"Yang namanya cewek confess itu gamungkin. Bukannya mustahil, tapi mentalnya lebih kecil daripada cowok"
♡♡♡
“Gue balik kelas dulu ya” ucap Rella
“gue ikut yaa” ucap Nata
“gausah Lo kelarin makan Lo aja, gue ada urusan” ucap Rella
Saat Rella benar-benar sudah pergi, mereka kembali bergosip.
“emang ya, Moza tuh gaisa lepas dari genggaman Naswa. Apalagi sekarang dia udah muncul depan kita. Lampu ijo lah pasti.” Ucap Zola
“Sesayang itu dia sama Naswa?” Tanya Nata
“banget, orang gue Adeknya aja sampai dimusuhin gara-gara masalah itu. Lagian apa bagusnya sih cewek itu” keluh Zola
“heleh, Lo aja juga suka sama dia” ucap Nata
“eh beda ya! Itu dulu, setelah dia benar-benar udah ngacauin gue sama Moza gue udah gasuka sama dia!” ucap Zola
“iya iya gue percaya, Lo beda sama Zola. Dari sikapnya, Moza tuh keliatan banget kalo udah suka sama satu cewek gabisa dia lepas” ucap Nata
“Bisaa kalo cewek yang naksir sama dia bener-bener ngejar dia” jawab Zola
“masak? Berarti Rella masih ada peluang dong” ucap Nata
“oh Rella? Gue kira Lo”
“idihh siapa juga yang suka sama Moza. Ya iya dia ganteng, baik, cool, tapi gue ga ada perasaan sedikitpun kedia.” Ucap Nata
“iyaa kok percaya” jawab Zola
♡♡♡
Bel pulang sekolah. Dari arah kejauhan, Moza hendak memanggil Rella. Tapi Rella sudah duluan pulang dengan Ojol.
Moza mengikuti Rella dari belakang.
Setelah Rella sampai didepan rumahnya.Moza menghentikan motornya lalu menelpon Rella. Ia berhenti agak jauh dari rumah Rella agar tidak terlihat.
Rella berhenti karna merasa ponselnya berdering. Ia melihat nama Moza diponselnya.
Rella pun memasukkan kembali ponselnya kedalam sakunya.
“Lah kok ga diangkat?” tanya Moza bingung
Dia pun ngechat Rella.
“kok ga lo angkat sih?”
Tidak ada balasan. Moza pun melajukan motornya kembali dan pulang. Ia benar-benar tak mengerti ada apa dengan hari ini.
♡♡♡
Esok harinya.
Naswa terkejut saat membuka ruangan band itu telah berubah. Benar-benar berubah. Berubah menjadi ruangan bebas yang indah dan rapi.
Piano yang tergeletak masih sama dengan tempat semula dan gitar yang telah tersusun rapi.
Serta mixrofon dan peralatan musik lainnya juga sudah tersusun rapi.
Ditambah ada sofa panjang yang empuk di samping. Cocok untuk rebahan kalo lagi suntuk.
Ac yang terpasang, dan debu-debu yang telah lenyap, berganti dengan hiasan dinding dan lukisan lainnya.
“WAH!! MOZA!! INI BENERAN LO YANG RENOV SEMUA?” Tanya Naswa dengan tatapan terkejut.
“iyalah, dan untuk kuncinya cuman satu di gue. Tapi jangan nyimpen barang yang penting disini, takutnya hilang.”Ucap Moza
“Wah kerenn, thanks bangett Mozaa…” ucap Naswa sambil menggoncangkan tangan Moza
“iyaa iyaa santaii.. gue kan juga pake” ucap Moza
“Namanya apa nih ruangan ini?” Tanya Naswa
“Moza room, mungkin,. Haha, engga ada nama.” Ucap Moza
“Waahh banget sungpaa”
“emm, gue pergi dulu ya Nas, ada urusan” ucap Moza meninggalkan Naswa
“Okeyy”
Moza mencari Rella. Disepanjang lorong tidak ada. Di Perpus, kantin, kelas juga tidak ada.
Muncul juga akhirnya. Ia barusan dari toilet lalu berjalan dan tak sengaja berhadapan dengan Moza.
“Rellaa.. hufft,” panggil Moza dengan nafas yang terengah-engah
“Napa?” tanya Rella
“tumben banget lo ga angkat telfon? Trus ga baca chat dari gue?” Tanya Moza
“gue lagi sibuk” jawab singkatnya
“sibuk banget?” tanya Moza
“iyaa sibuk banget, banget banget banget. Lagian sekarang gue tuh jarang buka Wa. buka kalo emang penting” ucap Rella
“kemarin gue juga penting” ucap Moza
“Pentingnya kenapa?” Tanya Rella
“mau.. emm.. apa ya gue udah lupa. Oh iya, mau tanya tugas Indonesia.” Ucap Moza
“gue belum buat, jadi ga paham” ucapnya jutek lalu berjalan melalui Moza.
Moza menarik tangan Rella.
“lo kenapa?” tanyanya dengan nada serius.
“Gue gapapa,” jawab Rella tanpa menoleh kebelakang.
“gue yakin Lo ada apa-apa. Engga seperti biasanya lo ginii apalagi ke gue!” ucap Moza
Rella berbalik dan menghadap Moza lagi.
“Lo bisa ga sih? Sekali aja, gausah gangguin hidup gue?!” Teriak Rella
Karna Rella berteriak banyak sorot mata melihat kearah mereka. Moza pun melepaskan tangannya.
Lalu Rella pergi meninggalkan Moza.
“Ahh!! Kenapa sih” Moza berdecak dan mengacak rambutnya kesal.
♡♡♡
Hari demi hari, Moza lalui dengan perang dingin sama Rella.
Dia terus berdecak, dan mengomel sendiri di kamar.Puluhan kali telfon tidak diangkat Rella. Bahkan chat kata maaf yang entah apa itu kesalahannya juga tidak ada jawaban.
“Mozaa.. Mozaa,. Lo bego atau naif sih? Masak gitu aja gapaham” ejek Zola
“lo tau kenapa emang?”
“Iya sih gue tau Lo masih akrab sama Naswa. Tapi ya jangan kebangetan. Apalagi kalo udah ngasih harepan ke cewek lain” ucap Zola
“maksudnya gimana sih?!” Tanya Moza sudah menyerah
♡♡♡
See U Mozzarella lovers💖
To Be Continued~📸
Give me Vote and Stay tuned for the story💗🤗
Because he melts more when you approach🌃👑
KAMU SEDANG MEMBACA
MOZARELLA
Teen FictionTerlalu manis saat meleleh Terlalu nikmat untuk dinikmati sendiri. Karna dia, hanya milikku❤