"Thanks Lo udah buat nama gue selalu ada"
♡♡♡
Rella berniat menaiki bis. Waktu mencari halte, ia malah tersesat.
Ia berjalan terus di suatu jalan yang asing baginya.Taksi aja gaada yang lewat. Jalanan semakin sepi, Rella mulai ketakutan.
Ponsel Rella pun langsung mati, karna kehabisan baterai. Ia berdecak dan resah.
“Moza udah Nerima sharelock an gue ga ya? Kalo belom gimana coba gue pulang”
Rella merinding, karena jalanan sangat sunyi. Hanya ditemani suara jangkrik yang membuatnya tambah ketakutan.
Saat ada gerak gerik langkah seseorang, ia pun langsung bersembunyi dibalik Semak.
Ia tidak percaya sama siapapun orang. Yang Rella takuti kalo orang itu jahat. Dia pun ngumpet disana.
15 menit berlalu, Moza belum nongol-nongol.Suara serangga mulai membuat Rella tambah ketakutan. Otaknya benar-benar buntu, pikirannya kacau, hatinya resah.
Ditambah, Moza belum nongol-nongol juga. Ia mengira yang enggak-enggak. Tangisnya menyeluruh dipipinya. Dia benar-benar menyerah malam itu.
Tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya.
“Aaaaaaaaaaa!!!” Rella berteriak sangat kencang.
“woy, ini gue Moza!”
Rella mengintip keatas. Dan melihat sosok itu beneran Moza. Ia berdiri dan langsung memeluk Moza.
“Mozaa.. akhirnya Lo Dateng juga, gue beneran gatau mau minta tolong siapa lagi. Otak gue beneran buntu, gue takut”
“udahh tenang gue kan udah disini” moza mengelus rambut Rella dengan lembut.
Tangis Rella berhenti.
“Lagian lama amat si,” gerutu Rella
“Lah, Lo nya aja yang mainnya kejauhan, itu aja gue udah ngebut” tukas Moza kesal
“Gue abis dari rumah Nata, trus mampir café malah ketemu Gian, pas gue pulang malah nyasar” ucap Rella menceritakan awal mulanya
“Gian?”
Nama-nama itu langsung terngiang di otak Moza. Gian lagi, Gian lagi.
“Heem”
“Ngapain juga sih masih ketemu sama tu orang?” kesalnya dengan nada bete
“udah ah buruan anterin gue balik” ucap Rella menarik tangan Moza minta tolong.
“Btw lo kepo ngga, sama jalan lurus sana tuh ada apa” Moza mengiming-imingi Rella agar melewati tempat itu
“emangnya ada apa?”
“Hutan, tapi gue mau tunjukkin tempat yang buat Lo ternganga” ajak Moza
Rella hanya menurut. Ia mengikuti mau Moza. Entah, sudah tidak terpikirkan dia mau gimana. Yang penting nurut aja sama Moza, ntar biar aman. Lagian tidak ada yang ia kenal disini sama sekali selain Moza.
♡♡♡
Sesampainya mereka disana. Rella terkejut bukan main melihat apa yang ia lihat didepannya.
Sebuah sungai yang seperti telaga. Indah dan berseri.
“Whoah gilaaa!! ini seriusan tempatnya kayak gini?” tanya Rella ternganga melihatnya
“Baguskan?”
“Indah bangettt aaa” ucap Rella kegirangan
Mereka duduk diatas daun-daun yang sudah berserakan di tanah.
“Kalo tau ada tempat kayak gini, udah tiap hari gue bertapa disini” canda Rella menyairkan suasana hening
“Kesini aja terusan” ucap Moza
“Ramai ga sih?” tanya Rella mengira ini adalah objek wisata di Hutan.
“Oh tentu sepi, karna yang tau cuman gue” Moza membanggakan diri
“Beneran?!” tanya Rella kaget bukan main
Moza mengangguk-anggukan kepalanya.
Mereka berdua saling tersenyum menikmati pemandangan didepannya.
“Ehm tadi lo ketemu Gian ngapain?” tanya Moza kepo
“Ga sengaja doang, terus gue tanya alasannya kenapa. Eh tau ga? Dia udah baik loh sama gue. Seriusan! Tapi ya itu.. sayangnya dia udah punya cewek.” Ucap Rella mellow seketika
“Segitunya Lo suka sama dia?”
“Iyalah, Gian itu orang yang penuh kejutan bagi gue. Tapi itu dulu sih, gue nggatau aja kenapa sekarang dia beda banget. Mungkin ada sesuatu yang gue ga ngerti kejelasannya” Rella menanggapi batinnya sendiri.
Mereka pun terdiam. Moza tidak membalas curhatannya Rella, dia terkalut dalam suasana hening.
Ia menurunkan tubuhnya dan tiduran menghadap pohon-pohon rindang diatasnya. Sambil terpejam, sambil menghirup udara malam.
Rella pun ikut-ikutan. Dia juga terdiam. Ga ngotakk sama maksud Moza. Ia menoleh menatap muka Moza yang masih terpejam.
“Kenapa? Gue terlalu ganteng ya, sampai lo liatin kek gitu?” tanya Moza dalam pejaman matanya.
Rella tidak menjawab, dia kembali ke posisinya.
“Rell,” panggil Moza
“Apa?” agak jutek dikit
“Thanks ya”
“Maksudnya?”
“Thanks udah buat nama gue selalu ada” ucap Moza
Rella gapaham apa maksud Moza. Dia hanya diam menanggapi perkataan Moza.
“jujur, gue hargain kok kalo lo selalu nyebut gue disaat Lo butuh pertolongan, kalo udah beberapa kali, gue berharap nya berkali-kali sih, tapi sepertinya tidak mungkin.. emm yagitulah”
Moza mengucapkan kata-kata yang membuat otak harus berfikir beberapa kali.
“Lo ngomong apa sih Za? Gue ga paham” ucap Rella tidak mengerti apa maksud Moza.
Moza tidak melanjutkan pembicaraannya. Dia bangkit dan berdiri. Mengulurkan tangannya ke hadapan Rella.
Tanpa ekspresi apa-apa.
Rella pun bangkit dengan menerima uluran tangan Moza.“Udah malem, ga pulang?” tanya Moza
“Iya ya, yaudah” jawab Rella.
Rella berputar dan melangkah
“Bentar”
Moza melepaskan jaketnya dan menyelimuti tubuh mungil Rella.
“Biar ga kedinginan”
“Hehe thanks” agak canggung dikit
Mereka pun kembali menaiki motor dan menuju arah pulang.
Di perjalanan, Rella terkalup dengan suasana malam. Ia melihat-lihat jalan. Sedangkan Moza, pikirannya selalu Rella.
“Kelewatan ga si tadi?” batin Moza
Untuk malam itu, malam pertama kalinya Moza bisa bersama seseorang yang mungkin baginya membuatnya bahagia.
♡♡♡
See U Mozzarella lovers💖
To Be Continued~📸
Give me Vote and Stay tuned for the story💗🤗
Because he melts more when you approach🌃👑
KAMU SEDANG MEMBACA
MOZARELLA
Teen FictionTerlalu manis saat meleleh Terlalu nikmat untuk dinikmati sendiri. Karna dia, hanya milikku❤