Chapter 5

110 15 7
                                        

"Bukan soal siapa dan kenapa, tapi ini soal bagaimana."

•DIFFERENT•

"Masih sakit nggak?" tanya Kartika pada Cahaya. Keduanya kini sudah duduk tenang di kelas setelah dari UKS.

Tadi Cahaya tidak sengaja menabrak Kartika hingga membuat telapak tangannya tergores pinggiran pot bunga di pinggiran lantai koridor.

"Enggak kok, Kar. Aku nggak papa," jawabnya.

Kartika bersyukur.

"Jadi, Ay, semalam itu memang lo nggak tahu apa-apa soal foto di feed Kak Aditya?"

Cahaya menggeleng. "Aku masih bingung, dari mana Kak Aditya tahu."

"Tanya aja sama yang bersangkutan."

"Nggak gitu juga konsepnya, Kartika."

"Kenapa lo ribet banget? Cuma sosial media juga kan."

"Aku kan butuh privasi. Aku pemilih orangnya, Kar."

"Terus sekarang gimana?" tanya Cahaya bingung.

"Gue juga nggak tahu, Ay. Udah lah nggak usah dipikirin," ucap Kartika menyemangatinya.

Cahaya menghela napas kasar. Harus bagaimana lagi dirinya menyikapi semua kelakuan Aditya. Kakak kelasnya itu tidak kehabisan cara untuk mengusiknya. Mungkin kemarin masih sembunyi-sembunyi, tapi sekarang Aditya terang-terangan mengusiknya.

"Permisi," ucap seseorang di depan pintu kelas.

Semua mata melihat ke arahnya. Seketika mereka saling menatap dan berbisik satu sama lain.

Lain halnya dengan Cahaya, matanya tidak bisa berbohong jika dirinya sangat takut melihat Aditya lah orang yang ada di depan kelasnya saat ini.

"Boleh masuk?" tanyanya.

Mereka diam. Bagaimana pun Aditya senior, mereka takut jika menolak tapi jika mengiyakan Aditya, itu beresiko karena sudah waktunya jam pelajaran.

"Diam kalian berarti iya."

Cahaya meneguk saliva dengan susah payah, perasaannya gugup menyelinap saat Aditya menghampiri dirinya. Baru saja laki-laki itu dibicarakan, sekarang sudah ada di hadapannya.

"Minggir!" usir Aditya pada Kartika.

Dengan cepat Kartika menyingkir, membiarkan Aditya duduk di kursinya.

"Gue mau bicara sama dia, jadi jangan ada yang menguping!" Suara yang terdengar kasar dan tidak mau dibantah membuat seisi kelas kembali ramai dengan obrolan yang random. Meskipun mata mereka sering melirik ke arah Cahaya dan Aditya.

"Kenapa lo berangkat duluan?" tanya Aditya dingin.

Mata Cahaya melirik Kartika yang menyandar di meja samping tempat duduk mereka, wajahnya terlihat khawatir dengan Cahaya.

"Gue di sini, di samping lo, bukan di sana." Aditya menarik dagu Cahaya agar wajahnya berhadapan dengan sang pemilik alis tebal itu.

DIFFERENT [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang