"Hati ini akan tetap bersabar menunggu semua ceritamu. Semua masalahmu. Karena kamu, butuh waktu sendiri untuk berfikir dan menyelesaikannya."
♡♡♡
Semuanya tentang Naswa. Ia merasa minder sendiri akan cinta Moza ke Naswa yang sehebat itu.
Hingga mata Rella menangkap tulisan-tulisan di lembar terakhir buku diary itu. Sebuah planning hidup Moza. Rencana hidup Moza.
Ditambah dengan foto yang makin membuatnya terkejut. Foto dimana saat Moza mencium pipi Naswa dengan tersenyum.
-----------------------------------------------------------
Life Plan: Wil live with Naswa forever. Graduating from high school Will study in France with Naswa and Will live with Naswa forever. Will not date anyone other than Naswa. Even if that happens, it's just a game.
Because my love is one. Naswa.17 November 2021
-----------------------------------------------------------
Karena tak paham akan isinya, Rella pun langsung mengambil ponselnya dan mentranslate semua tulisan itu. Ia membacanya perlahan.
Air matanya menetes seketika saat membaca arti dari tulisan itu.
Game? Semua ini hanya permainan?
"Ternyata benar dugaan gue, Moza always Naswa" batin Rella sangat rapuh setelah membaca diary Moza itu. Apalagi tanggal itu, tidak lama setelah mereka jadian.
Ia kembali membaca lembaran demi lembaran yang tertulis semua tentang Naswa. Moza menelepon saat itu akan tetapi Rella membiarkannya.
Moza berkali-kali menelpon dan mengechatnya. Dan akhirnya, Rella mematikan ponselnya karena masih kesal isi diary tersebut.
Moza bingung ada apa dengan ini anak, kenapa tumben tidak menjawab teleponnya. Niatnya hanya untuk mengabari kalau Nata dan Zola sudah pulang.
Pikiran baiknya datang, Nata pasti sudah curhat sendiri sama Rella dan mungkin hp-nya memang mati karena lowbat, pothinknya.
Setelah membaca semua isi buku diary itu Rella menutupnya kembali.
Najwa datang kembali kerumah itu untuk mengambil buku diary itu.
"Hai rela bukunya udah ketemu kan?" tanya Naswa
"Udah nih" jawabnya masih dengan mata yang sembab. Sebutkan buku diary itu kembali ke tangan Naswa
"Sorry ya enggak maksud buat kamu nangis" jawab Najwa dengan senyuman sinis.
Tanpa sepatah kata lagi Naswa meninggalkan rumah, tiba-tiba dia berbalik dan mendekat ke arah Rella.
"makanya gue nggak pernah ngelarang lo buat pacaran sama Moza, karena itu sudah taktik Moza dan gue hargai rencana hidupnya, keputusannya, permainannya, karena dia bakal tetap balik sama gue" ucap Naswa dengan sinis sambil menepuk salah satu pundak Rella.
Ia berbalik pergi meninggalkan Rella yang tanpa kedip setelah mendengarkan penuturan dari Naswa.
Ia sangat bingung
Apakah omongan Naswa itu benar? tapi itu sudah dibuktikan di buku diary yang bener-bener itu tulisannya Moza. Apakah dia harus menanyakannya ke Moza supaya semuanya terbukti benar, tapi mental itu sangat sudah rapuh hanya karena tulisan itu.
Ia mengacak rambutnya kesal dan masih terisak dalam tangisnya.
"Beneran gak sih masa Moza segitu teganya sama gue, tapi kalau di lihat-lihat kenapa perjuangannya sehebat itu selalu nolongin gue, gue bingung yang bener yang mana" decak Rella frustasi.
♡♡♡
Hari Senin telah tiba kembali. Seperti biasa upacara bendera diadakan rutin tiap hari Senin pagi. Lanjut dengan pelajaran-pelajaran setelahnya.
Rella berjalan menyusuri koridor, sehabis dari toilet. Ia sengaja berbelok ke koridor kelas anak IPA hanya ingin melihat Moza.
Sekilas ia melihat. Moza, Naswa, Avin, dan Rasya tertawa riang sambil curhat. Mereka berdua terlihat asyik bersama. Rella menghembuskan nafasnya gusar.
Sebentar lagi ujian dimulai. Ujian kenaikan kelas. Rella menjaga jarak dengan Moza. Ia sengaja hanya membalas pesan Moza singkat tanpa menjawab telfonnya.
Jujur, ia rindu tawa itu. Tawanya ketika bersamanya lebih indah daripada tawa riang ke 4 sosok yang kini tengah riuh di tengah pembelajaran yang tidak ada gurunya.
Rella pun berjalan kembali menuju kelasnya. Avin tak sengaja, menangkap sosok wajah Rella yang baru saja lewat di depan kelasnya.
"Za, itu Rella bukan sih?" Tanya Avin
Moza menoleh melihat kearah luar, tapi tidak ada orang.
"Mana?" Tanya Moza
"Kayaknya sudah lewat deh, atau mungkin mata gue kali ya" ucap Avin
Moza langsung bangkit dari tempat duduknya dan berlari keluar. Ia clingak-clinguk mencari sosok Rella.
Ia menyusuri koridor kelasnya, namun tak mendapati sosok Rella. Lalu kembali duduk di bangkunya.
"Engga ada! Lo salah liat paling!" Omel Moza ke Avin
"Iya kali ya, paling gue salah liat" jawab Avin santai
Mereka melanjutkan game nya. Bu Sasa datang, memberikan pernyataan bahwa UKK akan diadakan Senin depan. Masing-masing siswa diberikan kartu peserta ujian kenaikan kelas yang diadakan besok Senin.
"Anjir, udah UKK aja" keluh Avin
"Belajar, gausah game terus" ungkap Rasya
"Iya iya, yang jauh lebih pinter daripada gue. Za, belajar Za, biar ga diomelin pak Rasya" ucap Avin
Moza hanya terkekeh lalu mengangguk.
"Eh tapi Moza sama Rasya lebih mending mana sih?" Tanya Naswa
"Mending Moza lah, gue tuh cuman lebih unggul aja dari Avin" jawab Rasya dengan pedenya.
"Oo gitu ya, gimana kalau kita belajar bareng di rumah Moza? Atau kalau ga dirumah gue?" Tanya Naswa
"Ga ah, rumah lo jauh, dirumah gue aja" jawab Avin
"Gimana Za?" Tanya Naswa
"Oke deh" Moza mengangguk setuju
♡♡♡
See U Mozzarella lovers💖
To Be Continued~📸
Give me Vote and Stay tuned for the story💗🤗
Because he melts more when you approach🌃👑
![](https://img.wattpad.com/cover/291542918-288-k904394.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MOZARELLA
Novela JuvenilTerlalu manis saat meleleh Terlalu nikmat untuk dinikmati sendiri. Karna dia, hanya milikku❤