05 - PAPA ARGA 2

107 5 0
                                    

HAPPY READING!

- Perbedaan tidak selamanya bisa disatukan Arga -

Arora Berin

🌠🌠🌠

Rora menggosok-gosok handuk pada rambutnya yang basah, dirinya baru selesai mandi. Dikarenakan Arga lagi-lagi mengajaknya untuk ke rumah. Hari masih menunjukkan pukul 05:21, hari ini Rora mengambil misa pertama, pukul 06:00.

Rora menggantung handuk yang ia gunakan, lalu mulai memakai baju kemeja putih dan rok hitam pendek selutut. Setelah itu ia memakai bedak tipis, lipstik warna cherry dan menimpanya dengan lip gloss. Setelahnya Rora menyemprotkan parfum sebanyak mungkin di bajunya.

"Kelar." Senyum Rora, ia mulai memakai sepatu kanvasnya dan bergegas keluar dari kamar. Ia melihat kekanan dan kiri, sepertinya papa dan abang-abangnya mengambil misa jam 08:00 atau misa siang.

Rora menutup pintu utama rumahnya dengan pelan, lalu menguncinya. Rora mulai berjalan keluar dari pekarangan rumahnya, tapi kaget saat melihat Arga yang sudah duduk lesehan di depan rumahnya. Dari punggungnya Rora menebak Arga sedang galau.

Rora berjalan pelan, guna menghindari Arga, tapi sayang kakinya malah menginjak sampah plastik dan menghasilkan bunyi. Rora berbalik, tepat saat itu Arga menatapnya, jangan lupakan senyum manis Arga satu itu. Rora berdiri tegak, ia melipat tangannya di depan dada.

"Kenapa lo disini?"

Arga berdiri dari duduknya, lalu berjalan mendekat pada Rora. Ia menunduk sedikit, "gue anter?"

Rora tersenyum miring, "gak, terakhir lo anter gue ke Gereja, lo buat masalah besar."

Arga menghela napasnya, lalu mundur beberapa langkah. "Gue jemput di Gereja jam delapan." Setelahnya Arga naik ke motornya, dan menghidupkan mesin motornya. "Hati-hati...."

"Ya."

🌠🌠🌠

Rora berjabat tangan dengan anak omk, tidak lupa menampilkan senyumannya. Misa sudah selesai, dan kini sudah menunjukkan pukul 08:03. Tapi Rora tidak kunjung keluar dari Gereja.

"Cie...." Ledek kak Ani.

"Apasih kak."

"Ahay, udah punya cowo. Ganteng lagi tuh." Ledek kak Ani mendorong-dorong bahu Rora.

"Kenalin ke kita-kita dong...."

"Di--"

"Ra... Ada yang nyariin di luar." Beritahu Niko.

"Siapa?" Tanya Rora, sepertinya ia tidak punya janji apapun pada seseorang.

"Cowok lah pokoknya. Eh, kak Ani, koor latihannya hari sabtu depan ya?"

Rora menjauh dari teman-teman omknya, ia berjalan cepat keluar dari Gereja. Rora tersenyum saat ada ibu-ibu wkri yang menyapanya, Rora berhenti saat melihat punggung seseorang yang tadi pagi menunggunya di depan rumah.

"Arga, ck." Rora hendak kembali berjalan, tapi bahunya terasa disentuh dari belakang. Rora menoleh, ternyata papa dan kedua abangnya.

"Dek ikut misa bareng yok." Ajak Arman.

"Rora ada urusan, makanya ambil misa pagi. Papa sama abang misa bertiga dulu ya? Sana masuk, bentar lagi mulai."

AROGA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang