Hasil DNA

2.8K 262 49
                                    

Arya kini sudah berada di rs membawa ibrahim. Karna keadaanya cukup parah ibrahim masuk ke ruang icu.

Arya benar benar tak tau harus bagaimana sekarang pikirannya kacau, dilain sisi manda dan juga di lain sisi ibrahim.

Dia benar benar kesal pada anetha pasalnya istrinya itu meninggalkan anaknya sendirian di rumahnya. Hingga membuat sang anak jatuh dari lantai dua ke lantai satu. Karna benturan yang amat kuat dan jarak yang tinggi ibrahim masuk ke ruang icu.

" Ba aim gimana" tanya anetha berlari mendekati arya
Arya menoleh anetha. Satu tamparan mendarat di pipi anetha.

" Menurut lo gimana! Lo punya otak ga kenapa lo tinggalin anak lo sendiri di rumah!"
" Lo ngapain hah! Lo masih nyariin laki laki lo itu? Sekarang mana dia hah!" Arya benar benar emosi.
" Lo tampar gue! anak bukan cuma tanggung jawab ibu tapi bapaknya juga" teriak anetha.

Arya memukul dinding rumah sakit itu ia benar benar emosi di tambah permasalahannya dengan amanda saat ini.

" Bapak nya? Apa gue bapak nya? " Tanya arya pada anetha.
" Bapak nya bratha kan iya kan jawab gue" arya mengguncang pundak anetha
" Iya dia bapaknya ibrahim dan lo memang ga pantes di sebut bapak dengan kelakuan lo begini lo khianati gue arya!" Ucap anetha melotot ke arah arya
" Khianat! Lo yang dari awal jebak gue " ucap arya.

Seorang suster melerai pertengkaran mereka. Tak ingin ada keributan di rumah sakit itu.

****
Arya masih menunggu di ruang tunggu icu itu. Pikiran arya benar benar kacau. Ia terus memikirkan manda dan mencoba mengubungi manda namun wanita itu tidak bisa di hubungi.

" Keluarga ibrahim?" Teriak suster
Arya dan anetha mendekat
" Ya ada apa sus?"
" Ibrahim kekurangan darah karna terlaku banyak mengeluarkan darah. Dan stok darah kami sudah tidak ada apa bapak ibu mau mendonorkan darah?"
" Golongan darahnya B+ pak buk" lanjut suster itu

Anetha benar benar cemas dengan keadaan anaknya, arya tau pasti golongan darahnya dan anetha bukan B+.

" Kalo lo mau anak lo selamat lo cari bapaknya dan minta buat donor darah" ucap arya menatap anetha
" Kalo di bisa gue temuin gue ga butuh saran lo" ketus anetha.
" Gue masih ada urusan lo urusan anak lo" arya meninggalkan anetha.

****
Setelah mendengarkan ucapan safira manda sudah merasa lebih tenang. Kini ia sudah tertidur di pelukan syifa.

Syifa yang saat ini juga tengah hancur tapi ia tau manda lebih membutuhkan pelukannya.

Melihat manda yang sudah tertidur syifa meninggalkan manda keluar kamarnya menuju balkon belakang.

Ya syifa menangis menatap bintang bintang di sana mengingat semua kenangan bersama rizky, kenapa rizky begitu mudah percaya tapi tidak ada yang bisa syifa lakukan saat ini. Bahkan dia tak mau lagi menghubungi rizky karna ia merasa terlalu murah jika harus mengemis pada rizky.

" Ehemmm" deheman safira menyadarkan lamunan syifa
" Eh kak" syifa menyeka air matanya cepat.
Safira tak banyak berkata kata ia langsung memeluk syifa menenangkan sang adik

" Kalo mau nangis nangisin aja, wajar kok, hari ini boleh nangis nangisan tapi besok udah engga ya"
" Manusia ga selalu di tuntut kuat kok, ada kalahnya rapuh semua ada fasenya"
" Tinggal gimana kita melewati nya"
Ucap safira mengusap rambut syifa yang sedang ada di pelukannya.

" Cipa putus kak, iky bener bene ga mau dengerin penjelasan cipa" tangis syifa di pelukan sang kaka
" Iya kaka tau kok kamu yang sabar ya. Kaka selalu doain kamu dapet orang yang tepat du hidup kamu nantinya" kini safira mengecup rambut sang adik.

" Kak makasih udah gantiin mama di saat mama ga ada di samping cipa"
Ya pasalnya sang mama dan papa syifa sedang berada di KL. Sudah dua tahun berbisnis di sana. Sejak saat itu syifa tinggal bersama sang kaka.

Tak seharusnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang