35 - SUSTER RORA

47 2 0
                                    

HAPPY READING!

🌠🌠🌠

Tidak usah menunggu, aku tidak akan kembali

-Arora Berin

🌠🌠🌠

5 bulan kemudian...

Arga meminum air putihnya dengan sekali teguk. Setelahnya cowok yang kini memakai kemeja putih itu melempar botol tersebut ke tong sampah. Setelahnya Arga berlari menuju lapangan universitas, dimana sudah ada lautan manusia yang berbaris rapi.

Arga mengambil barisan di belakang, dimana dirinya akan aman, tanpa mendengar teriakan kating yang menjadi manusia penyalahgunaan kekuasaan dalam dua minggu ke depan.

"SEMUANYA SUDAH MEMBAWA KAOS KAKI WARNA WARNI?!" Tanya Kating berjenis kelamin pria dengan menggukan toa.

"UDAH KAK!" Jawab semua mahasiswa/i dengan ekspresi penuh kesiapan untuk menghadapi keangkugan semua Kating.

Arga melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, sudah pukul delapan tepat. Tapi ia tidak melihat gadis yang selama ini ada bersamanya.

Arga menghembuskan napas panjang, pasti gadis yang selalu datang terlambat itu akan libur.

(づ ̄ ³ ̄)づ

Arga melihat Andre yang terus makan dengan anteng di hadapannya. Semenjak kejadian kemaren Arga menjadi ingin memusuhi Andre. Padahal Andre baru saja menginjakkan kakinya dua hari lalu di kota ini. Setelah lama di luar kota untuk menggantikan bisnis orang tuanya yang ada di luar kota. Dan Andre ternyata diterima di Universitas yang sama dengan Arga. Universitas ini adalah pilihan kedua Arga. Pilihan pertama Arga ialah Universitas ternama. Arga tidak diterima disana. Padahal nilainya lumayan bagus. Salah satu siswa dan siswi yang masuk ke universitas itu adalah Deril dan Wifa, dari kelasnya. Dari kelas lain, Arga tidak tahu.

"Kemaren gue cuma bercanda elah... Yakali Rora udah nikah." Ucap Andre dengan tiba-tiba. Andre menyuap kembali nasi uduk yang sedari tadi ia kunyah. "Tapi Ga, gue bingung kenapa Rora tiba-tiba hilang ya? Udah masuk lima bulan ini." Ujar Andre memperumit pikiran Arga yang sudah bercabang jauh-jauh hari memikirkan kekasih yang hilang entah kemana.

Arga menghela napasnya gusar. "Gue gak tau." Jawabnya dengan raut wajah lempeng.

Andre menepuk bahu Arga berusaha menguatkan Arga. "Gue udah berusaha semaksimal gue Ga. Tapi gue gagal, dia berhasil kabur dari cengkraman gue." Ucap Andre membuat Arga mengerutkan dahinya karena tidak mengerti.

"Maksud lo?"

Andre terkekeh garing. "Justin berhasil dapatin Arabella." Ucap Andre.

Arga langsung mengubah ekspresinya menjadi datar. "Kapan?"

Andre meneguk air mineralnya dengan hikmat. "Baru aja kemaren, udah tunangan." Jawab Andre.

Arga menarik sudut bibirnya. "Bagus, jadi gak ada lagi yang bisa rebut Rora dari gue." Senang Arga.

Andre terbahak, "lagian Rora mau sama lo?" Tanya Andre berhasil melunturkan senyum Arga.

"Gak." Balas Arga cemberut.

"Kasihan...." Cibir seseorang yang tiba-tiba saja datang tanpa diminta. Dia Bulan. Kalian masih kenal? Gadis yang dikenalkan oleh kak Asya. Bulan duduk di kursi samping Andre. "Maaf ya Ga, aku telat." Ucap Bulan menundukkan kepalanya. Gadis bergamis itu tampak selalu sopan pada Arga.

AROGA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang