Mereka masih berada di taman sekolah, Acil menceritakan semuanya. Semua tentang keluarganya, Keyla dan Dinda tampak kesal dengan cerita Acil itu. Keyla dan Dinda merespon dengan ekspresi kesalnya. Seperti,
"Dasar kuntilanak itu, kalau gue ketemu lagi dengannya, bakal gue pites kayak kutu. Udah kurus, banyak tingkah lagi tuh mak lampir," kesal Keyla.
"Akh, gue lebih kesal dengan Papa nya. Yang benar aja, ayah mana yang bakalan tega memperlakukan anaknya seperti anak tiri?" ucap Dinda ceplas-ceplos.
Acil merasakan denyut di dada nya, benar kata Dinda. Ayah mana yang bakalan tega memperlakukan anaknya seperti itu, jika bukan dia adalah anak tiri Papa nya.
Keyla melihat ekspresi Acil, dia merasa bersalah. Sedangkan Dinda masih ngomel-ngomel tentang Papa Acil. Akhirnya Keyla menyikut perut Dinda dan menunjuk ke arah Acil.
Dinda yang disikut pun melihat kearah pandangan Keyla.
Dinda berdehem merasa tak enak hati atas ucapannya.
"Cil, maafin gue, gue gak bermaksud ngomong begitu tentang bokap lo," sesal Dinda.
Acil yang mendengar permintaan maaf Dinda langsung menolehkan kepalanya pada Dinda. Dan menggerakkan kedua tangannya seraya berkata tidak.
"Tidak kok Din, jangan meminta maaf. Acil ngerti kok kekesalan Dinda. Tapi kalian tau, walaupun Papu dan saudara Acil seperti itu, Acil tetap menyayangi mereka. Hehe," tawa Acil dengan senyuman lebarnya dan menampakkan deretan gigi rapi itu.
Keyla dan Dinda merasa tak enak pada Acil. Lihatlah, betapa baiknya hati Acil. Dia bahkan bisa memaafkan Papa dan saudara-saudaranya, bukankah itu hal yang sangat mulia? Batin mereka.
"Cil, kenapa lo bisa memaafkan semua perbuatan mereka pada lo? Apa lo gak pernah merasa kesal sedikit pun dengan mereka?" tanya Keyla spontan.
"Mmm kalau boleh jujur, Acil sangat kesal dengan perbuatan mereka. Tetapi Key, walaupun mereka seperti itu, mereka itu tetaplah keluarga Acil, walaupun Acil bukan bagian dari mereka. Setidaknya Acil bersyukur bahwa mereka mau membesarkan Acil, memenuhi kebutuhan Acil. Itu sudah lebih cukup dari Acil," ucap Acil lirih.
Keyla dan Dinda langsung memeluk Acil dengan sangat erat.
"Uhh, bestie ku, lo kuat banget sih. Huhu, kalau gue yang jadi lu, mungkin gue udah milih bunuh diri deh," ucap Dinda dramatis.
"Haha, ada-ada saja." Acil terkiki geli dengan ucapan Dinda.
Keyla dan Dinda melepaskan pelukan mereka dan memegang bahu Acil. Tetapi mereka dikejutkan oleh sesuatu.
"Astaga Acil! Hidung lo berdarah!" teriak Dinda tiba-tiba, hal itu membuat Keyla spontan menengadahkan kepala Acil dan mengambil sapu tangan dalam saku bajunya.
Jangan tanya itu datangnya dari mana, karena Keyla selalu membawa sapu tangan, karena sehabis makan dia selalu mengelap mulutnya, karena sudah terbiasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Terakhir Acil untuk Tuhan ✔
Fanfiction⚠️ DILARANG KERAS UNTUK PLAGIAT CERITA!!! JANGAN PLAGIAT YA, DOSA TAU!!! ⚠️ Jangan tertipu oleh judul Assylia Putri Nugraha biasa di panggil Acil, ia berusia 16 tahun, gadis yang terlahir di keluarga yang berada. Semua kebutuhan nya tercukupi, tetap...