"Apa yang pergi, tidak semuanya kembali. Jika kembali, pasti tidak akan sama lagi."
•DIFFERENT•
Hari cepat berlalu, minggu demi minggu telah terlewati, bulan pun telah berganti. Tidak pernah Cahaya sangka jika dirinya sudah memasuki dua bulan sejak kepindahannya ke SMA Trisatya.
Dari yang belum tahu banyak tentang sekolah, kini Cahaya lebih memahaminya. Dia juga sudah mulai terbiasa berbaur bersama kalangan murid dari kelas lain. Baik pertemuan di kegiatan sekolah atau ketidaksengajaan.
Cahaya mulai terbiasa untuk membuka hal yang kecil, meskipun dia tetap introvert, sesuai versinya.
"Gue perhatiin Kak Aditya nggak pernah ganggu lo lagi. Why?" tanya Kartika.
Mereka kini sedang duduk di kursi panjang yang terbuat dari besi di depan kelas mereka.
Cahaya menutup novelnya dan menoleh ke arah Kartika.
Gadis bermata belo itu sedang melihat ke arah lapangan basket. Di mana ada Aditya, Ishan, Bagas dan beberapa anak laki-laki angkatan kelas 11. Mereka sedang bersenda gurau sambil bermain bola basket, mengisi waktu sebelum memasuki minggu terakhir masa belajar menuju mid semester.
Cahaya berdeham. Matanya ikut melihat ke mana Kartika lihat.
"Aku yang minta Kak Aditya menjauh," jawabnya.
"Alasannya?"
"Dari dulu aku udah bilang, kalau aku risih sama sikapnya. Dan sejak aku mual di UKS, Kak Aditya di sana, kita mengobrol sampai akhirnya aku minta Kak Aditya untuk menjauh."
"Dan dia mau?"
"Buktinya sekarang Kak Aditya nggak pernah ganggu lagi."
"Waw, Cahaya. Lo sebegitunya berpengaruh untuk seorang Kak Aditya. Dia langsung menurut, gue nggak percaya," ucap Kartika penuh kehebohan.
Cahaya tersenyum tipis.
"Memang harusnya seperti itu, Kak Aditya menjauh dari aku."
Kartika menyerongkan duduknya.
"Lo nggak merasa kehilangan?"
Dia nampak berpikir. Apakah Cahaya merasa kehilangan? Dia rasa tidak. Ada dan tidaknya Aditya yang selalu mengganggunya itu tidak berpengaruh ke hal lain. Semuanya biasa saja.
"Gue rasa lo merasa kehilangan," tebak Kartika.
"Nggak! Nggak sama sekali," elak Cahaya.
Decakan keluar dari bibir Kartika.
"Cahaya, kalau lo nggak merasa kehilangan, lo nggak akan berpikir lama. Lo harusnya langsung jawab saat gue bertanya. Right?"
"Bukan gitu, Kartika."
"Terus apa? Lo itu harusnya tahu kalau Kak Aditya juga sudah mempengaruhi lo."
Cahaya tidak merasa seperti itu. Kartika salah besar.
"Bukan—" Cahaya menggantungkan kalimatnya saat bola basket menggelinding dan menyentuh kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT [SELESAI]
Novela Juvenil𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐜𝐨𝐩𝐲 𝐩𝐚𝐬𝐭𝐞⚠️ "Selamat tinggal Cahaya, selamat berpisah. Aku akan selalu menjagamu dari jarak yang paling jauh." •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• "Selamat tinggal Kak Aditya, selamat berp...