4. Moza

77 18 0
                                    

"Sebuah balok es saja bisa mencair bila didinginkan, apalagi Mozarella bila dipanaskan. Akan meleleh"

♡♡♡

Rella berdecak.

"KENAPA SIH DIA SEJAHAT ITU SAMA GUA! APA SIH SALAH GUE? KENAPA DIA BERUBAH? KENAPA DIA BERBEDA? KENAPA TUHAN?" Teriaknya sendiri.

Ia menjatuhkan payung pemberian Moza dan hujan-hujanan. Ia jongkok dan menangis dibawah hujan.

Moza sebenarnya tidak pergi, dia ada dibelakang semak dari tadi.

Kata-kata yang ia terdengar jelas dari mulut si cewek itu. Membuatnya tak Isa berkata apa-apa. Dia maju pun takut salah. Tapi kalau dibiarin, si cewek bisa sakit.

Rella pun bangkit, tapi saat mau berdiri dia agak terhuyung karna pusing dikit terkena hujan.

Moza dengan gercep nya udah memegang kedua pundaknya dari belakang.

Tangisan Rella masih terdengar jelas di telinga Moza. Hujan masih turun deras mengguyur mereka berdua.

Posisi itu masih bertahan diantara mereka. Rella masih menunduk kebawah. Lalu Moza memutar tubuh Rella.

Sehingga membuat mereka saling berhadapan.

Moza tak berkata apa-apa. Ia langsung memeluk erat tubuh cewek itu. Rella menangis di dekapan Moza.

Tanpa sadar dia adalah Moza yang memeluknya. Tak bertahan lama, pandangan membuyar dan Rella terjatuh pingsan di dekapan Moza.

Moza kaget, ia langsung membopong Rella masuk ke mobilnya. Ia langsung membawa Rella ke rumah sakit terdekat.

"Dia cuma kecapean saja kok" kata dokternya.

"Makasih dok".

Drrt...drrt...

"Halo pah"

"Kamu dimana? Mobilnya dicari mama."

"Oh iya cuman ada masalah tadi dikit, iya ini Moza langsung pulang"

"Oke thanks ya za"

"Iya pah"

♡♡♡

Sesampainya Moza dirumah,

"Kamu darimana aja sih, lama banget bawa mobilnya!" Bentak mamanya.

"Iya ini"

Moza sama mamanya ga pernah akur. Ya mo gimana pun juga dia bukan mama kandung Moza. Hanya sebatas mama tiri.

Moza kembali ke kamar dan mandi.

♡♡♡

Rella pun sadar tak jauh setelah Moza meninggalkannya sendiri di rumah sakit.

Rella terkejut. Ia melihat sekeliling, tidak ada yang ia kenal sama sekali.

"Suster, saya kok disini?" Tanya Rella

"Oh iya, tadi kamu pingsan dan ada yang membawa kamu kesini" ucap suster itu

"Siapa sus namanya?" Tanya Rella

"Kalo itu sih gatau, soalnya dia ga nyebut namanya. Dia cuma menitipkan tas kamu aja" ucap Suster itu

"Oke sus, makasi"

♡♡♡

Rella pulang kerumahnya. Lalu beres-beres dan mandi. Ia kini duduk bersandar dikamarnya dan mengamati isi tasnya.

Mengecek apa ada yang dicuri oleh cowok itu.

Barangnya aman dan tidak ada yang hilang sama sekali. Ponselnya juga aman. Ia menemukan secarik kertas dan hanya terisi dengan tulisan.

"Percaya Ama Tuhan, doamu akan terkabulkan"

Rella menangis kembali. Ia salah menyadari akan sesuatu. Ia kira yang datang dan memeluknya saat itu ialah Gian.

Ia mengira Gian yang memeluknya dan membawanya kerumah sakit dan mengasih surat itu.

Ia tidak tahu kalo sebenernya Moza yang melakukan itu semua.

Gian dan Vino lagi Mabar. Ngegame bareng dikelasnya. X IPA 1. Langkah yang Rella tuju.

Dari arah kantin, Moza melihat cewek itu seperti cewek yang ia tolong dari kemarin.

"Kenapa dia masuk kelas IPA 1? Jelas dia bukan anak IPA, karna gue kenal semua anak IPA" batin Moza

Moza pun mengajak Avin dan Rasya menuju kelas itu. Mereka mengintip dari jendela.

"Ada apa sih? Kita mau mata-mata in siapa kali ini?" Tanya Rasya

"Cowok itu!" Ucap Moza dengan matanya mengarah ke cowok yang saat ini berhadapan dengan Rella.

"Oh Gian!" Bisik Avin

Rella mengeluarkan tekadnya untuk membicarakan hal kemarin.

"Rella? Kenapa? Nyari gue? Ada tugas ya dari Audy?" Vino menanyakan keberadaan Rella

"Engga, gue mau ngomong sama Gian!" Ucap Rella mantab

"Gian?! Lo kenal sama dia?" Tanya Vino

"Jauh dari sekadar kenal" jawab Rella mantab

"Kenapa?" Tanya Gian dengan ekspresi biasa aja

"Ngomong diluar aja, disini banyak orang" ucap Rella sebenernya takut karena Gian cukup populer dikelasnya.

"Disini aja, gaada hak buat Lo ngajak gue ngomong diluar kelas" celoteh Gian dengan kata-kata yang amat menyakitkan.

"Gian! Kok Lo berubah sih? Alesan Lo berubah apa?" Tanya Rella

Vino kaget sih. Jelas! Dia tak tahu apa-apa. Dia tak tahu kalo sebenernya Rella pernah Deket sama Gian.

"Sejak kecil Lo baik sama gue, ngerayain ultah bareng terus. Tapi kenapa sejak Lo pindah Lo berubah? Apa alesan Lo pindah, dan berubah kayak gini?" Tanya Rella to the point.

"Gue.. gapapa. Gaada alasan." Jawab singkat Gian.

"Gian Lo kok jahat sih." Ucap Rella

"Mau yang lebih jahatnya lagi? Kenapa Lo ngikutin gue masuk SMA ini? Hah? Gue pindah karna muak sama Lo! Muak berteman sama Lo! Dasar murahan! Pantes mama Lo gamau tinggal sama Lo! Gue aja nek, apalagi mama Lo!" Tegas Gian dengan caciannya.

"Terus kenapa Lo nolongin gue kemarin? Kenapa Lo meluk gue kemarin waktu hujan? Dan kenapa Lo bawa gue kerumah sakit? Masih peduli Lo sama gue?" Tanya Rella terang-terangan.

Dia tidak malu sedikit pun setelah dia dicaci abis-abisan sama Gian.

♡♡♡

See U Mozzarella lovers💖

To Be Continued~📸

Give me Vote and Stay tuned for the story💗🤗

Because he melts more when you approach🌃👑
..

14 February 2022

Happy Valentine Day 🍫💖

Love you forever📸🖤

MOZARELLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang