34 - HILANG

56 3 0
                                    

HII KITA SAMPAI DI END CERITANYA
BLUB BLUB🤞
TAPI BOONG PAL PALE

TAPI BENER DENG, CANDAAAA

🌠🌠🌠

Rora melihat Arga yang sudah kotor dipenuhi lumpur got. Rora sedikit bergidik ngeri, melihat kondisi Arga saat ini, walaupun niatnya baik untuk mencari cincin yang hilang karena ulah Rora, tapi ini seharusnya tidak perlu dilakukan oleh Arga. Karena ini terlalu berlebihan. Tadi Rora sempat menyarankan, agar Arga membeli cincin baru saja, tapi Arga kekeh untuk mencarinya. Rora tahu itu mahal, tapi tetap saja Rora menolak jika Arga harus melakukan ini. Perhatin xixi.

"Udah Ga, gak bakal ketemu!" Bentak Rora. Rora menarik tangan Arga, agar si manusia keras kepala ini keluar dari lubang penuh kotoran itu. "Sekarang kita balik!" Rora baru saja ingin menarik Arga kembali, namun pemilik tangan langsung menyentaknya.

"Gue mau cari cincin kak Asya." Katanya dengan suara parau.

Rora menghela napasnya berat. "Cincin sekecil itu gak bakal ketemu!" Kata Rora penuh penekanan.

Arga berbalik, dan kembali masuk ke dalam lubang got tersebut.

"Arga!" Panggil Rora membentak.

Arga mendongak, "lo disana aja." Titahnya.

Rora menghentakkan kakinya kesal. "Bisa beli baru kan?" Tanya Rora yang entah keberapa kalinya.

Arga mengangguk, membuat Rora bersungut-sungut. "YAUDAH BELI BARU AJA!" Final Rora berteriak.

Arga menghentikan aktivitasnya, Arga melihat Rora dengan pandangan yang berbeda, membuat suasana hati Rora menjadi dag dig dug ser. "Pasti beda." Ucapnya, membuat Rora mengerutkan dahinya tidak mengerti.

"Maksud lo?"

Arga tersenyum singkat, lalu kembali mencari cincin tersebut.

Rora mendengus sebal, karena pertanyaannya tidak dijawab. Rora termenung sebentar, hingga pikirannya mengingat ajakan Arga satu bulan yang lalu.

"Kapan kita ke Seoul?" Tanya Rora kepo.

"Batal." Ungkap Arga.

Rora berdecak sebal, padahal semua keperluan sudah di beli, tinggal menunggu hari libur saja. "Why?"

Hening

Gak di jawab lagi, emang ni bocah mintak gue putusin. Batin Rora misuh-misuh.

"Rora!"

Rora mendengus sebal, saat melihat penampakan Reno yang berlari ke arahnya.

"Apa?" Tanya Rora saat Reno sudah berdiri di depannya. Reno tidak terlihat baik-baik saja, membuat Rora semakin penasaran. "Kenapa?"

Reno memeluk Rora dengan erat, lalu mengeluarkan isakan, dan Rora menjadi semakin bingung. Rora melepaskan pelukannya pada Reno.

"Apasih kak? Lo kenapa dah?" Heran Rora.

Reno menunduk, "Papa dan Lukas...."  Reno menggigit bibir bawahnya, seakan sulit untuk melanjutkan kalimatnya. Hal itu membuat jatung Rora berdetak cepat, sekukur tubuhnya gemetaran.

AROGA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang