Arka Delana
Gue, minta maaf atas kejadian siang tadi, gue harap lo bisa maafin gue dan terimakasih udah buatin gue brownies, brownies loh enak banget :)______________________________________
🌸🌸🌸
Ketika menerima pesan dari Arka, Ayra langsung membalasnya.
Ayra Kalila
Iya gapapa Ka.
Aku ngerti juga kok.Di tempat lain, Arka yang mendapat balasan dari Ayra merasa lega dengan pesannya, karena Arka takut Ayra masih sakit hati dengan ucapannya tadi.
"Syukurlah dia maafin gue." Ucap Arka
🌸🌸🌸
Keesokan harinya, Namira ingin Menitipkan bekal makan untuk Ayra kepada Arka.
"Sayang, ini nanti kamu kasih ke Ayra ya, mama mau kasih coba masakan mama yang ini." Pinta Namira sembari menunjuk makanan yang telah siap dibekal oleh Namira.
"Buat apa sih ma, dia juga pasti udah bawa bekal dari rumahnya." Jawab Arka yang menghampiri Namira.
"Emangnya gak boleh, Ayra udah mama anggep seperti anak sendiri loh, entah kenapa mama cocok banget sama dia, syukur-syukur ini tuh buat minta maaf atas kejadian kemarin."
"Yaudah deh ma, sini Arka bawakan untuk Ayra, anak sendiri aja boro-boro dibawain bekal, ini anak orang dibawain bekal." Oceh Arka
"Cemburu ya, nanti deh mama bekalin buat kamu, terimakasih sayang." Jawab Namira dengan senyuman yang manis.
"Sama-sama mamaku super bawel." Ucap Arka sembari mengambil bekal makan untuk Ayra
🌸🌸🌸
Arka POV
Setelah sampai disekolah, aku sejujurnya bingung bagaimana cara memberikannya kepada Ayra, karena ia tahu sendiri akan resiko yang dihadapi jika dirinya datang ke kelas Ayra.
Bodoamat lah. Batinku
Dengan perlahan, aku berjalan menuju kelas Ayra yang berada disebelah lorong. Aku kira mungkin dengan aku berjalan perlahan, siapa tau aku ketemu Ayra di jalan, ternyata dugaanku tidak tepat sama sekali. Setibanya di depan kelas XI MIPA 3.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam." Jawaban dari teman-teman Ayra
"Ada Ayra nggak?"
"Cie Ayra dicariin Arka ituloh." Sahut Nanda
"Cie perkembangannya bagus nih." Sahut Rani
"Ciee lanjut teruss." Sahut Fitri
Apa gue bilang kan? Batin Arka
Ayra POV
Hari ini, tidak seperti hari biasanya, aku berangkat pagi sekali, karena kemarin malam aku lupa tidak mengerjakan pr, sembari menulis pr ada suara yang tak asing menurutku, namun, aku masih saja meneruskan menulisnya.
"Assalamualaikum" ucap laki-laki itu yang tak lain adalah Arka
"Waalaikumsalam" jawaban dari teman-temanku
"Ada Ayra nggak?"
Deg..
Arka nyari aku? Batinku
Sahut menyahut antara teman-temanku menjadi satu, semua heboh menjadi satu. Aku menghampiri Arka yang berada di depan pintu kelas sembari menanyakan maksud kedatangannya itu.
"Ngapain ka?" Tanyaku
"Ini bekal makan titipan dari mama, jangan lupa dimakan ya." Sembari menyodorkan bekal makan ke tanganku
"Dalam rangka apa ka?" Tanyaku menahan pipi yang seperti kepiting rebus
"Nggak ada apa-apa sih, pengen aja. Dan masalah kemarin gue minta maaf sekali lagi ya." Jawabnya
"Oh... emm gapapa kok, thanks ya." Jawabku menahan pipi yang sudah keterlaluan
"Oke. Lo lucu kalau lagi blushing." Jawabnya sambil meninggalkan kelasku
"Apaan sih ka nggak jelas"
Ayra masih memperhatikan Arka yang berjalan meninggalkan kelasnya. Bel sekolah akan berbunyi, Ayra segera masuk kelas, tak disangka-sangka seluruh teman kelasnya saling sahut menyahut dengan persoalan Ayra dan Arka.
"Ciee periksa jantungnya Ayra cepetan."
"Waduh-waduh ambulance dong."
"Kasih-kasih nafas buatan."
"Meleleh akutuh diperhatiin sama bang Arka."
" Aku nggak bisa diginiin bang."
Aku hanya terkekeh melihat kelakuan teman-temanku yang sangat konyol itu.
🌸🌸🌸
Author POV
Disisi lain, Arka nampaknya tak konsentrasi dengan pelajaran, karena ia terus terbayang-bayang pipi merah Ayra yang blushing tadi pagi.
Ayra, lucu banget. Batin Arka
"Kok aku mikirin dia? enggak-enggak udah-udah." Ucap Arka
🌸🌸🌸
Di sore harinya, tak seperti biasanya Ayra, Viona dan Aletta berkumpul di depan kelas, mereka ingin bercerita satu sama lain, tentang curahan hati mereka terpendam selama sebulan belakangan ini.
"Jadi gini, akhir-akhir ini, sebenarnya gue merasa bersalah banget sama kalian, marah-marahin kalian, padahal kalian nggak tau apa-apa." Ucap Aletta pelan-pelan dan bulir mata pelan-pelan berjatuhan
"Udah Al, aku juga ngerti kok perasaanmu, jadikan ini sebagai pembelajaran buat kamu, aku sama Viona kalau ada salah kata minta maaf." Ujar Ayra
"Baru nyadar Lo Al? Kemarin-kemarin kemana aja?" Ucap Viona dengan santainya
"Maksud Lo apa ngomong gitu? Gue disini baik-baik minta maaf ya." Ucap Aletta dengan emosi yang meluap-luap
"Kalau Lo nggak mau jadi sahabat gue, gue nggak masalah." Tambah Aletta yang emosinya sudah diluar batas
"Hei kalian kenapa sih, sabar-sabar, Aletta kita bisa bicarakan ini dengan baik-baik, nggak usah pakai emosi dong." Ucap Ayra yang menengahi mereka berdua"Gue sih nggak masalah ya, kalau gue nggak punya sahabat seperti Lo, buang-buang waktu dan nyakitin doang." Ayra kaget mendengar ucapan Viona yang baru saja dikatakan.
"Viona." Ucap Ayra dengan keras
.
.
.
.
.Assalamualaikum teman-teman,
Gimana? Kalian suka dengan part ini? Kalau kalian suka tekan bintang dibagian kiri bawah yah,
Agar Mimin semangat untuk menulis :)Salam hangat dari Mimin,
KAMU SEDANG MEMBACA
PLOT TWIST [END]
Teen FictionDi parkiran sepeda, yang dimana terdapat banyak anak-anak yang akan segera pulang, Gue memanggil Arka dengan keras "hei Arka." Teriak Gue. Arka hanya memandang Gue "Lo kalau suka sama gue itu bilang, nggak usah kebanyakan gengsi." Ucap Gue dengan te...