⚠️ DILARANG KERAS UNTUK PLAGIAT CERITA!!! JANGAN PLAGIAT YA, DOSA TAU!!! ⚠️
Jangan tertipu oleh judul
Assylia Putri Nugraha biasa di panggil Acil, ia berusia 16 tahun, gadis yang terlahir di keluarga yang berada. Semua kebutuhan nya tercukupi, tetap...
Turut berduka cita untuk kita semua yang pernah dituduh salah padahal aslinya nggak tau apa-apa . . . . .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Andut Udah 2 hari lo gak masuk sekolah @Assyil Lo masih sakit? Atau sesuatu terjadi lagi?
Keylut Iya, kalau ada apa² bilang ke kita ya Gue khawatir banget sama lo Gue harap lo baik² aja
Acil yang menghadap ke arah dinding, sebenarnya sejak tadi ia mendengar ponselnya berbunyi. Tetapi, ia menghiraukan nya, ia meras pusing. Makanya, Acil tidak melihat ponselnya.
Tetapi, tak lama kemudian ia mengambil ponselnya itu. Dan membuka room chat mereka.
Me Maaf ya semuanya Badan Acil belum fit sepenuhnya
Setelah membalas pesan di room chat mereka bertiga, nama seseorang mengambil alih atensi Acil. Ia melebarkan matanya terkejut dan langsung membaca pesan itu.
Kak Kevin Apa yang terjadi? Kenapa Mama sama Vera pergi dari rumah? Baru beberapa hari gue pergi dari rumah, sampai di rumah malah nggak jumpa sama Mama. Bujuk Mama sama Vera buat kembali ke rumah
"Ah, haha, apa sih yang kamu harapkan Cil? Apa kamu berharap kalau dia bakalan nanya tentang kamu? Itu semua hanya mimpi belaka. Haha tapi, kenapa rasanya sesak. Padahal ini sudah biasa terjadi." Acil menenggelamkan wajahnya ke dalam bantal dan menangis tanpa mengeluarkan suara.
Apakah kalian tau? Menangis tanpa suara adalah sakit yang luar biasa. Tidak ada yang bisa mengobatinya.
Karena menangis, Acil sampai lupa membalas chat dari kakak nya itu. Setelah lega rasanya, Acil menatap ke arah luar jendela. Kemudian menghirup udara itu dengan rakus dan menghembuskannya secara perlahan. Ia melakukan kegiatan itu berkali-kali.
Ketahuilah, dengan menghirup udara segar pikiran dan hati kita akan menjadi tenang.
Acil merenung dan menatap ke pohon-pohon besar di depannya, dimana angin sepoi-sepoi menggoda daun-daun di ranting itu, sehingga daun-daun itu bergerak secara gemulai.
Dering ponsel mengalihkan atensi Acil, Acil kemudian menatap ponsel yang ada di atas meja dan mengambilnya. Acil melihat nama kakaknya tertera di layar ponsel itu. Rasanya Acil tidak ingin mengangkat panggilan itu, jika ia menjawabnya maka hanya percakapan yang menyakiti hati yang akan di dengarkan oleh telinganya.
Niatnya tidak ingin menjawab ponsel itu, tetapi ponselnya malah berdering terus, hal itu membuat Acil kesal. Ia langsung mengambil ponselnya, tetapi sebelum itu ia mengambil napas dalam-dalam dan menghembuskan secara perlahan untuk meredamkan amarahnya.
