09 - POTEK

95 4 0
                                    

HAPPY READING!

MAAF TELAT POST😀💔
SAYA UP TIGA PART NI, JANGAN LARI👹

🌠🌠🌠

Rora memilih untuk meliburkan diri, ia beralasan pada papa dan abangnya, bahwa ia ingin me time di kamar, jadi tidak boleh diganggu. Padahal Rora libur begini karena ingin menghindar dari Arga. Walau kemungkinan kecil, Arga menghampirinya, dikarenakan Arga berubah 100% dari biasanya. Entah kuntilanak sejenis apa lagi yang merasuki cowok itu hingga tidak menjemput Rora kemaren.

Rora menghidupkan proyektor dan mulai memutar film bergenre fiksi remaja, Rora mengambil ponselnya sekejap, dan membuka wa. Rora melotot saat melihat notif ratusan dari Arga.

"Ni anak aneh bener, kemarin gak kemput gue, sekarang tiba-tiba nyariin. Cape gue. Untung udah jadi mantan. Walaupun mantan boongan sih." Omelnya, Rora tidak mengubris chat Arga. Ia menaruh ponselnya di samping mangkuk baksonya, dan mulai fokus menonton film.

2 hours laters

Rora menangis tersedu-sedu, dirinya menangis bombay karena film yang di tontonnya sad ending. Dimana si pria meninggal dan si wanita bunuh diri karena depresi, akibat cinta beda agama.

Rora berhenti sekejap menangis, ia memikirkan jika dirinya dengan Arga seperti itu. Rora merinding sendiri. Ia langsung melempar beberapa tisu ke lantai, "amit-amit anjir!"

Rora terkesiap. "Eh, ngapain juga gue sangkut pautin sama Arga, seharusnya 'kan Justin. Ah sudahlah."

Rora mematikan proyektornya, lalu membuka gorden kamarnya lebar-lebar. Rora langsung menutup matanya saat menerima pencahayaan terang secara tiba-tiba. Beberapa detik, akhirnya Rora membuka matanya.

Rora mendorong Jendelanya, agar angin pagi masuk ke dalam kamarnya. Rora menghidupkan musik pagi yang biasa ia putar jika moodnya tengah kacau, seperti hari ini. Pikiran dan hatinya kacau, pertama karena Arga, kedua karena film tadi.

"Dek, papa bawa es cendol nih. Mau gak?" Tanya Arman yang ada di balik pintu kamar Rora.

Rora berjalan malas menuju pintu kamarnya, ia membuka pintu tersebut dan menemukan kantong plastik hitam di bawah pintu. Tunggu, tadi Rora mendengar suara papanya, lalu mengapa tiba-tiba papanya tidak ada?

"Pa...."

"Iya dek?" Rora kaget saat papanya ada di balik dinding kamarnya. "Hehehe."

Rora menepuk punggung papanya pelan, "jantungan Rora...." Kesal Rora.

"Ya maap."

Rora menggeleng kecil, ia masuk kedalam kamar lalu menutup pintunya. Tidak peduli dengan teriakan papanya yang menyuruhnya untuk mandi dan jalan-jalan keluar.

🌠🌠🌠

Rora mencoret-coret bukunya, dirinya bosan di kamar. Ia butuh udara segar di luar, tapi Rora sudah bertekat untuk tidak keluar seharian penuh. Rora takut nanti ada Arga yang tiba-tiba muncul macam setan.

"Bosen, tapi gak mau keluar. Solusinya apa ya?" Monolog Rora. "Kalau nonton? Ah bosen, main hp? Dari tadi gue ogah banget buka hp." Keluhnya. Rora merebahkan kepalanya di atas meja belajar, ia memainkan lampu belajarnya. Menghidupkannya lalu mematikannya berulang kali.

AROGA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang