Zian Malika Adinata
Gadis yang akan genap berusia 20 tahun pada bulan April tahun depan itu terduduk di teras samping rumah, menatap rumput-rumput liar yang tumbuh dengan subur karena memang sudah memasuki musim penghujan. Hari ini langit sedang cerah, namun tetap saja Zian tidak berfikir untuk menyukai itu. Karena baginya, entah hujan ataupun panas terik keduanya tidak akan merubah sedikitpun aktifitas yang biasa dia lakukan.
Zian sempat berfikir hidupnya terlalu kaku. Tidak ada yang ia benci ataupun sangat ia sukai, kecuali Dipta. Tentang laki-laki ini nanti kita bahas dalam paragraf selanjutnya. Ahh ... Iya, gadis itu mempunyai satu hal yang sangat ia benci, yaitu Bapak. Laki-laki yang awalnya menjadi seorang pahlawan paling hebat dalam hidup Zian kini berubah menjadi monster. Terkadang, sekuat apapun ia membenci Bapak, gadis itu tetap tidak akan melupakan bahwa dalam tubuhnya juga mengalir darah Bapak, meski kenyataan itu juga sangat tidak bisa ia terima.
Bangun - Kuliah - Kerja - Tidur siklusnya akan terus berputar meski badai hujan turun atau panas matahari menganga lebih lebar. Hidupnya juga tidak jauh dari rindu, menangis dan tanpa ekspresi. Sudah 8 tahun ia tumbuh dan menjalani kehidupan yang seperti ini. Tidak ada yang menarik bukan?. Tidak masalah, bukankah hidup apa adanya jauh lebih baik daripada berambisi akan sesuatu hal yang bisa jadi hasilnya jauh di luar ekspektasi.
Hidup sendirian membuat Zian bisa melakukan semua hal yang mungkin gadis seusianya belum bisa melakukannya. Tidak masalah, bukankah hidup juga tentang pengalaman dan pembelajaran. Meski kadang, begitu banyak pengalaman yang tidak bisa diterima nalar, dan justru hanya menyisakan trauma yang mendalam. Pengalaman paling buruk yang tidak bisa gadis itu terima ada di dalam suatu hari bulan Januari 8 tahun yang lalu.
Gadis berambut hitam panjang itu menatap langit yang tiba-tiba berubah warna. Ia masih terdiam, tidak berfikir akan bangkit untuk memasukkan jemuran yang baru saja ia cuci atau masuk ke dalam rumah karena angin kembali berembus sedikit lebih kencang. Orang lain akan sangat membenci kondisi ini karena harus dibuat kelabakan memasukkan jemuran yang masih setengah kering itu. Sebagian lagi mungkin akan merasa sangat bahagia, karena semesta tengah mendukung mereka untuk kembali tengkurap di atas kasur bersama dengan selimut yang menutupi sebagian tubuh mereka. Salah satu orang itu adalah Fira, sahabat sekaligus tetangga Zian. Tumbuh dalam lingkungan yang sama membuat mereka menjadi dekat. Jika Zian seorang penyihir, mungkin ia akan menggunakan mantra-mantra ajaib untuk merubah Fira agar sedikit lebih tenang dan kalem. Namun, Zian juga manusia biasa tidak memiliki kekuatan seperti itu. Kalaupun ia bisa, ia akan merubah takdir hidupnya sendiri atau membuat ia kembali dimasa di mana yang ia tangisi hanya sebuah permen lollipop yang terjatuh.
Zian terlalu pandai bergulat dengan perasaannya sendiri sampai kadang ia lupa bahwa manusia juga butuh orang lain. Ia terlalu terbiasa melakukan semuanya sendiri selama 8 tahun, dan kebiasaan buruk itu yang membuat ia kembali memilih memendam semuanya sendirian. Meski pada akhirnya selalu ada orang yang marah dan ngomel jika Zian melakukan kebiasaan itu lagi. Ya .. orang itu adalah Dipta. Karena hadirnya Dipta dalam hidup Zian, ternyata membawa pengaruh yang cukup drastis dalam diri gadis berkulit putih itu.
Zian menemukan kembali sedikit kebahagiaannya setelah ia bertemu dengan Dipta di taman pemakaman umum tempat sang mama dimakamkan. Tepatnya tiga tahun lalu, keduanya bertemu dengan kondisi yang tidak perlu diceritakan sekarang, dan dua tahun yang lalu keduanya sama-sama menginginkan ikatan lebih. Sejak 3 tahun itu pula, Zian kembali bisa merasakan hangatnya ruang makan saat jam makan malam tiba, gadis itu juga bisa merasakan ramainya ruang tengah karena candaan yang terlontar satu sama lain. Selain keluarga Kinasih - Tante Zian, gadis itu menemukan keluarga Dipta yang juga menerimanya dan memberi Zian kasih sayang layaknya seorang putri kandung. Setelah itu, gadis itu benar-benar tergantung dengan Dipta. Menjadikan laki-laki berkulit putih itu sebagai semesta dan dunianya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zian [END]
Teen FictionIni tentang Zian Malika Adinata, gadis berusia 19 tahun yang berhasil tetap hidup setelah 8 tahun terakhir dunianya runtuh berantakan. Salah satu alasannya adalah karena kehadiran sosok Dipta yang berhasil membuatnya kembali menemukan setitik cahaya...