Chapter 1

366 35 56
                                    

"Pada kisah yang baru dimulai, kutitipkan harapan indah diakhir cerita."

•DIFFERENT•

Sorak-sorai penonton lomba Hari Kemerdekaan terdengar heboh di lapangan upacara. Sebagian dari mereka meneriaki nama jagoannya masing-masing. Sedangkan sebagiannya mendukung siapa saja yang menang.

"Tarik! Tarik!" Suara cowok mendominan di sisi barat lapangan.

"Ayo tarik!" Teriakan histeris milik anak perempuan terdengar di sisi lapangan bagian selatan.

Di antara banyaknya murid yang menonton dengan heboh lomba tarik tambang itu, hanya satu gadis yang malas melihatnya. Apalagi tatapan milik Kakak kelas yang sedari tadi terus memperhatikannya dibagian penonton anak laki-laki membuat dirinya tidak nyaman.

"Kelas aja, yuk!" ajaknya pada temannya yang sedang sibuk bersorai heboh.

"Hah? Ke mana Aya?" tanya Kartika pada Cahaya yang lebih dulu memilih meninggalkan area lapangan.

"Cahaya! Tungguin gue!" panggil Kartika.

Cahaya terus melangkahkan kakinya menuju koridor kelas 10 IPA 1. Ruang kelas yang terletak di sisi bagian timur dengan menghadap langsung ke lapangan.

"Cahaya, kok kita balik ke kelas?" tanya Kartika bingung.

"Kamu tahu sendiri kan, Kar? Dari awal aku masuk sekolah ini lima hari lalu, Kakak kelas itu mulai ngusik aku. Dan tadi dia ada di sana," tutur Cahaya.

Kini keduanya duduk di kursi nomor tiga barisan kedua dari pintu. Untung saja setelah kepindahannya di SMA Trisatya, Cahaya langsung mendapatkan teman baru yang memang satu frekuensi dengannya.

"Kak Aditya maksud lo? Anak kelas 11 IPS itu?" tanya Kartika.

"Siapa lagi kalau bukan dia. Aku heran deh, kenapa sih dia dan kedua temannya itu suka gangguin aku, risih tahu!"

Awalnya dia memang tidak pernah tahu jika di sekolah barunya akan menemukan orang yang menyebalkan seperti Aditya Lucas Baskaro. Kakak kelas yang selalu mengganggunya, dari minta nomor telepon, mengajak pulang bareng dan makan di kantin.

"Kata gosip Kakak kelas yang gue dengar, katanya Kak Aditya itu memang ramah dan antusias sama hal yang baru. Nama lo aja udah masuk trending gosipan para senior tahu," jelas Kartika.

Mata Cahaya membola. "S-seriusan? Kok bisa?"

Kartika mengangguk cepat. "Bisa lah Aya, secara Kak Aditya itu pentolan sekolah bersama Kak Bagas dan Kak Ishan. Jadi, apapun yang bersangkutan dengan mereka terkhususnya Kak Aditya maka akan jadi bahan gosipan sekolah."

"Tuh, kan. Aku itu anti banget sama yang namanya gosip. Seriusan, baru jadi murid SMA di sekolah lama aja aku jauh dari kata gosip, di sini malah jadi bahan gosip. Baru lima hari loh."

"Selagi lo nggak macam-macam aja sama Kak Aditya, lo pasti aman. Mereka itu anak nakal yang kerjaannya berantem, tawuran dan bolos sekolah. Banyak musuh dan banyak teman juga, sih. Hati-hati kalau mau bahas dia, soalnya dinding sekolah punya telinga," peringat Kartika.

Cahaya menghela napas berat. Demi mengikuti sang Ayah yang pindah karena pensiun dari kerjaan Dinas-nya demi mengurusi Cahaya yang sudah tumbuh besar, dia malah terjebak di antara orang-orang baru dengan karakter yang berbeda.

🌝🌝🌝

Bibir Aditya menyungging saat gadis yang sedari tadi diperhatikannya pergi menuju ke kelas.

Sebenarnya Aditya tidak kehabisan list perempuan cantik dan manis, tapi yang satu ini adalah hal yang sangat unik.

DIFFERENT [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang