📝1

7.4K 231 3
                                    

"Lo lagi, lo lagi, meresahkan banget sih lo!" Itulah kata pertama yang ke luar dari mulut kakak perempuan Acil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo lagi, lo lagi, meresahkan banget sih lo!" Itulah kata pertama yang ke luar dari mulut kakak perempuan Acil.

"Maaf kak, tadi Acil gak sengaja, Acil buru-buru, jadi Acil gak liat kakak tadi," ucap Acil takut-takut.

"Gak sengaja, gak sengaja, apa mata lo buta hah? Badan gue segede ini gak liat, ck bikin pagi gue suram aja lo, awas!" Ucap Arsyanti, yang biasa di panggil Aca di dalam rumah ini. Aca mendorong Acil dengan kuat sehingga jatuh dan membuat lutut Acil memerah.

Aca tidak peduli dan kembali melanjutkan perjalanannya.

"Non, apa Non baik-baik saja?" tanya ART rumah ini khawatir pada nona kecilnya itu.

"Tidak apa-apa kok bi, ini hanya luka biasa," jawabnya dengan senyum lembut.

Acil yang awalnya membawa pakaian sekolahnya, segera mengambil pakaian itu dan pergi ke kamar nya.

Acil langsung menutup pintu kamar itu dan meremat bajunya menahan isak tangisnya.

"Acil, kamu kuat, kamu tidak boleh nangis, kamu pasti bisa!" Acil kemudian mengusap air matanya dengan kasar dan juga menepuk bahunya untuk menguatkan hati kecilnya. Setelah itu ia segera mandi untuk pergi ke sekolah.

"Acil sayang, kalau sudah selesai turun ke bawah ya, mama sudah menyiapkan makanan kesukaan Acil!" teriak mama Acil dari bawah.

"Iya ma, Acil bentar lagi siap!" balasnya ikutan teriak.

Semua orang sudah menunggu di meja makan. Acil turun dari tangga dan langsung menuju ke meja makan. Wajah yang awalnya berseri-seri, menjadi menegang seketika. Sebab ini pertama kalinya papa, beserta kakak-kakak nya ikut sarapan bersama.

Soalnya mereka selalu sarapan lebih dulu dan meninggalkan Acil sendirian, Acil merasakan kehangatan di dalam hati kecilnya.

Apa mungkin, papa dan kakak sudah mulai menerima Acil?

Acil tersenyum kecil dan langsung menuju ke meja makan itu. Tapi, saat ia menarik kursi itu, papa dan kakak-kakak nya mendorong kursi mereka, bermaksud untuk pergi dari sana.

"Mas, kamu sudah selesai sarapannya?" tanya istrinya.

"Sudah, aku tidak memiliki serela untuk melanjutkan sarapan ku lagi," sinis papa padanya.

Acil yang mendengarkan itu kembali menekuk wajahnya ke bawah. Angelica, mama Acil, ia melihat perubahan di wajah putrinya itu, ia kasihan terhadap putrinya ini. Acil selalu mendapatkan perlakuan berbeda dari papa nya dan juga saudara nya yang lain.

"Mas, kamu tidak boleh seperti itu, makanan mu bahkan belum habis. Habiskan dulu sarapan mu, setelah itu baru berangkat kerja. Tidak baik menyisakan makanan," tegur istrinya lembut.

"Anak-anak, kalian juga, jangan menyisakan makanan kalian, habiskan dulu baru pergi ke kampus," sambungnya kembali. Suami dan anak-anak nya menuruti perkataan Angelica dan kembali duduk di meja makan.

Surat Terakhir Acil untuk Tuhan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang