24 - CEMBURU?

80 2 0
                                    

HAPPY READING!

🌠🌠🌠

Rora merenggangkan otot-ototnya, pagi hari yang mendung ini, Rora harus duduk di jok motor belakang motor abangnya, di depannya sudah ada Lukas.

"Kak Lu...." Panggil Rora dengan nada manja, seperti menginginkan sesuatu. "Kak Lukas." Panggil Rora yang kedua kalinya. Rora langsung tidak mood karena kakak keduanya sama sekali tidak merespon.

Tidak butuh waktu lama akhirnya motor metik milik kedua abang Rora berhenti di depan gerbang sma.

Rora turun dari motornya, dan melepaskan helmnya. Rora menghentakkan kakinya, lalu berjalan masuk ke dalam sekolah. Rora sedikit menoleh ke belakang, abangnya itu sama sekali tidak ada niatan membujuknya, malah pergi begitu saja.

Rora mendongak ke atas langit. "Kasih kak Lukas sifat care dong, dikit aja. Ga pa-pa." Mohon Rora.

"Ngapain?" Tanya seseorang.

Rora menoleh ke samping, ternyata Arga, Rora mendengus sebal. Moodnya semakin hancur saja. "Menurut lo?"

Arga mengacak rambut Rora gemas. "Mau gue anter?"

Rora menepis tangan Arga, "gak. Gue bukan bocah." Setelahnya Rora pergi meninggalkan Arga yang terus saja tersenyum melihat Rora yang sudah menjauh.

"Kawai." Ucapnya.

"Apaan yang kawai?" Tanya Andre. berhasil membuat Arga terpelonjak kaget.

Pletak

"Assalamualaikum, bisa?" Sebal Arga.

Andre menghela napasnya, cowok itu membungkuk sedikit. "Inailahi."

Arga hendak melayangkan tangannya untuk memukul kepala Andre, tapi cowok itu tahan. "Astagfirullah, Astagfirullah." Arga berjalan pergi meninggalkan Andre, seperti menahan diri agar tidak berbuat lebih pada Andre.

Andre menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Dia kira gue apaan, ngucap dari tadi." Sebal Andre.

⊂( ̄(エ) ̄)⊃

Rora membersihkan kukunya yang sudah dihiasi daki-daki dari tubuhnya, sangat jorok. Sekarang Rora ada di kantin, bersama Wifa pastinya. Wifa sedari tadi merinding sendiri melihat kelakuan absurb Rora. Memungut lidi di sekitar cogan sma, lalu membersihkan kukunya yang hitam itu di depan mata kepala cogan, sangat tidak anggunly dan slayly, untung saja Wifa melihat Rora, dan langsung menarik Rora menuju kantin.

"Ah bersih." Puas Rora sambil tersenyum berseri-seri.

Wifa memukul kepala Rora dengan sendoknya, tidak keras dan Rora juga hanya menatap Wifa dengan tajam. "Lo bisa jangan mempermalukan diri sendiri? Di depam cogan lagi!" Kesal Wifa. "Gue sebagai teman lo rada malu." Jengah Wifa frustasi dengan tingkah Rora.

Rora meniup-niup dakinya yang sudah keluar dari sarangnya, tepatnya kukunya. Rora seperti menganggap menye-menye Wifa angin lalu saja.

"Ra lo harus...." Wifa terus saja bercoloteh, tapi satu katapun tidak dibiarkan masuk ke telinga Rora. Mata Rora melihat ke ujung kantin, ternyata disana sudah ada Arga yang berjalan sendiri, tapi Rora curiga pada dua gadis di belakang Arga. Sepertinya mengikuti Arga. Dia Nabila dan Anggun.

AROGA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang