18. Fight

42 11 0
                                    

"Lelaki sejati adalah lelaki yang tidak pernah menistakan perempuan"

♡♡♡

Rella naik keatas dan meminjamkan buku catatannya ke Moza yang sembari duduk di sofa ruang tamunya.

Rella ikutan duduk, lalu, tanya-tanya.

“Moza .. kalian tuh masih sahabatan?” tanya Rella

“gue Naswa Zola?” tanya Moza

“iyalah, siapa lagi?”

“gatau sih, kayaknya udah engga, sahabat gue sekarang ya Avin sama Rasya” jawab Moza

“trus apa kabar Naswa?” Tanya Rella

“ya dia jadi temen aja” jawab Moza

“sama dong kek gue” ucap Rella

“Lo.. beda” ungkap Moza

“Beda apa maksudnya?” tanya Rella

“Kok tiba-tiba lo kepo tentang hubungan gue, Naswa, Zola?” tanya Moza

“ikut kepo aja karna Nata juga kepo”

“Mereka deket?” tanya Moza dengan nada agak meresahkan

“Siapa? Zola sama Naswa?” tanya Rella

“engga, Lo gaperlu takut, Zola ga deket kok sama Naswa, dia deketnya sama Nata,” ucap Rella

“takut?” tanya Moza

“gue udah tau semuanya, Nata aja juga tau, cerita kalian bertiga.” Ucap Rella

“oh Zola yang cerita?” tanya Moza sudah menduganya

“tapi Zola ga salah si, kita aja yang kepo makanya Zola akhirnya cerita, jadi lo gaperlu marah ke Zola” ucap Rella

“Lo takut gue bakalan marahin Zola? Kenapa? Lo suka sama dia?” tanya Moza agak sensi

“Engga lah! Gila apa gue sukaa sama Zola. Bisa mati gue perang dunia ketiga sama Nata” ucapnya sambil tertawa kecil mencairkan suasana yang sedikit canggung.

“gue jujur masih marah dikit sama Naswa. Ya Lo tau lah ceritanya. Makanya gue agak gimana gitu kalau ada yang nyebut nama dia didepan gue” ucap Moza jujur

“kenapaa? Bukannya lo suka sama dia? Harusnya malah seneng dong dia balik?” tanya Rella

“Dia udah pernah patahin hubungan gue sama Zola sebagai adekakak. Cuman karna dia.” Jawab Moza

“ya maafin kali, dia juga manusia. Pasti punya kesalahan.” Ucap Rella

“lagian ya, dia tuh kayak gaada temen lagi deh selain gue. Masih aja nimbrug ke gerombolan gue. Kayak gatau malu aja deh” ucap Moza

“heh, Lo suka sama dia, ga sepatutnya lo  rendahin dia kek gitu kali, dia cewek Za, gue juga Cewek. Andai gue jadi Naswa pasti kalo denger omongan Lo barusan pasti potek lah! Lelaki yang sejati adalah dia gapernah nistain perempuan Za” tutur ramah Rella.

“okee, terus lo maunya gimana?”

“Maafin dia, ngomong baik-baik, kalau masalah dah selesai gue yakin dia ga bakalan nimbrung geng lo lagi,. Kalau emang masih deket ya berarti dia juga suka sama lo” jawab Rella

“Tapi…”

“Atau mungkin lo gasuka liat Naswa nimbrung ke geng lo karna Avin dan Rasya? Karna Lo takut salah satu dari mereka bakalan seperti Zola? Suka sama Naswa dan takut kalau kalian akan berpisah kembali?” tanya Rella terus terang

Moza diam saja, dan malah melamun serta menundukkan kepalanya.

Rella semakin mendekati posisi duduk Moza. Kedua tangannya menelungkup memegang kedua pipi Moza dan mengangkat kepalanya tegak menghadapnya.

“hey, kalo kayak gitu, itu tandanya lo masih suka sama Naswa, dan kalau kalian gamau berpisah cuman gara-gara itu. Cerita. Mereka bakalan ngerti satu sama lain. Percaya deh” ucap Rella

Kedua manik mata mereka saling menatap.

Kepala Moza dijatuhkan ke pundak Rella.

“Masalahnya bukan karna gue suka sama dia. Gue udah gasuka sama dia. Tapi dianya masih suka sama gue. Kalau aja Avin/ Rasya suka sama dia. Ntar malah mereka musuhin gue cuman karna Naswa sukanya sama gue. Kalau guenya udah engga suka sama dia.” Ucap Moza masih dalam sandaran pundak Rella.

“Gue bantuin lo nglewatin semuanya, gue kan temen Lo” ucap Rella menepuk punggung Moza.

Moza langsung memeluk Rella tanpa ragu.

Awalnya terkejut. Tapi Rella sudah terbiasa dengan pelukan tanpa tanda seperti ini.

“Thanks ya, gue pulang dulu, bye..”

“bye”

Moza pun pulang

♡♡♡

Di lapangan basket, banyak orang ramai berkerumun disana.

“Rel, ada rame-rame tuh di lapangan, kenapa?” tanya Nata

“Gatau, samperin yuk!”

Mereka menghampiri keramaian di waktu jam-jam pulang.

“Itu Moza bukan sih Rel? Gian?!”

“Mereka berantem?”

Mereka melihat dari kejauhan.

“keknya bukan bahas lo deh Rel, bahas apa sih kok sultan²?” tanya Nata

“gatau”

Zola yang tau hal itu langsung datang dan melerai mereka.

“Heh! Lo kalo gatau apa-apa diem bisa ga sih? Maksud lo apa ngajak ribut jam-jam pulang kayak gini?” Tanya Zola sambil melerai mereka berdua.

“Dia?! Bukan Abang Lo kan?! Dia! Emang anaknya direktur sekolah ini. Tapi dia bukan anak yang sah!” tegas Gian dengan suara lantang nya.

Rella kaget bukan main. Bahkan semuanya juga terkejut mendengar ucapannya Gian.

“Heh anak haram! Gausah ngatur-ngatur gue! Anak haram aja bangga! Gausah bangga Lo, mentang-mentang sekarang sudah sultan. Emang gue gainget semua kejadian dimasa lalu? Gue inget dengan jelas! Lo lupa siapa gue?” tanya Gian sambil nunjuk-nunjuk muka Moza.

♡♡♡

See U Mozzarella lovers💖

To Be Continued~📸

Give me Vote and Stay tuned for the story💗🤗

Because he melts more when you approach🌃👑

MOZARELLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang