Chapter 24

29 14 0
                                    

"Sebaik apa pun rahasia disembunyikan, pasti akan terbongkar."

•DIFFERENT•

Aditya terus mengejar Cahaya dari tangga tadi sampai koridor yang sepi.

Laki-laki itu tidak mau memberi kelengahan walau hanya sekejap. Aditya terus berbicara meminta agar Cahaya mendengarkan penjelasannya.

"Aya, coba lo dengar dulu penjelasan gue kenapa gue melakukan ini semua."

Cahaya tidak peduli. Dia butuh kesendirian.

"Ay, jangan kayak gini bisa kan? Gue tahu lo cemburu tapi jangan sampai lo marah dong. Kasih gue kesempatan buat jelasin semuanya."

"Aku nggak cemburu!" bantah Cahaya.

"Lo bohong!" Aditya meraih tangan Cahaya, membuat kekesalan lagi dalam diri Cahaya.

"Aku nggak cemburu, dan untuk apa aku cemburu?"

"Karena lo suka gue!"

Dihempaskan tangan Aditya dengan kasar.

"Nggak usah kepedean Kak," lirih Cahaya.

"Waktu yang kita habiskan bersama, masa nggak ada rasa di hati lo. Gue tahu lo suka sama gue."

Cahaya mengepalkan tangannya. Dia berusaha menahan segala sesak yang menyelimuti hatinya lagi.

"Aku mungkin suka sama Kak Aditya, tapi bukan berarti Kak Aditya bisa seenaknya aja sama aku. Kita ini—"

"—nggak ada hubungan. Iya kan? Lo hanya butuh status di antara kita, maka akan gue kasih, Ay. Lo hanya butuh kesabaran aja."

Sebenarnya Cahaya ragu untuk mengatakan itu. Tapi dia memang menyukai Aditya, namun soal status hubungan di antara keduanya, Cahaya merasakan keraguan, Cahaya merasa jika seharusnya dia tidak usah mendengarkan kata hatinya yang mungkin saja salah.

Aditya meraih kedua tangan Cahaya, diusapnya dengan lembut. Tatapan manik hitam itu kembali Cahaya dapatkan, tatapan teduh yang begitu tenang.

"Gue nggak pernah seserius ini sama perempuan, jadi lo adalah orang yang beruntung karena dicintai gue dengan sepenuh hati. Gue mencintai lo melebihi apa pun. Gue akan buktikan semua ucapan itu disaat yang tepat dan secepatnya."

Cahaya terdiam.

"Gue tahu lo bukan perempuan gampangan, makanya gue akan buktikan kalau gue benar-benar mencintai lo, tulus Aya tanpa maksud apa pun. Gue sengaja ikut dance sama Alfi, karena gue mau tahu seberapa cemburunya lo ke gue, karena kalau lo cemburu, itu tandanya lo suka sama gue. Sayangnya, lo gengsi mengakui itu," ungkap Aditya.

Cahaya membalas tatapan Aditya dengan serius. Ada yang lebih penting dari kecemburuannya.

"Kak Aditya masih ada yang belum jujur sama aku," ucap Cahaya.

"Soal berangkat bersama Alfi? Gue hanya kasih tumpangan dia di halte, karena posisinya hujan akan turun," jawab Aditya.

"Satu lagi."

"Soal gue yang melarang lo melakukan hal ini dan itu? Semua itu karena gue nggak mau lo kenapa-napa dan soal Lintang, gue cemburu. Karena Lintang benar-benar good boy. Beda sama gue, Aya. Gue hanya nggak mau lo pindah ke lain hati."

Bibir Cahaya tersenyum tipis.

"Lalu yang lainnya?"

"Yang mana?"

"Soal ... "

Tiba-tiba terdengar suara penuh emosi terdengar menggelegar di ujung bagian kanan koridor yang tidak jauh dari mereka berdua, membuat Cahaya menggantungkan kalimatnya karena merasa terganggu.

DIFFERENT [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang