Chapter 16

64 13 1
                                        

"Menjauh untuk menjaga."

•DIFFERENT•

Diperhatikan dalam jarak yang tidak jauh memang tidak membuat risih tapi mampu membuat Cahaya mati gaya.

Biasanya dia makan dengan menikmati tapi kali ini dia harus rela menahan kecanggungan.

Di depan sana yang terhalang oleh dua meja, Aditya tengah duduk bersandar di dinding sambil memainkan ponselnya.

Mungkin terlihat biasa saja untuk orang lain, tapi Cahaya mengumpati dalam hati betapa gugupnya dia.

Bagaimana tidak gugup. Aditya baru saja mengirimkannya foto ketika Cahaya sedang makan. Untung saja hasilnya tidak jelek.

"Kayak nggak ada kerjaan lain aja, masa orang makan difoto," dumelnya.

Suasana kantin yang mulai ramai membuat Cahaya sedikit bersyukur. Karena meja yang semula kosong di depannya mulai ditempati.

Bibir Cahaya tersenyum saat pandangan Aditya terhalang oleh orang-orang di sana.

"Sendirian aja, nih?" tanya seseorang.

Cahaya menoleh ke samping. Raut wajahnya berubah bingung dengan laki-laki yang berpakaian tidak disiplin.

"Gue Guntur, dari 11 IPS 4," ucap Guntur sambil mengulurkan tangan.

Cahaya pun membalas uluran tangan itu.

"Cahaya, Kak."

Baru saja tangannya hendak ditarik, Guntur malah menahannya.

"Tangan lo lembut, gue suka."

Cahaya menarik kasar tangannya dan kembali makan.

Bukannya pergi, Guntur malah duduk di samping Cahaya. Tangannya memangku dagu dengan arah pandangan yang tertuju kepada Cahaya.

Jujur saja Cahaya tidak nyaman. Bukannya bebas dari gosip, dia malah kejebak gosip lagi.

Setelah menghabiskan makanannya, Cahaya berniat untuk pergi lalu kembali ke kelas, tapi Guntur menahan pergelangan tangannya.

"Buru-buru banget, sini aja dulu. Kita mengobrol asik," ucap Guntur.

"Maaf Kak, aku harus ke kelas."

"Bel masuk masih lama. Sini aja, Cahaya."

"Kak, maaf lepasin."

Sekuat tenaga Cahaya mencoba melepaskan cekalan itu, tapi tenaganya tetap saja kalah dengan Guntur.

"Lo menyakiti dia!" bentak Aditya

Cekalan Guntur terlepas saat tangan kekar milik Aditya menarik kasar tangan Cahaya hingga menimbulkan kemerahan di sana.

"Ganggu lo! Nggak lihat gue lagi bersenang-senang, hah?!" kesal Guntur.

Laki-laki itu berdiri, mendorong kasar bahu Aditya.

"Lo pikir lo siapa! Lancang banget lo pegang tangannya!" emosi Aditya.

DIFFERENT [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang