"Jika jatuh, maka berdirilah. Suatu saat nanti, akan ada seseorang dimana ia dengan senang hati mengulurkan tangannya untukmu"
♡♡♡
Nata yang sadar kalau Moza melihat kearah mereka, ia membisiki Rella.
"Rel, lihat Moza deh, daritadi dia ngeliatin Lo" bisiknya lirih
Rella lalu melihat kearah Moza juga.
Moza tersadar kalo mata mereka saling bertemu. Ia pun langsung menggeletakan kepalanya ke meja.
Rella hanya menatap aneh. Ia lalu kembali bercanda ria dengan Nata.
"Kalo gitu, coba kalian cari tau nama tuh cewek!" Ucap Moza menyuruh Avin dan Rasya
"Kita? Disuruh kayak Conan lagi? Siappp" ucap mereka berdua dengan tegas menjalankan misi alias tugas dari Moza.
Hadeuh.
Avin datang, dan memberi laporan.
"Lapor! Dia namanya Aurellia Garcia, dipanggil Rella. Dia anak X IPS 2. Laporan selesai." Ucap Avin kayak komandan:v
"Thanks laporannya. Kembali ketempat!"
Avin langsung duduk kembali.
"Suttttt... Btw n btw buat apa Moza tanya-tanya lagi tentang Rella. Apakah ada tanda-tanda kalo Lo beneran suka sama dia?" Tanya Rasya
"Hm" Moza hanya berdehem
"AVIN! MOZA MENJAWAB HM. DIA BENERAN SUKA SAMA RELLA!!" Sorak Rasya
"Bisa diem ga Lo!"
♡♡♡
Pertigaan jalan Kebun Kopi. Minggu pagi saat itu bener-bener sepi.
Bug!
Lagi-lagi karena kecerobohannya.
Rella terjatuh dan lututnya terluka karena bergesekan dengan aspal. Ternyata semua ini gara-gara tali sepatunya yang lepas.
Seseorang datang dengan Hoodie putih tebal yang bagian tudungnya menutupi kepalanya. Ia berdiri didepan Rella. Mengulurkan tangannya kembali.
Rella melihat cowok itu. Yang tak lain adalah Moza.
"Ngapain Lo ada disini?" Tanya Rella
"Lah Lo sendiri ngapain disini? Sampe jatuh pula" ucap Moza dengan tatapan dingin
"Rumah gue emang daerah sini. Emang rumah Lo daerah sini?" Tanya Rella
"Engga, gue cuman jogging aja. Rumah gue daerah jalan depan. Jalan Garuda 5 Blok F" ucapnya memperjelas.
"Gue ga nanya alamat Lo!" ucap Rella berdiri sendiri
"Yaudah gue juga asal bilang." Ucap Moza berbalik dan kembali memakai tudung jaketnya. Lalu berlari pelan seperti jogging.
"Moza!" Teriak Rella memanggilnya.
Deg!
Kenapa jantung Moza berdegup kencang begini? Saat Rella memanggil namanya.
Moza berbalik dan masih berdiri tegap disana.
"Tolongin gue!" Teriak Rella
"Katanya gausah pernah ketemu lagi" jawab Moza
"Sorry gue ga maksud. Waktu itu gue cuman emosi aja!" Ucap Rella
Moza lari menghampiri Rella.
"Tolongin apa?" Tanya Moza bingung karena ia melihat Rella seperti tidak butuh pertolongan
"Anterin gue ke apotek depan sana" ucap Rella mengangkat senyumnya miris penuh dengan harapan.
Moza langsung jongkok seketika didepan Rella. Bermaksud akan menggendongnya.
Karena dengan kaki luka seperti itu, paling-paling Rella seperti orang pincang yang berjalan jika dinekatkan berjalan.
Moza langsung menggendong Rella.
"Apoteknya dimana?" Tanya Moza
"Tuh udah Deket" Rella menunjuk tempatnya.
Moza menurunkan Rella dibangku.
"Duduk sini dulu. Gue beliin bentar" ucap Moza
"Eh Moza!"
Moza udah keburu lari ke UKS itu. Tak lama, Moza datang dengan obat merah, beserta kapasnya dan juga handsaplast.
Ia membersihkan luka kaki Rella lalu diobati. Seraya meniup pelan-pelan agar luka itu tidak menjadi infeksi kaki Rella.
"Udah kelar"
Moza masih jongkok dibawah bangku dan menghadap Rella yang duduk di bangku itu.
"Thanks ya" ucap Rella tersenyum
Moza yang sadar akan lamunannya langsung berdiri dan duduk juga dibangku itu.
Ia mengeluarkan ponselnya.
"Nih! Bagi nomer Lo! Biar kalo apa-apa Lo bisa calling gue." Ucap Moza memberikan ponselnya ke tangan Rella.
Rella pun memberikan nomernya di hp Moza.
"Nih, itung-itung sebagai ucapan terimakasih gue." Ucap Rella
"Gue tau Lo gapunya siapa-siapa, iya kan?" Tanya Moza
"Gue masih punya orangtua kok." Ucap Rella mengelak.
"Gausah ngelak kali, gue tau Lo lebih kesepian kebanding gue!" Ucap Moza
"Ehm, gue kan udah kasih nomer gue. Udah ya. Gue mohon jangan ungkit masalalu. Dan jangan bahas masa depan. Karna gue hidupnya gamau ribet. Paham?" Tanya Rella
"Dan gue rasa Lo ga kesepian. Lo masih punya keluarga kan?" Lanjutnya
"Gue penuh rahasia. Bayangan yang Lo lihat tentang jatidiri gue belum tentu benar. Dan rata-rata salah" ucap Moza
"Lah emang kenapa? Lo orangnya kek gimana?" Tanya Rella
"Kayak nya hubungan kita ga ada artinya buat gue jelasin semua rahasia gue. Bahkan kita temen aja engga." Ucap Moza
"Yaudah kalo gitu" ucap Rella pasrah
"Gue cabut dulu, bye!" Moza meninggalkan Rella. Dia tidak mau terlalu berlama-lama didekat Rella. Bisa-bisa dia ga kontrol emosinya.
Rella pun juga pulang.♡♡♡
Pagi menjelang siang. Istirahat pertama, Moza yang habis dari kantin hendak menuju kelas. Lalu tak sengaja hampir menabrak Rella waktu berbelok.
Hanya kurang satu centi, tubuh mereka saling menabrak, tapi untungnya mereka berdua sempat mengerem.
Jarak pandang mereka tak terlepas. Karena saking kagetnya, manik mata mereka saling bertemu dengan tatapan penuh arti.
Moza yang salting, langsung berjalan meninggalkan Rella tanpa mengucapkan sepatah kata. Rella terheran ada apa dengan ini anak. Kenapa sedari tadi tingkahnya terlihat aneh.
♡♡♡
See U Mozzarella lovers💖
To Be Continued~📸
Give me Vote and Stay tuned for the story💗🤗
Because he melts more when you approach🌃👑
KAMU SEDANG MEMBACA
MOZARELLA
Teen FictionTerlalu manis saat meleleh Terlalu nikmat untuk dinikmati sendiri. Karna dia, hanya milikku❤