"
Lagi-lagi semesta membuatku ketakutan
"Song Recommended
No Longer - NCT 127______________
Setelah memastikan bahwa kekasihnya benar-benar tidak dapat dijangkau matanya lagi. Zian masuk ke dalam rumah dengan raut wajah yang sama sekali tidak berubah seperti saat terakhir melihat Dipta pamit untuk pulang tadi.
Pupil matanya menatap ruang tengah yang sedikit berantakan karena ulah Dipta tadi. Kedua tangannya meraih kemoceng bulu ayam yang bertengger manis digantungan paku sebelah kalender. Membersihkan ruangan itu, menatanya kembali hingga bersih dan rapi.
Langkahnya beranjak menuju kamar mandi, ia ingat bahwa bajunya yang basah akibat hujan masih belum ia cuci. Ia tidak suka bajunya menjadi bau karena tertumpuk dengan keadaan yang lembab. Langkahnya terhenti ketika melihat pakaian Dipta berada diatas baju Zian di dalam bak.
"Perasaan tadi udah aku kasih kresek deh buat tempat baju," gumam Zian.
Ia tidak memikirkannya lalu mengambil deterjen dan dengan perasaannya yang tenang ia mencuci satu persatu baju kotor itu.
"Lahh ini kreseknya ... dasar bocah!!" keluhnya setelah menemukan kresek loreng dibalik tumpukan baju basah itu.
"DIPTAAA!!!" Zian memekik karena kenyataannya celana dalam milik Dipta juga berada di sana.
Gadis itu bernafas kasar, mau tidak mau ia harus mencuci semuanya. Bukan karena jijik atau risih, ia hanya malu jika besok ia bertemu dengan Dipta dan pada akhirnya pikirannya akan melayang kemana-mana. Terlebih ucapan Tante Kinasih juga Dipta tadi masih lengket diotaknya seakan enggan untuk pergi dari sana.
Sedikit senyum terukir diwajahnya ketika menggantung baju Dipta digantungan teras belakang, bagaimana bisa wangi laki-laki itu masih melekat pada bajunya padahal tadi dia sudah menambahkan pewangi.
Semuanya telah selesai. Adzan isya' juga sudah lewat. Niat awaknya gadis itu ingin mengerjakan tugasnya namun pada faktanya ia berakhir meng-croll file foto dari laptopnya. Menampakkan foto-fotonya bersama Dipta dan teman-teman lainnya. Seutas senyum bahagia terukir lagi dari wajahnya. Lagi-lagi ia bersyukur karena memiliki mereka dalam hidupnya. Menjadikan hidup Zian sedikit lebih berwarna. Kekosongan yang ia rasakan dulu, seakan terasa penuh kini.
Semua kegiatannya hanyalah membuka kembali memori lama. Mengingatnya kembali membuat Zian sedikit tertawa. Bahkan gadis itu lupa dengan semua tugas yang masih belum ia sentuh sama sekali. Tidak lagi peduli jika esok ia akan kena semprot atau mungkin akan kelabakan sendirian paginya.
Ia membuka room chatnya, mengscroll hingga keatas. Binar bahagia tertarik dari kedua sudut bibirnya ketika melihat pesan-pesan yang dikirim laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zian [END]
JugendliteraturIni tentang Zian Malika Adinata, gadis berusia 19 tahun yang berhasil tetap hidup setelah 8 tahun terakhir dunianya runtuh berantakan. Salah satu alasannya adalah karena kehadiran sosok Dipta yang berhasil membuatnya kembali menemukan setitik cahaya...