"Can I Your To Be Mine?"
♡♡♡
“masih ga nyadar juga kalo Rella suka sama Lo, dan dia begitu karna ya menurutnya dia bukan siapa-siapa Lo ga berhak ngatur-ngatur Lo dekat sama siapa. Apalagi saat dia lihat Lo jalan bareng sama Naswa di Kantin. Kalo dia benerann suka sama Lo, Ancur tuh hati!” Ucap Zola
“masak? Masak dia suka sama gue?” tanya Moza terkejut dengan wajah yang mulai bergairah kembali
“lah, Lo nya sendiri?” tanya Zola
“gue? Jelas lah gue suka sama dia. Tapi kalo dia nya gue gatau” ucap Moza
“Percaya deh, kalo dia ga suka sama lo, dia gamungkin sok jutek dan ngejauh dari cuma karna si Naswa” ucap Zola
“Thanks ya sarannya! Gue cabut dulu!”
Moza melajukan motornya dan menuju ke rumah Rella. Ia menekan bel berterusan agar yang punya rumah keluar.
Tak lama kemudian, Rella pun membuka pintu.
“Moza, ngapain Lo kesini?” Tanya Rella
Moza pun langsung menarik Rella ke pelukannya.
Rella lalu menghempasnya kuat-kuat.
“lo gila ya?!” teriak Rella
“iya gue gila! Gue gila juga karna Lo!” ucap Moza
“lo kenapa sih?” tanya Rella
“lo yang kenapa? Lo ngejauh dari gue terus, apa semua karna Naswa?” tanya Moza
“Naswa.. iya gue tau Lo masih sayang sama dia, makanya ga bisa lepas dari dia.” Ucap Rella
“Terus hubungannya sama Lo kenapa?” Tanya Moza
“Itu yang harusnya jadi pertanyaan gue, gue sendiri gatau gue kenapa. Pertama kali gue bertingkah aneh sama diri gue sendiri apalagi karna orang gajelas kayak Naswa.” Ucap Rella
“Karna Lo suka sama gue” jawab Moza
Deg!
Tatapan mereka bertemu.
“Engga! Gue ga suka sama Lo!” ucap Rella lalu berbalik hendak masuk pintu.
Moza menarik tangan Rella dan kembali menariknya kedalam pelukannya.
Rella terkejut lalu terdiam.
“masih aja ga mo ngaku!” Ucap Moza meletakan kedua tangannya disamping pipi Rella.
Tanpa tersadar, mata Rella meneteskan air mata. Dengan tatapan bingung, sedih, bahagia, semua beracak menjadi satu.
“Lah kok malah nangis?” tanya Moza pelan
Rella lalu memeluk Moza dalam. Dia mengaitkan tangannya mengitari perut Moza.
Terkalup dalam-dalam dalam pelukan. Moza merangkul semakin dalam.
“Lo kenapa? Ceritaa deh” ucap Moza lirih
Rella pun melepaskan pelukannya, menatap kembali dengan binar mata yang masih dalam tangis.
“Gue suka sama lo, gue juga gatau kenapa gue bisa sayang sama lo, gue ngaku gue cemburu lihat lo sama Naswa. Gue.. guee berasa pengen banget Lo juga punya perasaan yang sama. Gue takut, orang yang gue sukai ini malah menjadi seperti Gian dulu. Dan berakhir dengan sebelah tangan.” Ucap Rella terlantun dengan tangisnya.
“orang yang gue maksud kemarin itu Lo rel.. gue suka sama Lo. Gue juga sayang sama lo” ucap Moza
Rella tersenyum“nah, gitu dong senyum, gausah nangis lagi. Kan gue nya juga disini ga kemana-mana.”
Rella menghapus air matanya.
“Can I your to be mine?”
Rella mengangguk lalu memeluk kembali Moza. Moza mencium puncak rambut Rella.
“Udah malem, lo ga pulang?” tanya Rella
“Nunggu lo tenang dulu, baru gue bisa pulang dengan tenang” ucap Moza
“udah kok, gue udah tenang, tapi janji lo gabakal hilang” ucap Rella
“iya gue janji, kan Lo kenal gue, sekalinya udah masuk, gue gabisa keluar” ucap Moza
“Bisa tuh sama Naswa” ucap Rella
“ya itu karna Naswa ga sayang beneran sama gue. Dia sayang sama gue sebagai teman. Ga lebih. Asal Lo juga sayang gue, gue ga bakal hilang” ucap Moza
“ Thanks ya, Lo udah ada” ucap Rella tersenyum.
“oke gue balik dulu ya, jangan nangis lagi, kalo ga, gue semaleman tidur di teras rumah Lo” ucap Moza bercanda
“iya iyaa, bye”
Rella melambaikan tangannya dan masuk kembali setelah melihat Moza sudah pulang.
Di Kamar Rella berguling-guling sendiri dengan tatapan masih ga percaya.
“jadi sekarang, gue pacarnya Moza?” ucap dia masih tidak percaya.
Dengan suka ria dia berguling dan menutupi dirinya dengan selimut. Maklum, efek jatuh cinta.
Esok harinya.
Disaat bel pulang usai berbunyi.“ngelamun ajaa” ucap Moza tiba-tiba duduk disampingnya.
“Siapa yang ngelamun, gue lagi liat anak basket pada latihan” ucap Rella
“ngapain lihat anak basket, orang pacarnya disampingnya” ngambek Moza.
“ngambek nih? Oke.. gue liatin dah”
Rella menatap manik mata moza yang indah dengan tatapan manis.
Moza pun yang ga rileks jadi canggung sendiri.Dia menutupi muka Rella dengan tangannya sambil diolengkan ke sebelah kiri.
“udah-udah candaa, gausah dianggep serius”
“loh kenapa? Tadi suruh liatin”
Moza pun salting sendiri.“jangan bilang lo masih canggung didekat gue?” tanya Rella
“engga..” jawab Moza mengelak
“harusnya gue yang canggung, bukan Lo” ucap Rella
“ya gue lah, kan.. em.. gue masih ga percaya juga.. kalo kita dah takent” ucap Moza sambil ikutan melihat anak basket latihan.
Masing-masing masih merasa dirinya sangat beruntung. Tapi entah itu Moza atau Rella. Mereka sama-sama beruntung saling memiliki.
“Cabut yuk!” ajak Moza
“Kemana?” tanya Rella
“Ruang musik”
Hah?
♡♡♡
See U Mozzarella lovers💖
To Be Continued~📸
Give me Vote and Stay tuned for the story💗🤗
Because he melts more when you approach🌃👑
KAMU SEDANG MEMBACA
MOZARELLA
Teen FictionTerlalu manis saat meleleh Terlalu nikmat untuk dinikmati sendiri. Karna dia, hanya milikku❤