buahnya sedari tadi meminta keseimbangan, agar tidak tumpah. Rora melihat Arga yang fokus menyetir. "Gue mau duduk di belakang." Pinta Rora mutlak.
Arga menggeleng, menolak permintaan Rora. "Gak boleh." Tolaknya.
Rora menggeram kesal, "GUE GAK BISA MAKAN ES BUAHNYA DENGAN TENANG!" Teriak Rora mengeluarkan kekesalannya.
Arga terdiam, ia mencari tempat yang cocok untuk berhenti. "Kita cari tempat buat istirahat." Usul Arga.
Rora berdecak sebal. "Yang ada gue dicariin di rumah. Bentar lagi jam lima, dan butuh satu jam lagi buat sampai di rumah." Srobot Rora.
Arga menghela napas, "oke, lo ke belakang." Arga menepikan mobilnya, lalu mengambil paperbag yang ada di belakang dan menaruhnya di tempat kursi samping pengemudi.
Dup
Rora tersenyum puas, "gini kan bagus."
Arga hanya bisa berdecak sebal, dirinya cosplay jadi sopir dadakan. "Ra."
"APA LAGI?!" Teriak Rora merasa terganggu.
Arga diam, membuat Rora mendengus sebal.
"Bagi es buahnya." Pinta Arga memelas.
Rora melihat es buahnya yang ada tiga cup lagi. "Ck, nih." Rora menyodorkan satu cup pada Arga. Tapi tidak kunjung diterima Arga, karena cowok itu sibuk menyetir.
"Suapin...." Pinta Arga merengek, layaknya anak kecil.
Rora ingin sekali melayangkan pukulannya pada Arga, tapi dicancel, karena mengingat Arga sudah mengeluarkan banyak uang untuknya tadi. Rora lagi mode sadar diri guys.
KAMU SEDANG MEMBACA
AROGA (END)
Teen Fiction[ FOLLOW SEBELUM BACA! ] •• "Lo gila, Ga...." "Gue gila karena lo, Arora." Beda keyakinan. Mencintai seseorang yang berbeda keyakinan? Beribadah di tempat yang berbeda? Selalu ditentang kuat keluarga? Tidak lagi menjadi hal yang tabu bukan? Banyak y...