Chapter 17

28 10 1
                                    

"Sedikit jeda untuk kita yang mustahil bersama."

•DIFFERENT•

Cahaya mengobrak-abrik lemarinya untuk mencari baju mana yang akan dia pakai di acara opening cafe mereka malam ini.

Lima belas menit yang lalu dia sudah menyelesaikan make up, tapi sampai sekarang belum ada baju yang cocok untuk dipakainya.

"Cahaya, Udah belum, Nak? Acara akan dimulai 20 menit lagi," tanya Ayah sambil membuka pintu kamarnya.

"Astagfirullah Cahaya, ini kamar apa kapal karam? Pakaian di mana-mana, kamu juga, belum berganti masih pakai baju santai," omel Ayah sambil memunguti pakaian yang sudah sebagian Cahaya lemparkan karena tidak cocok saat dia memakainya.

"Cahaya nggak ada pakaian Ayah," rengeknya. Kelemahan Cahaya adalah tidak paham outfit of the day yang cocok untuk acara nanti. Sebagai perempuan, Cahaya merasa kalau kelemahan ini sangatlah menyebalkan.

"Ini baju Aya, ini juga. Rata-rata masih baru semua." Ayah menunjukkan beberapa gantung baju yang masih baru.

Cahaya merengut kesal.

"Kayaknya Cahaya nggak jadi ikut deh, Yah," ungkap Cahaya sambil terduduk lesu di kasur.

"Dasar perempuan, baju masih banyak tapi bilangnya nggak ada baju. Ayah suka aneh sama perempuan, kalau mau pergi pasti mikirin pakai baju apa, padahal satu lemari banyak itu."

"Pengalaman pasti Ayah nih."

"Iya dong. Ayah kan banyak mengenal cewek, kalo di ajak jalan pasti hal yang diributin soal baju. Menurut Ayah baju apa aja cocok kok asal rapih dan wangi."

"Tapi harus sesuai acaranya Yah, nanti kita dikira nggak tahu ootd."

"Apa itu ootd?"

"Outfit of the day, Ayah."

Ayah menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"Anak muda zaman sekarang bahasanya semakin populer aja. Ayah baru tahu itu bahasa kerennya."

"Seperti itu lah, Yah."

"Yaudah, kamu cepat ganti baju. Pakai warna soft aja, lima menit lagi Ayah tunggu."

"Baiklah."

🌝🌝🌝

Malam ini tidak ada yang bisa menghentikan balas dendamnya. Malam ini akan menjadi miliknya. Balas dendam yang sempat tertunda harus segera dibalas.

Di balik helm full face, ada rahang yang mengeras, mata memerah dan napas yang memburu.

Motor kawasaki ninja merah itu melaju cepat, saling meliuk-liuk di antara kendaraan pribadi dan umum. Bahkan sengaja memelankan tarikan gasnya dia antara truk bermuatan banyak.

Saat sampai di pertigaan, Aditya memilih jalan ke kanan, jalanan sepi yang jarang dilewati pengendara.

Bibirnya tersenyum devil saat manik hitamnya menemukan motor kawasaki ninja hitam milik rival sejatinya, Guntur.

DIFFERENT [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang