📝21

2.2K 103 0
                                    

Quotes hari ini!!!
"Saya tidak pernah bertemu orang yang kuat dengan masa lalu yang mudah"
.
.
.
.
.

Acil yang masih sibuk memikirkan perkataan kakaknya semalam, membuat ia semakin pusing dibuatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Acil yang masih sibuk memikirkan perkataan kakaknya semalam, membuat ia semakin pusing dibuatnya. Acil sangat sangat penasaran. Rasa penasarannya sudah mencapai triple kill, sudah tak tertolong.

"Ini tak bisa dibiarkan, apa yang sebenarnya terjadi? Mending Acil nyari kebenarannya, dari pada mati dengan rasa penasaran, kan nggak lucu. Ntar Acil malah jadi hantu penasaran lagi". Lirih Acil.

Acil berpikir dengan segenap otaknya, dimana otak kecilnya itu selalu berputar-putat mencari jawaban yang ia inginkan.

Aha, hanya ada satu orang yang sudah lama berada di rumah ini, Bi Inah. Acil segera berlari dan mencari dimana keberadaan Bi Inah.

Bruk...

Sial sekali pagi Acil hari ini, ia tau kalau ia salah karena berlarian di dalam rumah. Alhasil ia menabrak seseorang dan mirisnya lagi, pantatnya yang mendarat pertama kali di lantai yang keras itu.

Acil yang masih setia mengusap pantatnya karena ini amat sangat menyakitkan. Dia tidak terlalu peduli siapa yang telah ia tabrak. Sebab pantatnya lebih penting dari apapun.

Uluran tangan seseorang membuat Acil melihat ke arah tangan itu. Tangan yang besar dan tampak pas ketika ia akan menggenggamnya. Acil meraih uluran tangan itu, tetapi.

Plak...

Tangan Acil di tepis dengan kasar, hal itu membuat Acil terkejut. Mau tak mau Acil melihat ke orang itu, Acil sedikit terkejut ketika kakak pertamanya yang telah ia tabrak tadi.

Kevin mengambil buku yang terjatuh karena tabrakan tadi. Ia menatap sinis ke arah Acil.

"Apa yang kamu pikirkan?". Ucap Kevin sambil mengangkat alisnya sebelah.

Acil bingung mau menjawab apa. Tapi tak berlangsung lama, Acil berdiri dan menepuk pantatnya pelan. Acil membungkuk sedikit.

"Maaf kak". Setelah mengucapkan itu Acil ingin pergi dari sana.

"Siapa yang membiarkan mu pergi dari hadapanku?". Ucap Kevin lantang, hal itu membuat Acil jengah setengah mati.

Acil bergumam dalam hati, sekarang apalagi kesalahanku? Tidak bisakah aku tenang sedetik saja di dalam rumah ini? Begitulah pikirnya.

"Lalu, kakak mau Acil ngapain?". Tanya Acil.

"Kenapa kamu berlarian dalam rumah seperti tadi? Apa kamu berpikir ini taman bermain? Lain kali jangan cuai, tindakanmu itu membuat orang lain bisa terluka". Ucap Kevin sinis.

Surat Terakhir Acil untuk Tuhan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang