📝32

3.9K 130 2
                                    

Biasanya aku selalu menanti dan berharap...
Tapi, sekarang aku merasa...
Ah, mungkin lebih baik tidak sama sekali
.
.
.
.
.

Langkah kaki tiga orang yang bergema di lorong rumah sakit itu membuat banyak orang menatap ke arah mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langkah kaki tiga orang yang bergema di lorong rumah sakit itu membuat banyak orang menatap ke arah mereka. Tetapi mereka tidak terlalu memperdulikan nya, sebab di pikiran mereka hanya ada satu nama yaitu 'Acil'.


"Hah...hah...hah...apa yang terjadi, pada Acil?" tanya Kevin yang masih ngos-ngosan.

"Kevin," lirih Angel dan datang ke arah Kevin sambil meremat kemeja Kevin.

"Ma, Mama, ada apa? Ceritakan pada Kevin, apa yang terjadi pada Acil?" tanya Kevin sedikit mendesaknya.

"Acil tiba-tiba saja mengalami kejang-kejang, sekarang dokter sedang memeriksa keadaannya," jawab Dinda, karena ia tau bahwa tante Angel tak akan dapat berbicara untuk sekarang.

Kevin terkejut ia mendudukkan mamanya ke kursi tunggu itu kemudian ia berniat untuk menerobos masuk.

"Apa yang mau lo lakukan?" tahan Dirga.

"Apa lagi? Gue mau masuk kedalam, gue mau ngeliat kondisi adek gue," ucap Kevin dengan tergesa-gesa.


Angel menatap kearah Kevin dengan tatapan yang tak dapat diartikan. Apakah ia barusan salah mendengarnya? Apakah ia benar-benar mendengar bahwa Kevin menyebut Acil sebagai adiknya? Apakah ini nyata? Siapapun tolong tampar dirinya.

"Lo nggak liat dokter ada di dalam hah?" marah Dirga.

Kevin langsung melunak seketika dan mendudukkan dirinya di dekat pintu dan menyandarkan punggungnya di dinding. Hari ini begitu melelahkan bagi dirinya, pulang kuliah langsung disambut dengan hal beginian, ah ia sungguh lelah.

Kevin menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan mengusapnya secara perlahan. Lalu ia melihat ke arah mamanya dimana ada kain kasa yang membaluti luka mamanya itu. Kevin berdiri kemudian berjongkok di hadapan mamanya.

"Kenapa?" tanya Angel.

"Mama," panggil Kevin.

"Iya, kenapa sayang?" jawab Angel dengan lembut.

"Mama, maaf," tangis Kevin akhirnya pecah begitu saja.

Dinda melirik kearah Gilang dan memberikan kode untuk membiarkan mereka berdua saat ini. Gilang langsung mengerti dan menarik Dirga begitu juga dengan Dinda yang menarik Keyla agar menjauh dari tante Angel dan juga Kevin.

Surat Terakhir Acil untuk Tuhan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang