Aku membuka mataku dan mendapati diriku berada diruangan yang sama sekali tidak aku kenali. Aku merasakan tubuhku sakit dan aku sendirian. Aku melihat sekelilingku dan netraku melihat selang infus yang terpasang ditanganku. Perlahan aku mengingat apa yang terjadi, hal terakhir yang aku ingat adalah aku hendak menemui pak Erick tetapi saat akan masuk lobby perusahaannya tubuhku dihantam sesuatu yang aku sendiri tidak tahu apa. Seharusnya jalan di depan lobby itu tidak boleh dilalui pengendara dengan kecepatan tinggi, aku tidak tahu bagaimana motor atau mobil itu bisa berjalan dengan kecepatan yang sangat tinggi hingg aku merasa kendaraan bermotor itu menabrak ku, menabrak perutku karena aku merasa kesakitan dibagian dada dannperutku. aku tidak tahu siapa yang menolongku, apakah pak Erick tahu keadaanku, bagaimana dia sekarang, bagaimana dengan Galaxy, apa kah dia rewel atau tidak. Aku berusaha mencari tahu saat Ini siang atau malam, karena yang kudengar hanya monitor yang berkedip dan mengeluarkan bunyi yang cukup menggangguku.
"Ayla, kamu sudah sadar?" Kak Andre segera mendekati ku dengan tergesa.
"Bagaimana perasaanmu?"
"Sakit." Lirihku, aku merasakan tubuhku remuk redam. Kak Andre memeriksaku, aku tahu dia bukan dokter yang menangangiku.
"Kak, a-ku di-mana?" tanyaku terbata, tenggorokanku kering, beberapa kali aku menelan ludah. Kak Andre yang tahu aku kehausan segera membantuku untuk minum.
"Kakak minta maaf." ujarnya lirih, ada kesedihan dimatanya saat dia mengucapkan kata-kata itu. aku tidak mengerti kenapa kak Andre minta maaf padaku, dia sama sekali tidak bersalah.
"Kakak kenapa?"
"Kamu keguguran dan rahimmu diangkat." Aku membelalakkan mataku, omong kosong apa yang dikatakan kak Andre ini, keguguran apa, aku sama sekali tidak merasakan kalau aku hamil, dan apa katanya tadi, rahimku diangkat, lelucon macam apa yang sedang dikatakan kak Andre.
"Maaf kan kakak, Ayla." Dia menangis, kak Andre menangis. aku bingung karena tidak tahu apa yang terjadi. Kak Andre memegang tanganku dan meminta maaf padaku. Dia bahkan berlutut dan memohon ampun. Aku yang tidak mengerti dengan apa yang dikatakan segera memintanya berdiri dan memberi tahu Yang sebenarnya. Apa yang sebenarnya terjadi, apa hubungan kak Andre yang meminta maaf dengan aku yang katanya hamil dan lebih buruknya lagi rahimku diangkat.
Kak Andre menarik kursi yang biasa diduduki perawat jaga dan dimulailah dongeng mengerikan itu. Setelah berpisah denganku, kehidupan berat dan kasar kak Andre dimulai. Dirinya sempat menjadi korban pelecehan seksual sesama jenis. Ada rasa trauma dalam dirinya saat itu yang dibawanya hingga saat ini. perilaku seksual yang menyimpang membuat kak Andre menyukai lelaki alih-alih menyukai perempuan. Dia mengenal dokter Joshua saat sama-sama menempuh pendidikan dokter, mereka bersama meski tanpa ikatan pasti mereka saling mengklaim satu sama lain sebagai pasangan. Sayangnya dokter Joshua adalah tipe pasangan yang posesif. Dia tidak segan-segan menyingkirkan orang-orang yang tertarik pada kak Andre. Hingga kemudian kak Andre bertemu denganku, dan kami kembali akrab. Seperti halnya aku yang mengabaikan pak Erick karena sibu bertukar pesan dengan kak Andre, hal yang sama terjadi dengan dokter Joshua. Tanpa sepengetahuan Kak Andre dokter Joshua membaca semua percakapan kami. Lelaki itu cemburu buta padaku dan melakukan tindakan ekstrim dengan meminta orang lain mencelakaiku dengan sejumlah imbalan. Awalnya niatnya itu hanya menakutiku dan tidak sampai membahayakan nyawaku. Siapa sangka apa yang dilakukan oleh suruhan dokter Joshua itu mengambil dua hal penting dalam hidupku. Ya calon anakku dan pak Erick serta rahimku.
"Maafkan kakak, ampuni kakak Ayla." Kak Andre berkata sambil menahan air matanya. Dia sama terlukanya denganku, dia sama terkejutnya denganku. Aku bahkan tidak tahu harus bersikap bagaimana saat ini, semuanya begitu mendadak dan sangat tidak disangka-sangka. Terlintas dibenakku pak Erick dan Mama Rosy, bagaimana reaksi mereka saat tahu aku bukan lagi wanita sempurna. Ini benar-benar buruk, ini mimpi buruk yang aku tidak ingin kujalani.