Acil tergolong anak yang pintar di sekolahnya. Dia selalu menjadi peringkat pertama di sekolahnya, peringkat pertama di kelas, peringkat pertama dari seluruh kelas, dan juga peringkat pertama di hati guru-guru nya. Tetapi, peringkat terakhir di hati papanya, miris bukan.
Acil termenung ketika pelajaran sedang berlangsung, biasanya Acil tidak pernah termenung seperti ini, sehingga membuat kedua sahabat nya mengerutkan dahi nya bingung.
Keyla memandang ke arah Dinda mengangkat alisnya seraya bertanya, tetapi Dinda juga tidak tau apa yang terjadi pada sohib nya ini. Akhirnya Keyla bertanya pada Acil.
"Acil, lo kenapa? lo sakit?" tany Keyla sepelan mungkin.
"Hah?" Acil kaget karena lamunannya terbuyarkan begitu saja.
Acil melihat ke arah Keyla dan melihat raut khawatir di wajah sahabatnya ini. Acil tersenyum ke arah Keyla.
"Tidak apa-apa kok Key, Acil hanya kepikiran sesuatu aja," balasny.
"Lo gak bohong kan sama gue?"
"Nggak kok, serius. Acil gak apa-apa," ucap Acil kembali tersenyum, ia menghadap ke papan tulis lagi, sebab guru sedang menerangkan pelajaran.
"Ok."
Teman-teman, maaf untuk saat ini Acil tidak bisa menceritakan tentang masalah Acil pada kalian. Padahal kalian selalu menceritakan segala nya pada Acil.
Acil tersenyum sendu, kemudian menundukkan kepala nya di bawah meja. Rasanya kepalanya pusing saat ini.
Ini sering terjadi belakangan ini, Acil hanya menghiraukan nya, ia berpikir ini semua terjadi karena ia terlalu keras pada diri nya sendiri.
Acil yang menundukkan kepalanya mulai merasa pusing, ia merasakan ada suatu cairan hangat yang keluar dari hidung nya. Ia segera meraba hal itu, disaat Acil melihat tangannya ia terkejut dan menegakkan kembali kepalanya.
Entah sebuah kebetulan atau apa, gurunya melihat kebelakang setelah menulis soal matematika di papan tulis. Sang guru bermaksud untuk menyuruh Acil menjawab pertanyaan yang ia berikan, tetapi gurunya terkejut melihat darah yang keluar dari hidung Acil.
"Astaga Acil, kamu mimisan! Kamu ke uks saja, cepat!" Gurunya bergegas ke arah meja Acil.
Keyla dan Dinda yang awalnya main-main, terkejut seketika mendengar nama sahabatnya di sebut oleh gurunya.
Apa? Mimisan? Itulah yang mereka berdua pikirkan saat ini.
Keyla dan Dinda langsung beranjak dari kursinya dan membopong Acil. Dan akhirnya mereka sampai di uks. Keyla tadi meminta agar dia dan Dinda saja membawa Acil ke uks, dan untungnya disetujui oleh gurunya itu.
"Acil, astaga! Kenapa lo bisa sampai seperti ini sih?" tanya Keyla dengan raut wajah penuh kekhawatiran.
"Acil tidak apa-apa kok Key, jangan khawatir, ini hanya mimisan biasa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Terakhir Acil untuk Tuhan ✔
Fanfiction⚠️ DILARANG KERAS UNTUK PLAGIAT CERITA!!! JANGAN PLAGIAT YA, DOSA TAU!!! ⚠️ Jangan tertipu oleh judul Assylia Putri Nugraha biasa di panggil Acil, ia berusia 16 tahun, gadis yang terlahir di keluarga yang berada. Semua kebutuhan nya tercukupi, tetap...