📝9

2.1K 111 5
                                    

"Wah-wah, lihat siapa yang berduaan di dalam kamar tanpa ada orang lain disini? Malu-maluin keluarga benget sih lo, udah beban tambah beban lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wah-wah, lihat siapa yang berduaan di dalam kamar tanpa ada orang lain disini? Malu-maluin keluarga benget sih lo, udah beban tambah beban lagi. Malah nyari penyakit lo dengan berdua-duaan di situ," ujar seseorang yang membuat Acil dan Dirga kaget. Acil langsung membeku seketika.

Acil melihat ke arah pintu dimana kakak pertama, kedua, dan ketiga nya sedang berdiri di depan pintu kamar nya. Acil segera melepaskan tangannya dan memundurkan tubuhnya.

"K... Kak?" gagap Acil.

Aca, orang yang berbicara tadi menatap sinis ke arah Acil.

"Lo kalau pengen berbuat hina, setidaknya jangan dirumah ini dong. Sewa hotel kek, kalau perlu keluar lo dari rumah ini sekalian, biar gak nyusahin keluarga gue lagi lo!" Lagi dan lagi ucapan Aca menyakiti hati Acil, dan triple hurt nya lagi disini ada Dirga dan juga Keyla yang mendengarkan ucapan menusuk kakaknya itu.

"Ck, ck, sudah beralih profesi lo dari siswa ke jalang?" kata Reno yang merendahkan Acil.

"KAK!" teriak Acil tak terima.

"Apa lo? Berani banget lo ngebentak gue? Gue bilangin papa, hilang lo dari dunia ini," ancamnya.

Dirga sudah tak tahan mendengar ucapan menyakitkan kedua orang itu. Bisa dia tebak bahwa ketiga orang itu adalah kakak Acil, sebab Acil memanggil mereka dengan sebutan kakak.

"Heh, lo! Ucapan lo nyakitin banget sih. Punya hati gak sih lo ngomong begitu ke adek lo sendiri?" labrak Keyla tiba-tiba, dia sudah tidak tahan mendengar ucapan kakaknya itu.

"Apa lo? Mau bela dia lo? Jangan bilang lo sama dengan dia, makanya lo...."

Sebuah tamparan keras melayang di wajah Aca, dan membuat Aca meringis kesakitan.

Acil menganga dan menutup mulutnya tak percaya sedangkan Dirga menatap Keyla dengan tatapan puas.

Reno mendekat ke arah kakaknya, "Kak, kakak gak pa-pa kan?" tanya Reno.

"Gak pa-pa apanya? Orang ini sakit banget, minggir!" sinis Aca.

Keyla menatap angkuh ke arah Aca yang sedang berdiri di hadapannya.

Aca membalas tamparan yang ia dapat tadi, Keyla tidak kesal tetapi ia malah senang. Bukankah ini menyenangkan? Batin Keyla.

"Sakit kan lo? Itu yang gue rasakan tadi!" bentak Aca.

"Haha, sakit? Keknya tamparan lo gak ada apa-apa nya, dibanding dengan tamparan yang gue berikan," remeh Keyla.

Dan tanpa aba-aba, Keyla menjambak rambut Aca dan membuat Aca sedikit kesusahan.

"Akh, lepasin brengsek! Lo gak denger apa yang gue bilang hah? Lepasin gue," teriak Keyla.

Acil yang melihat pertengkaran di dalam kamarnya itu berusaha untuk berdiri dari ranjangnya dengan susah payah sebab kondisinya yang belum pulih sepenuhnya.

Surat Terakhir Acil untuk Tuhan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang