***
Keesokan harinya, ia berangkat ke kampus dijemput oleh Angga, jarak kampus Angga nggak terlalu jauh dari Ayra, oleh karena itu, ia selalu berangkat bersama bila mendapati jam mata kuliah yang bersamaan.
"Gimana hari ini?" Tanya Angga menanyakan keadaannya Ayra.
Ayra terdiam tak menjawab pertanyaan dari Angga. Angga berpikir mungkin Ayra masih butuh waktu, Angga memaklumi itu. Namun, Angga ingin bercerita kepada Ayra tentang beberapa hal, mengingat kondisi Ayra yang masih berduka, Angga menahannnya.
Hingga 2 minggu sudah berjalan. Namun, Ayra masih tidak seperti biasanya, Angga menjemput Ayra di kampusnya, Angga ingin bercerita sekarang pada Ayra.
"Ra, Gue pengen ngomong." Ucap Angga menghentikan langkah kaki Ayra.
"Beri Gue waktu, Ngga." Ucap Ayra yang menolak berbicara dengan Angga, Angga terdiam dengan melajuka sepeda motornya mengantarkan Ayra ke rumah.
***
Malam harinya, Ayra lebih tenang dan membuka kotak kado dari Arka yang sudah disiapkan 1 tahun lalu sebelum Arka pergi meninggalkan Ayra. Ayra membukanya, terlihat di dalam, terdapat sebuah Flasdhisk, Surat dan kalung bertuliskan Aya. Ayra mengambil kalung tersebu yang bertuliskan Aya.
"Kayaknya aku nggak asing dengan nama Aya." Ucap Ayra.
Selepas mengambil kalung tersebut, Ayra mengambil Flasdhisk untuk disambungkan ke laptop, di dalam flasdhisk terdapat 2 folder, yaitu foto dan video. Sebelum ke foto, Ayra membuka video terlebih dulu. Di folder video terdapat beberapa video, Ayra memutar video yang berjudul "Kalung Aya". Ketika di putar, Nampak ada Arka di dalam video tersebut.
"Hallo. Sebelumnya aku mau mengucapkan minta maaf yang sebesar-besarnya pada tuan putri Aya, kenapa Aya? Mungkin sekarang kamu bertanya-tanya, siapa Aya itu? Oke aku ceritakan, pertemuanku dengan tuan putri Aya. Dulu waktu umur 5 tahun, ketika aku diajak oleh Mama Namira ke Mall saat itu, tiba-tiba aku terpisah dengan Mama, saat itu aku menangis di Mall, dan tiba-tiba ada tuan putri yang mengusap air mataku saat itu, dia ditemani oleh Susternya, ketika itu, dia mengejekuu, di bilang kayak gini, jadi laki-laki itu gak boleh nangis, terus dia ngenalin diri dengan pedenya, namaku Aya, terus dia Tanya namaku siapa, ya aku saat itu jawab namaku Alan. Mungkin kamu pernah lihat foto 2 anak kecil yang dibaliknya ada tulisan Alan love Aya di kamarku saat itu, itu adalah kamu Ra, kamu saat kecil. Terus kenapa bisa ada foto itu? Pada akhirnya suster kamu bantu nyari keberadaan mamaku dan akhirnya ketemu, terus kamu sendiri yang minta foto berdua di hp mamaku, mamaku juga tau, kalau Aya itu kamu, tapi mama diam aja. Di pakai ya kalung yang aku kasih, semoga jadi obat rindu kamu kalau rindu Arka yang udah nggak bisa jagain kamu lagi.." Penjelasan dari Arka membuat Ayra menangis terisak-isak.
"Jadi, Arka..." Ucap Ayra yang tidak bisa melanjutkan ucapannya, ia langsung mengambil dan memakainya.
***
Jam menunjukkan pukul 22.00 malam, Ia masih terduduk di meja belajarnya, menatap layar laptopnya, tiba-tiba ada yang mengetok pintu kamarnya, dia adalah Aldi, kakaknya.
"Dek, Angga berangkat sekarang." Ucap Aldi tergesa-gesa mengatakannya.
"Berangkat ke mana?" Tanya Ayra yang masih terisak.
"Dia belum cerita sama Lo? Dia diterima beasiswanya di London."
"Hah?" Ayra bingung harus melakukan apa sekarang. Ia langsung mencari gawainya, dan akhirnya ketemu, dia melihat beberapa panggilan masuk dari Angga, dan ada 2 pesan dari Angga.
***
Sampai di bandara, Ayra mencari-cari rute keberangkatan yang sesuai dengan keberangkatan Angga. Tadi Aldi sempat memberi foto tiket Angga pada Ayra. Ia melihat keberangkatan Angga yang sudah mulai untuk memasuki pesawat. Ayra mencoba menerobos petugas. Namun, ditahan oleh petugas.
"Maaf kak, nggak bisa."
"Saya harus ketemu temen saya, pak. Saya harusketemu dia sekarang, saya mohon." Ucap Ayra terisak melawan petugas
Usahanya gagal, ia duduk lemas karena tidak bisa bertemu dengan Angga. Namun, Ayra mendengarkan suara laki-laki itu yang tak lain adalah Angga, Ayra langsung memeluk Angga.
"Angga, Gue minta maaf, Gue egois sama Lo." Ucap Ayra terisak-isak memeluk Angga dengan sangat erat.
Mendengar permintaan maaf dari Ayra, Angga meneteskan air matanya.
"Iya, Gue udah maafin Lo." Ucap Angga menenangkan Ayra.
"Makasih banyak Ngga, selama ini Lo selalu ada disaat Gue butuh."
Angga memeluk Ayra dengan sangat erat "Gue akan selalu ada buat Lo, Ra."
Tiba-tiba pengumuman keberangkatan Angga tinggal 5 menit lagi, kini saatnya Angga dan Ayra harus siap untuk berpisah.
"Udah dulu ya, bentar lagi aku berangkat." Angga memegang tangan Ayra.
Ayra memeluk Angga lagi sebelum ia berpisah "Jaga diri baik-baik ya, Ngga."
"Dadah, Ra." Angga melambaikan tangannya
"Jaga diri baik-baik di sana." Ucap Ayra memberikan cium jauh untuk Angga.
Dari jauh, terlihat Aldi memantau mereka berdua, ia tidak mau menganggu perpisahan mereka berdua.
SELESAI
Yess, Finally Alhamdulillah selesai sudah cerita ini dengan 45 part yang menguras air mata setiap part-nya. Aku mau berterima kasih kepada seseorang yang aku temui pada tahun 2017, dia adalah AR. Aku tidak pernah menyesal telah mengenal Arka di kehidupan nyata, berkat dia aku bisa membuat cerita yang sangat indah ini. Terima kasih banyak kepada pembaca setiaku, setelah beberapa bulan vakum dan akhirnya bisa menyelesaikan cerita ini.
Jangan Lupa Follow, klik star di pojok kiri bawah dan share ke teman-teman lainnya.
"Terima kasih telah mengikuti ceritaku." ucap Ayra Kalila Abinaya.
Sampai jumpa di cerita selanjutnya,
Thank youu...
KAMU SEDANG MEMBACA
PLOT TWIST [END]
Teen FictionDi parkiran sepeda, yang dimana terdapat banyak anak-anak yang akan segera pulang, Gue memanggil Arka dengan keras "hei Arka." Teriak Gue. Arka hanya memandang Gue "Lo kalau suka sama gue itu bilang, nggak usah kebanyakan gengsi." Ucap Gue dengan te...