HAPPY READING!
- Jika senyuman itu bukan untukku, setidaknya berikan kepada orang yang tidak ku benci -
Arora Berin
🌠🌠🌠
Rora mengangkat kakinya keatas meja, tiga jam mata pelajaran kosong, dikarenakan guru sejarah sakit. Hanya ditinggalkan tugas, dan itu dikumpul minggu depan. Mood Rora juga bagus kali ini. Tadi, saat upacara berlangsung, Rora sama sekali tidak melihat batang hidung Arga.
"Guys, ke kelas sebelah yuk!" Ajak seorang siswa kelas Rora dari luar jendela kelas.
"Ngapain? Bukannya ada guru?" Heran Gio.
Siswa tersebut mendengus. "Maen la, sekalian pdkt sama anak ipa satu, banyak yang bening uy." Kekeh siswi itu.
"IPA SATU?!" Kejut semuanya, "HAYU GAS!" Teriak seisi kelas itu kompak, semuanya berbondong-bondong keluar kelas. Rora juga ikutan, ia tidak bisa membiarkan matanya ini tidak terbuka lebar jika tidak melihat cogan di kelas Ipa 1, apalagi mas crushnya ada disana.
Rora dan teman-teman kelasnya langsung masuk kedalam kelas ipa 1, dan mereka disambut dengan hangat. Rora bersembunyi dibalik punggung Gio, Rora sempat kontak mata dengan mas crushnya yang sibuk duduk di atas meja sambil melipat tangan di depan dada. Jangan lupakan penampilan crushnya yang urakan itu, terkesan anak ips, tapi nyatanya crushnya itu ialah anak ipa, dan merupakan siswa terfavorit.
"Glowing smiriwing amat si Justin...." Bisik Lia pada Gio, sambil menunjuk-nunjuk crush Rora. Gio pun berdecih, lalu menyugar rambutnya kebelakang.
"Gantengan juga gue...." Percaya diri Gio berkelebihan.
Rora memutar bola mata malas, ia menyolek pinggang Gio. "Jadi... Kita bertiga ngapain? Yang lain dah pada gabung tuh." Rora menunjuk kelompok-kelompok yang sudah terbentuk dan sibuk masing-masing, ada kelompok gosiping, kelompok gaming, kelompok kalem/anak rajin, kelompok bermain tod, dan selebihnya kelompok random.
Gio memegangi pinggangnya yang dicolek Rora. "Main nyolek aja lo Ra, geli gue...."
"Itu aja geli, lemah." Ledek Lia dengan suara lantang, dan tidak lupa mengacungkan jempol kebawah pada Gio.
Rora dan Gio langsung menoyor kepala Lia, dikarenakan pandangan seluruh manusia yang ada di dalam kelas ipa 1 mengarah pada ketiganya.
"Bikin malu." Sebal Rora berbisik.
"Tau tuh!" Kesal Gio.
"Hehe, maap." Cengir Lia.
Rora dan Gio mendengus, mereka bertiga langsung menggandeng Lia. Mereka, maksudnya Gio dan Rora memilih untuk duduk di kelompok random saja, dibanding harus bergabung dengan kelompok lain. Apalagi Rora bisa salting jika bergabung dikelompok tod, disana sudah ada mas crushnya yang terus saja menatap primadona ipa 1. Siapalagi kalau bukan Arabella yang kerap Rora, Wifa, Lia dan Gio panggil anabel, dikarenakan Arabella begitu cantik seperti boneka hidup, hidung mancung, mata belo, pipi cuby sedikit, alis rapi, buku mata lentik, kulit seputih susu, rambut ikal, body oke dan otak cerdas. Sudahlah, Rora yang hanya serpihan kerikil tidak bisa mengalahkan gadis itu, ia cukup menganggumi Justin dalam diam saja, seperti gadis lainnya.
"Sekarang kita main apa?" Tanya Gio sok akrab pada anak ipa 1, disini hanya ada mereka dari kelas ips 3.
"Random lah, udah tau kelompok ini random." Ujar salah satu siswa dengan nada timurnya.
"Santai dong!" Ngegas Gio tidak terima.
Rora menoyor kepala Gio, sepertinya teman kelasnya satu ini amat suka tersinggung, dan bodoh. Sudah tau siswa yang berbicara padanya tadi itu adalah orang timur. Otomatis nadanya seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AROGA (END)
Teen Fiction[ FOLLOW SEBELUM BACA! ] •• "Lo gila, Ga...." "Gue gila karena lo, Arora." Beda keyakinan. Mencintai seseorang yang berbeda keyakinan? Beribadah di tempat yang berbeda? Selalu ditentang kuat keluarga? Tidak lagi menjadi hal yang tabu bukan? Banyak y...