Tau gak?
Gak? Yaudah, gak jadi, saya ngambek karena kalian gak tauHAPPY READING!
Hadirnya dalam hidup saya, itu sudah lebih dari kata cukup
-Arga🌠🌠🌠
Rora menjewer telinga Arga dengan tidak berperikemanusiaannya. Bel pulang sekolah sudah sedari tadi berbunyi, tapi karena Rora sudah geregetan dengan Arga, jadi gadis itu menyusul Arga ke lapangan basket dan menyeret sang pacar boongannya.
"Sakit Ra...."
Rora melepas jewerannya. Deru napasnya tidak beraturan, karena terlalu emosi. Wajahnya sudah memerah. "Ngapain lo pakai acara buka-buka baju segala? Lo kira itu panggung fashion show?! Bisa gak sih, berperilaku biasa aja, gak usah pamer kotak-kotak perut lo." Cerewet Rora, lalu mencubit roti sobek Arga. "Lo mau mancing siswi-siswi kan? Biar banyak yang suka sama lo?! Trus lo kira keren begitu? Gak sama sekali! Jadi stop buat ngelakuin hal aneh! Jangan sampai buat gue samakin benci sama lo! AH POKOKNYA GUE BENCI SAMA LO!" Jelas Rora lalu menempelkan jidatnya ke dada Arga.
Hening
"Anjir, mata gue teracuni."
Rora kembali berdiri tegap, lalu mencari sejenis manusia apa yang mengatakan hal itu, dan ternyata Wifa.
"Pengen deh seperti itu dengan Deril." Ujar Wifa terang-terangan. "Aa Deril!" Panggil Wifa sambil melambai-lambaikan tangannya pada seseorang.
Rora menoleh ke belakang, ternyata disana sudah ada Deril yang sedang melap peluhnya. Sepertinya Deril habis berolahraga. Rora melihat Deril yang mengabaikan Wifa, dan berjalan menjauh.
Rora melihat Wifa yang hanya bisa mendengus sebal, lalu berjalan lemas seperti mengikuti Deril.
Akting ni pasti. Batin Rora. "WIFI!" Teriak Rora, membuat Arga dan Wifa terpelonjak kaget.
Wifa yang seperti tahu bahwasannya Rora sudah mencurigainyapun hanya terkekeh garing. "Dahh, gue... Gue pergi dulu!" Setelahnya gadis itu berlari kecil menuju arah lain.
Rora mendengus sebal, ia melihat Arga yang ternyata tertawa kecil sambil melihatnya. Rora berkacak pinggang. "Diem!" Bentak Rora dan Arga menurut sambil menahan senyumannya. "Awas lo ulang lagi kejadian tadi, jangan harap lo bisa ada di sekitar gue." Ancam Rora serius. Rora menarik tangan Arga agar ikut bersamanya.
"Jangan tarik-tarik Ra...." Pinta Arga.
Rora melepas tarikannya, lalu memukul tangan Arga. "Nurut aja apa susahnya sih?!"
Arga terdiam, "oke, nih tarik aja biar lo seneng." Arga melebarkan senyumnya.
"Udah kadaluarsa, ayo pulang. Gue ada urusan di rumah." Rora berjalan cepat meninggalkan Arga, dalam hatinya sudah penuh dengan cacian pada dirinya sendiri karena terlalu bodoh menyikapi Arga. Sial, gue kenapa baru nyadar sih?!
"Rora!"
Rora mengabaikan panggilan Arga. Jangan ulang lagi okay? Sekarang lo harus jaga sikap!
"Sayang!"
Rora berhenti melangkah, kakinya terasa kaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
AROGA (END)
Genç Kurgu[ FOLLOW SEBELUM BACA! ] •• "Lo gila, Ga...." "Gue gila karena lo, Arora." Beda keyakinan. Mencintai seseorang yang berbeda keyakinan? Beribadah di tempat yang berbeda? Selalu ditentang kuat keluarga? Tidak lagi menjadi hal yang tabu bukan? Banyak y...