Aku senang akhirnya bisa menemukan orang yang sudah aku anggap saudara. Aku bertemu kak Andre saat masih menghuni panti asuhan Melati. Karena kondisi paman dan bibiku yang kekurangan dan aku tidak mau jadi beban mereka maka aku tinggal di panti asuhan yang berada tidak jauh dari tempat keluargaku tinggal. Meski sama-sama hidup dalam kekurangan, aku memilih tinggal di panti asuhan daripada tinggal bersama keluargaku. Karena hidup dalam kekurangan maka tidak jarang kami harus menahan lapar karena bantuan donatur tidak begitu banyak. Karena keterbatasan makanan ataupun pakaian, beberapa anak panti yang sudah besar terpaksa mengalah kepada anak-anak panti yang masih kecil, termasuk kak Andre. Kak Andre sering memberikan makanannya untuk ku makan, bahkan dirinya selalu mengutamakan memenuhi kebutuhanku daripada kebutuhannya.
"Kamu mengingatkan aku pada adikku. Saat itu adikku mati karena kelaparan, jadi aku tidak akan membiarkan kamu mati karena kelaparan." Kak Andre memiliki adik yang meninggal karena sakit dan kelaparan, dia dan adiknya sempat dijalanan sebelum masuk ke panti asuhan tempatku berada. Sayang saat panti asuhan kami terbakar kami terpisah, aku masuk ke panti asuhan kasih bunda dan kak Andre pergi entah kemana. Beruntung dia bisa menyelesaikan sekolahnya dan meraih cita-citanya sebagai dokter. Kami berhubungan melalui pesan atau telepon. Kak Andre bahkan mengunjungiku di rumah dan membawakan banyak mainan untuk Galaxy seperti saat ini.
"Jadi, aku bisa konsultasi tentang tumbuh kembang Galaxy sama kakak ya?"
"Tentu saja, kakak terbuka untukmu dua puluh empat jam tujuh hari. Kamu dan Galaxy adalah prioritas nomor satu kakak. Kakak senang bisa bertemu kembali denganmu, Ay. Kakak juga bahagia melihat kehidupanmu sekarang. dengan begitu kakak bisa tenang."
"Bagaimana dengan kakak, kenapa masih sendiri saja? Usia kakak sudah tidak muda lagi loh."
"Kamu mengkhawatirkan kakak?" Kak Andre mencubit hidungku dengan gemas, sejak dahulu kak Andre sering mencubit hidungku, dan kebiasaan itu teenyata tidak berubah hingga sekarang.
"Tentu saja aku khawatir, bagaimana dengan kehidupan kakak, siapa yang mengurus kakak, karena setahu aku kakak tidak memiliki saudara, beda denganku yang masih memiliki keluarga."
"Kakak ini lelaki dewasa, Ay. Kalau mau makan ya tinggal pesan dan beli, kalau sakit langsung kerumah sakit, kalau hanya untuk mengurus diri kakak sendiri kakak sudah biasa."
"Tapi apa kakak tidak berencana untuk membangun rumah tangga? Memiliki seseorang yang akan mengurus kakak, memiliki keturunan."
"Untuk saat ini kakak merasa cukup, berkeluarga bukan prioritas karena bagi kakak menolong anak-anak terlantar diluar sana lebih berguna. Kakak berusaha agar tidak banyak anak-anak yang mengalami nasib seperti kakak dulu."
"Bagaimanapun juga kakak harus mulai memikirkan masa depan. Akan lebih baik kalau kakak mulai melihat sekitar, siapa tahu ada gadis yang bisa menarik hati kak Andre."
"Gampang lah itu, sekarang kakak senang bisa menemukanmu. Ini keajaiban dari Tuhan, setelah sekian lama akhirnya kita bisa bertemu."
Kami berbincang banyak hal, kak Andre menceritakan perjalanan hidupnya setelah kami terpisah sekian lama. Aku mengagumi tekadnya yang pantang menyerah. Setelahnya giliranku yang bercerita tentang kehidupanku. Setelah sekian lama berbincang kak Andre pamit, aku membawakan makanan untuknya dan dia tidak menyangka kalau aku bisa memasak.
"Terima kasih ya Ayla, kakak sayang kamu dulu dan selamanya." Kak Andre memelukku erat sebelum pergi. Aku tertegun ditempatku, bukan karena pelukannga tapi pada kata-kata yang diucapkannya. Aku. memandang kepergiannya tanpa menanggapi ucapannya.
***
Pak Erick sedang bermain dengan Galaxy saat aku sibuk berbalas pesan dengan kak Andre. Leaki itu memuji masakanku dan memintaku untuk memasak untuknya dengan menu yang berbeda, aku menyetujuinya karena sekalian saja mencoba mengasah kemampuan memasakku. Kami terus saja berbalas pesan dan kadang aku tertawa membaca leluconnya.
"Ayla." pak Erick memanggilku memanggilku, konsentrasi ku segera beralih pada pak Erick yang sedang bermain dengan Galaxy.
"ya bang?"
"Galaxy mengantuk, kamu susui dulu dia." pak Erick menyerahkan Galaxy padaku untuk aku susui kemudian pak Erick pergi keruang kerja tanpa berkata apa-apa lagi. Aku merasakan keanehan saat pak Erick bersikap dingin padaku. Biasanya suamiku itu akan mencium atau bermanja-manja denganku. Aku mengabaikan perubahan pak Erick dan memilih menyusui Galaxy sambil melanjutkan kegiatanku berbalas pesan dengan Kak Andre. Aku senang kami bisa akrab seperti dulu, kak Andre tidak berubah masih jadi seorang kakak yang baik dan perhatian padaku. Karena kedekatan kami inilah aku sampai tidak menyadari kalau pak Erick memendam kecemburuan. Baru beberapa hari aku sudah didiamkan, kami masih bicara tetapi itu hanya berkaitan dengan Galaxy, selebihnya Pak Erick memilih diam. Seperti pagi ini misalnya, pak Erick berangkat setelah sarapan. Dia memakai pakaian yang sudah aku siapkan dan sarapan makanan yang aku buat. Tapi dia tidak mengatakan apapun saat berangkat dan tidak mencium keningku, kebiasaan yang selalu dia lakukan saat akan pergi. Mama Rosy yang melihat perubahan Pak Erick langsung bertanya kepadaku.
"Kalian ada masalah?" Tante Rosy bertanya saat kami membuat kue bersama.
"Tidak ada ma, kenapa?"
"Abang jadi suka pulang malam dan kalian jarang bicara."
"Mungkin Abang banyak kerjaan, ma."
"Kamu yakin Abang banyak kerjaan, buka. karena Abang cemburu dan kamu sibuk dengan dokter Andre?" Aku terhenyak dengan kenyataan yang dikatakan mama Rosy.
"Kamu boleh senang bertemu lagi dengan kakakmu, tapi ingat satu hal, dokter Andre itu bukan kakak kandungmu, dan kamu adalah wanita bersuami. kalau kamu terlalu dekat dengan dokter Andre, Abang pasti akan cemburu mengingat Abang tidak suka orang yang dia sayang mengabaikannya."
"Maafkan Ayla, ma." Aku menyadari kesalahanku, mama Rosy benar, sepertinya aku kurang peka dengan perubahan pak Erick.
"Sebaiknya kamu perbaiki sebelum terlambat. Kamu bisa membawakan makan siang untuk Abang, biar Galaxy mama yang jaga." Aku menyetujui permintaan mama Rosy. Segera kusiapkan makan siang Kesukaan pak Erick dan segera berdandan cantik untuk mengantar makan siang beliau.
Aku sengaja membawa sopir agar bisa menghubungi pak Erick selama dalam perjalanan kekantor Pak Erick. Sepanjang perjalanan aku mencoba menghubungi suamiku sayangnya tidak tersambung.
"Terima kasih, pak. Biar ranntangnya saya bawa sendiri."
"Baik nyonya, saya tunggu di parkiran ya." Aku mengangguk dan keluar dari dalam mobil. Aku sengaja menunggu mobil Pak Agus berlalu sebelum masuk kedalam gedung Green Resource. Baru saja aku akan melangkah aku merasakan badanku terlempar kesamping dan aku merasakan tubuhku yang terbanting ditanah disertai teriakan beberapa orang. Aku merasakan pandanganku berputar dan masih dapat melihat langit biru sebelum aku merasakan badanku sakit semua. Rasanya begitu mengantuk dan akupun memilih memejamkan mata.
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
