Sabtu, 5 Januari 2013
Libur natal dan tahun baru akan berakhir dua hari lagi. Senin nanti para bocah-bocah akan disibukan dengan bangun pagi-pagi buta hanya untuk berebut kursi duduk paling depan. Masih dua hari. Berarti pagi hari ini dan besok mereka hanya akan sibuk menonton kartun Spongebob Squarepants. Melihat Squidward yang semakin hari semakin terlihat malas menjalani hidup.
Zian. Bocah umur 11 tahun yang kini duduk di bangku kelas empat SD itu tengah asyik berbaring diatas kursi ruang tamu sembari menatap lurus tv layar cembung yang menampilkan seekor monyet yang serba ingin tahu bersama pria tinggi bertopi kuning.
"Zian suka Dora atau George?" tanya mama dari meja makan yang hanya terhalang lemari TV.
Gadis itu bangkit dari tidurnya, memegang erat boneka Dora yang sudah usang pemberian sang kakek untuk kado ulang tahunnya.
"Harus dijawab ya ma?" mata polos milik gadis itu melirik sang mama yang sedang membuatkannya sarapan dari celah-celah lemari TV.
"Iya dong, biar tau mana yang bisa dijadikan tumpuan."
"Tapi Zian suka semuanya, Spongebob, Patrick, George, Dora, Zian juga suka Rudy Tabuti."
"Gapapa suka semuanya, tapi harus pilih satu buat jadi yang paling favorit dong," ucap mama sembari berjalan mendekat membawakan putri satu-satunya sepiring nasi goreng dengan telur dadar diatasnya.
"Biar apa?"
"Biar kamu bisa kembali kalo yang lain gaada."
"Zian gak ngerti."
Tangan sigap mama menyuapkan satu sendok nasi goreng. "Zian sayang, dalam hidup kamu pasti akan berada diposisi dimana kamu harus memilih salah satu dari sekian pilihan. Sama kaya saat kamu ujian pilihan ganda, kamu harus milih satu diantara jawaban yang salah, kamu harus milih yang benar. Atau sama kaya kamu selalu milih tidur bareng boneka Dora pemberian kakek daripada tidur diantara banyaknya boneka pemberian mama. Kamu punya alasan kamu sendiri kan kenapa kamu milih boneka Dora?"
Gadis itu mengangguk sembari menelan makanannya.
"Kenapa?"
"Karena waktu ujian Zian harus milih yang benar biar dapat 100 dan boneka ini, karena boneka ini dari kakek. Zian gak bisa meluk kakek lagi tapi masih bisa meluk mama, jadi Zian bawa boneka dari kakek."
"Padahal kamu tau kalo boneka ini udah gak layak pakai."
Zian tersenyum menampakkan giginya yang ompong satu karena jatuh dari sepeda kemarin sore, "Soalnya kakek cuma kasih Zian boneka satu, jadi gak bisa digantiin. Makanya mama beliin Zian boneka yang banyak ya."
Boneka Dora yang sudah tak terlihat bentukannya itu memang sudah berusia setengah dari sang pemilik. Terlebih Zian kecil yang selalu bermain mandi-mandian bersama bonekanya, memberinya makan tanah liat basah yang ia buat di teras depan rumah. Zian kecil memang selalu banyak tingkah. Warna kulit boneka yang seharunya putih kini telah berubah hitam, baju merah mudanya pun sudah berkali-kali kena jahitan tangan sang mama. Tapi Zian masih dan selalu membawa boneka itu.
"Nanti kalo Zian besar, Zian harus banyak milih ya ma?"
Sang mama mengangguk antusias.
"Zian pingin cepat dewasa ma, biar bisa milih baju sendiri, milih sepatu sendiri, milih semuanya sendiri," tutur Zian dengan mulut yang masih penuh dengan nasi goreng.
"Nanti mama mau keluar sebentar Zian dirumah ya."
"Kemana?"
"Mau ke kantor pos sebentar aja. Mama janji!"
![](https://img.wattpad.com/cover/293963326-288-k908707.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Zian [END]
Teen FictionIni tentang Zian Malika Adinata, gadis berusia 19 tahun yang berhasil tetap hidup setelah 8 tahun terakhir dunianya runtuh berantakan. Salah satu alasannya adalah karena kehadiran sosok Dipta yang berhasil membuatnya kembali menemukan setitik cahaya...