29. The biggest mistake

31 11 0
                                    

"Sebuah kesalahan besar akankah diminta pertanggungjawaban? Disaat ia sudah menemukan kebahagiaannya"

♡♡♡

Moza menelfon Rella.

“kenapa Za?”

“lo yang kenapa?! Lo aneh sejak kemarin, dan tumben banget Lo cuman ngeread chat gue padahal online”

“Gue gapapa”

“Gue khawatir sama Lo, gue kasih kesempatan sekarang lo ceritain semuanya ke gue, atau gue yang otw rumah lo sekarang!”

“sekarang hujan Za, jangan nganeh² deh, ntar Lo malah sakit. gue gapapa kok”

“mendingan gue yang sakit, daripada gatau masalah lo sama sekali”

Rella menitihkan air matanya. Entah bahagia atau harus takut. Dia terharu dengan sikapnya Moza yang super luar biasa pedulinya buat Rella.

“Rel? Kok malah diem?”

“Za, thanks ya, lo udah khawatir sama gue. Gatau aja rasanya tuh agak canggung gitu kalau realitanya kita pacaran. Tapi gue akui lo orang terbaik yang gue kenal Za”

“Rel, kok bahasamu aneh sih, kenapa tiba-tiba lo malah ngomong hal² serius gini,”

“gapapa Za, cuman pengen ngomong aja, yaudah ya gue mau tidur”

“ohh okey, good night sweety”

Rella mematikan ponselnya dan lanjut tidur. Dia membersihkan pikirannya dulu sebelum tidur.

“Masih ada Moza, besok gue harus cerita dengannya” ucap Rella meyakinkan diri.

♡♡♡

Hari Senin pun tiba.
Sehabis upacara, banyak yang jamkos.

“Atap!”

Moza yang ngeread chat dari Rella langsung menghampiri ke Atap.

“Kenapa Rel? Gabut yah?” tanya Moza terkekeh

Raut muka Rella serius.

“Lo kenal Sheila?” tanya Rella

“Sheila? Engga” ucap Moza

“serius? Sheila Permata Jingga namanya” ulang Rella menyebutkan nama lengkapnya.

“engga kenal, kenapa? Dia ngaku-ngaku kenal sama gue ya?” ucap Moza

“iyaaa” jawab Rella

“cih, ngasal dia berarti. Terus kenapa emang, ada hal yang lo takuti?” tanya Moza

“kok tau?”

“gue kenal lo kali Rel, muka-muka lo itu dari kemarin penuh ketakutan, makanya gue yang lebih panik ke Lo, apalagi lo diem gini” jawab Moza

Rella menunjukkan semua chat Sheila dengannya. Moza membacanya dari atas.

“dan gue baru tau kalau Sheila itu udah meninggal satu tahun lalu. Mungkin dalang dibalik itu sekolah disini juga. Makanya kenal lo, Naswa, dan gue.” Ucap Rella menceritakannya.

“Oh jadi dia neror lo dari kemarin?” tebak Moza.

Ia sudah bisa menebaknya dengan benar. Karena masalah ini sudah sering terjadi.

Rella mengangguk menjawabnya.

“bentar-bentar, Naswa itu termasuknya murid baru disini, dan yang kenal dia itu hanya orang-orang terdekatnya. Jadi bisa aja ini juga kenalan Naswa.” Pendapat Moza masuk akal juga.

Rella dichat oleh Nata.

“Rel, lo dimana, udah ada guru nih”

“Eh gue balik kelas dulu ya, udah ada guru katanya” ucap Rella

“okey, pokoknya lo tenang aja, selama lo kontak gue terus, semua bakal baik-baik aja” ucap Moza

Rella tersenyum dan kembali menuju kelasnya.

♡♡♡

“Baru darimana aja sih?” tanya Nata

“abis ketemu sama Moza diatap” jawab Rella

“Cieelah, gabisa ya gaketemu semenit. Rasanya pengen ketemu terus” canda Nata

“ih engga, tadi emang ada yang mau diomongin, kalau cuman dichat gapaham gitu aja kok engga ada hal yang di pikiran lo itu” ucap Rella

“hmmph”

♡♡♡

Moza masih diatas. Nomer asing kini berganti ngechat dia.

“Say hai! Moza! Lo masih inget gue kan Za? Za.. bisa-bisanya lo hidup aman damai sedangkan gue, baru sadar dari koma udah kehilangan semuanya. Kehilangan orang yang benar-benar sayang ke gue. Demi seseorang yang gue sayang dan selalu kita ributkan satu sama lain.
Apakabar lo di sekolah baru? Apakabar Naswa? Kalian sekelas ya? Apakabar pacar baru lo? Kok lo malah pacarannya sama beda orang sih Za, padahal yang kita ributkan sampai taruhan nyawa itu cuman Naswa loh! Ah gaseru, Naswa malah kini sendirian. Lo gak kangen apa Za, berantem sama gue ngerebutin Naswa?
Apa gue harus suka ke Rella, biar kita bisa berantem lagi ngerebutin satu cewek baru lagi? Sepertinya hal yang menarik.”

Kalimat demi kalimat dalam chat itu membuat Moza kaget setengah mati. Saking kagetnya sampai dia tidak bisa berkata apa-apa.

Dia takut. Apa yang ia takutkan selama ini, terjadi sudah.

Jaka Wildansyah, kembali.

Apalagi sekarang dia diatap. Kakinya seketika bergetar hebat. Hingga ia lunglai dan tersungkur saking kagetnya.

Satu kesalahan frontal nya saat SMP. Akankah diminta pertanggungjawabannya sekarang? Saat ia benar-benar sudah bahagia di kehidupan barunya.

Alvin dan Rasya menghampiri kelas Rella.

“Rel, Moza sama lo engga? Kok dari pagi habis upacara dia ga balik kelasnya? Trus gue telfon-telfon juga ga diangkat” ucap Alvin panik

“ha? Masa? Tadi sama gue diatap, tapi gue udah turun dulu karna ada guru, apa dia masih diatas?”

Alvin dan Rasya menghampiri keatap. Nihil, tidak ada orang sama sekali.
“cek ke parkiran coba”

♡♡♡

See U Mozzarella lovers💖

To Be Continued~📸

Give me Vote and Stay tuned for the story💗🤗

Because he melts more when you approach🌃👑

MOZARELLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang