34. Untuk yang masih di Bumi

35 6 6
                                    

"Kamu tidak akan tahu caranya melepaskan sesuatu sampai kamu sadar bahwa tidak ada hal apa pun yang dapat dipegang lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"
Kamu tidak akan tahu caranya melepaskan sesuatu sampai kamu sadar bahwa tidak ada hal apa pun yang dapat dipegang lagi.
- Susane Colasanti -
"

Song Recommended
Kesedihanku - Sammy Simorangkir

___________________

Satu minggu berlalu setelah Dipta benar-benar tidak lagi di Bumi. Bayangannya masih ada, tentangnya masih tertinggal, hanya saja semua tak lagi sama. Tentang Dipta kini tak lagi membahagiakan, tentang laki-laki itu kini hanya penuh dengan duka.

Zian duduk di meja belajarnya, menatap layar laptop yang menampakkan wajah Dipta yang tersenyum lebar. Sudah satu minggu gadis itu sama sekali tidak keluar rumah. Tidak lagi datang ke rumah Dipta untuk membantu Bunda, karena bunda sendiri masih bergelayut dengan dukanya.

Berbagai cara sudah Kinasih dan Fira lakukan. Tapi nyatanya, semua tak ada yang membuahkan hasil. Justru tangis gadis itu yang datang sebagai jawaban dan membuat mereka bingung harus berbuat seperti apa.

Sudah ratusan kali gadis itu mengucapkan kalimat.

"Ta ... aku kangen!"

Tapi sama seperti yang sudah berlalu, tidak ada jawaban yang ia dapatkan. Justru sesak yang kian menyiksanya.

Tugas kuliah ia abaikan, tidak peduli jika nanti ia harus mengulang kelas kembali di satu SKS ini, tidak juga peduli jika nanti beasiswanya akan dicabut. Mungkin juga ia akan dengan sukarela untuk keluar, karena setiap jengkal tempat di kampus dipenuhi dengan bayangan laki-laki itu. Kantin, tempat parkir, bahkan perpustakaan. Semua tempat di mana kaki Zian berpijak disitu juga ada sepasang kaki milik Dipta berada.

Gadis itu membuka kembali satu persatu buku milik Dipta yang ia bawa tentunya atas seizin Bunda dan Dika. Satu buku telah ia baca sepenuhnya hari itu di kamar Dipta. Dan satu lagi ia bawa pulang untuk ia baca sendirian, berteman kesunyian dan rindu yang sudah tak tertahankan.

"Ditahun ini, ku temui masa dimana aku harus benar-benar berjuang dan bersabar. Lewat dekap masalah hidup. Tentang cinta dan masa ini ku temui arti dari sebuah PENGORBANAN. 24/12 2017"

Sebuah tulisan yang laki-laki itu tulis dengan bolpoin warna hitam tapi mancet. Zian terkekeh menyadari bahwa kalimat itu tercipta karena Aisyah. Bahkan coretan di bawah tulisan itu tercipta karena kejengkelan laki-laki itu perihal bolpoinya yang putus-putus.

Atensinya beralih pada tulisan yang sedikit panjang. Tulisan itu ditulis untuk semua orang yang ada di sekitarnya. Zian sempat bingung kenapa tanggal dalam buku Dipta tak pernah berurutan. Namun gadis itu mendapatkan jawabannya pada tulisan dibaliknya.

"Dika adalah manusia paling kepo yang pernah aku temui. Jadi jika kelak buku ini jatuh ditangannya, aku harap dia kebingungan dan niat awalnya untuk membaca tak lagi ada. Wkwk"

Zian [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang