3. Stare

88 20 0
                                    

"Menatap mu, sungguh sangat candu"

♡♡♡

Oktober, 24.

Acara perayaan hari ultah SMA Merpati yang ke 30 tahun.
Masih dalam gladhi bersih.

Audy Fitri, selaku ketua OSIS mengatur anak buahnya dalam menata tempat.

Auditorium yang dijadikan sebagai tempatnya. Karna luas dan dalam ruangan jadi lebih nyaman suasananya.

Rella, yang mengikuti organisasi OSIS dan keterima. Dia menjadi salah satu anggotanya.

"Rel, ambilin spanduk dong, di ruang Osis trus nanti suruh pasang Vino didepan!" Audy mengontrol semuanya dengan baik.

"Oke kak!"

Rella mengambil spanduk di ruang Osis. Lalu ia kembali lagi di Auditorium.

Ia memilih tangga panggung sebelah kiri karena lebih sedikit orangnya kebanding yang kanan.

Saat ia menaiki tangga menuju panggung itu, baru aja satu tangga dia udah kepleset karna kecerobohan yang tidak ia sengaja.

Lantainya licin, dan sepatunya tampak licin. Padahal ia sudah menaiki tangga kedua.

Seseorang menangkapnya dari belakang dan membuat mereka jatuh berhadapan.

Moza jatuh karna menangkap Rella. Rella yang sangat kaget karena dirinya terjatuh tanpa ada aba-aba. Jantungnya seperti berhenti berdetak.

Untung saja ada seseorang yang menangkapnya.

Mata mereka terpadu. Tatapan Moza tak lepas dari mata cewek itu. Dari sekian banyak cewek yang mendekatinya.

Kenapa baru sekarang dia merasakan hatinya seperti terkuras lebih dari tenaganya. Rella yang sadar lalu bangkit berdiri.

"Thanks ya!" Ia pun kembali menaiki panggung dan memberikan spanduk ke Vino.

Moza masih berdiri ditempat dan tak berkedip dari apa yang ia pandang tadi.

Dia melihat dari kejauhan sosok cewek itu. Lalu tersenyum seketika.

Esok harinya, dihari yang utama. Hari ultah SMA Merpati yang ke30 itu dimulai.

Sambutan dari Veron Arcelin yakni pemilik sekolah itu dimulai. Setelahnya ada beberapa acara yang ditampilkan.

Moza tampak dekat dengan papanya dibanding mamanya.
Moza berdiri disamping tangga auditorium sebelah kiri.

Matanya menangkap sesuatu berkilauan dikit. Ia mendekati benda itu, dan ternyata sebuah kalung terlempar dan terdampar disamping tanaman.

Ia mengambilnya. Kalung dengan gantungan unik itu. Tampak seperti sebuah cahaya dari bintang yang indah. Ia pun memasukkan kedalam sakunya.

"Gue simpen aja lah, siapa tahu ada yang butuh"

♡♡♡

Petang itu, langit turun hujan yang amat deras. Tampak seseorang yang berdiri dibawah pohon.

Ia tampak telah basah kuyup dan seperti masih mengeringkan rambutnya.

Moza menghampiri cewek itu dengan mobil putihnya. Ia memarkirkan agak jauh dari tempat berteduhnya cewek itu. Ia menatap dari dalam mobil.

Cewek itu, ialah Rella. Seseorang yang ia tangkap waktu terjatuh dari tangga auditorium.

Senyumnya ia naikkan sedikit.

5 menit berlalu, hujan masih turun dengan derasnya. Ia tak bisa jika tak menolong.

Ia turun dan membawa payung putih mendekati Rella.
Rella ga nyadar ada orang yang datang, dia masih sibuk mengeringkan rambutnya.

Pandangannya masih dibawah.
Lalu ia melihat sepatu yang warnanya sama dengan sepatunya. Putih. Rella perlahan melihat sosok seseorang yang menghampirinya.

Waktu ia melihat keatas masih terhalang dengan payung putih yang dipegang Moza.

Dengan amat perlahan Moza memperlihatkan wajahnya yang tertutup dengan payungnya. Wajah tampannya kini terlihat jelas.

Moza tersenyum ke Rella. Tapi Rella ga sadar. Dia ga mengenali Moza.
Dia menaikkan alisnya.

"Naik gak?" Tanya Moza mengawali pembicaraan.

Rella gapaham, dia melihat sekeliling hanya melihat satu mobil putih terparkir 50 meter dari jarak mereka.

"Naik?" Tanya Rella

"Ke mobil gue! Eh engga mobil gue deh, mobil papa gue maksudnya" ucap Moza

"Gausah, gue nungguin reda aja" ucap Rella

"Susah banget ya, padahal niat gue baik Lo, liat gue anak SMA Merpati juga, dan gue seusia dengan Lo juga. Gue Moza, anak X IPA 4" ucap Moza memperkenalkan dirinya

"Gue ga nanya" jawabnya jutek.

"Lo lupa sama gue? Gue yang nolongin Lo kemarin, coba kalo ga gue tangkap waktu jatuh dari tangga auditorium, bisa patah kaki Lo" ucap Moza

"Idih gitu amat si ngomongnya. Ya sorry, gue ga tipe cewek yang gampang kenal sama orang. Apalagi sama cowok." Ucap Rella

"Gue gabutuh juga kok alesan Lo, gue cuma mau nganterin Lo balik atau setidaknya bisa bantuin Lo biar ga basah kuyup gitu aja. Ga niat lebih. Percaya deh!" Ucap Moza

Rella masih tetap gamau, mo gimanapun juga dia ga kenal sama orang ini. Dia harus bener-bener berhati-hati.

"Yaudah kalo Lo gamau, ni ambil!" Moza menarik tangan Rella dan memberikan payung putih nya.

"Eh-eh!"

Moza langsung berlari kembali ke mobilnya. Dan kembali mengemudikannya.

Sebenarnya ia disuruh papanya untuk mengembalikan mobilnya dirumah. Karna ada rapat dadakan. Papanya ikut mobil sama direktur perusahaan lain.

Rella hanya berdecak. Ia menelpon Gian. Namun tak pernah diangkat. Ia mengirim 1000 pesan ke Gian, tapi gapernah dijawab.

Bahkan saat Rella butuh pertolongan, Gian gapernah datang. Dia benar-benar berniat untuk tidak berhubungan alias bertemu dengan Rella sedikit pun.

Tapi kenapa, Rella masih mencintainya. Emang bodoh sih. Tapi emang gitu.
Cinta memang membuatnya seperti ini. Apalagi ini cinta pertamanya.

♡♡♡

See U Mozzarella lovers💖

To Be Continued~📸

Give me Vote and Stay tuned for the story💗🤗

Because he melts more when you approach🌃👑

MOZARELLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang