14

1.7K 174 4
                                    

Aku duduk cemberut didepan televisi seraya memangku keripik singkong yang dibeli Tante Rosy entah dari mana. Pak Erick duduk disebelahku dengan sweater dan celana training. Lelaki itu masih demam tapi memaksa mandi air dingin, katanya kalau mandi air hangat tidak merasa segar dan yang membuatku makin kesal adalah dia benar-benar minta dimandikan. Catat dimandikan, kalau batita aku sih oke saja ini pak dhenya batita, memang aku sering melihat pak Erick telanjang dada saat berenang, tapi dia kan memakai celana renang yang ketat. Berbeda dengan saat mandi, hampir saja dia telanjang bulat kalau saja aku tidak berteriak-teriak minta dia pakai celana. Alasannya mana ada mandi masih pakai celana nanti tidak bersih juniornya, nanti selangkangannya gatal dan segudang alasan lainnya. Aku menolak memandikan kalau dia telanjang bulat. Akhirnya Pak Erick mengalah, dia memakai celana dalam saja saat mandi membuatku berulang kali menelan air liur karena bentuk badan yang bagus dan tonjolan dia pangkal pahanya yang menggembung besar. 

"Buka sekalian ya Ay, biar bisa disabunin."

"Abang mandi sendiri kalau gitu!"

"Ya ampun Ay, tanggung banget, lagi pula kenapa malu sih, ini kan kaya punya ponakan kamu, cuma ukurannya saja beda."

"Abang mencemari mata anak perawan."

"Vitamin see, sayang." 

Aku melempar spon busa kearah pak Erick dan membanting pintu kamar mandi saat aku keluar. Untung saja pintu kamar mandi tidak pecah, kalau pecah kan jadi kerjaan baru untuk membersihkan.

Kembali padaku yang mengacuhkan pak Erick setelah insiden kamar mandi itu, pak erick berusaha menarik perhatianku dari tayangan yang aku tonton. Sebenarnya aku juga tidak konsentrasi dengan apa yang aku lihat. 

"Abang minta maaf, sayang." Bujuk pak Erick seraya meletakkan kepalanya dibahuku. Sebenarnya Pak Erick ingin tidur dipahaku, cuma karena aku sedang memangku toples keripik, maka dia mengalah dengan hanya bersandar dibahuku.

"Ayla, abang minta maaf. Kamu kok diem saja sih?"

Belum sempat aku menjawab salah seorang asisten rumah tangga  Pak Erick mendatangi kami. ART itu memberi tahu bahwa ada petugas polisi yang datang kerumah. Aku langsung menatap pak Erick khawatir.

"Abang bagaimana ini?"

"Kita temui dulu apa maksud pak polisi itu." Aku mengikuti langkah pak Erick menuju ruang tamu. Ada dua orang petugas polisi yang memberikan surat pemanggilan untuk pak Erick. Bu Wida memang telah melaporkan Pak Erick dan pak Seno kekantor polisi. Kedua orang itu dipanggil untuk menjadi saksi atas laporan Bu Wida. Pak Erick langsung menghubungi pengacaranya untuk mengurus kasus yang dilaporkan oleh Bu Wida. 

Team pengacara Pak Erick langsung datang tak lama setelah pihak polisi pergi dari kediaman Pak Erick. Lelaki itu segera menceritakan kronologi kejadian sewaktu seminar dan semua hal setelah mereka kembali dari seminar. Beberapa bukti tangkap layar dan CCTV diberikan pak Erick kepada team pengacaranya untuk pembelaan. Pak Erick juga menghubungi pak Seno dan meminta lelaki itu untuk datang kerumah dan membahas masalah mereka dengan Bu Wida. 

Tak ingin mengganggu aktivitas orang-orang itu aku memilih menyiapkan makanan dan minuman di dapur bersama beberapa asisten rumah tangga. MEski aku yakin Pak Erick akan menang melawan Bu Wida tapi aku tetap merasa khawatir. Melihat apa yang terjadi pada Pak Erick aku yakin bu Wida akan menggunakan segala cara untuk membuat pak Erick menikahinya.

"Bang, sebaiknya abang dan yang lainnya makan malam dahulu. Baru nanti bicara lagi."

"Ini sudah selesai kok Ay, semua bukti sudah siap. Abang yakin kami bisa mematahkan tuduhan Wida pada kami." 

AYLA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang