Zylen mencak mencak di kamarnya, Dia sudah menelpon Agnia berkali kali, namun tak kunjung ada sahutan dari sana, Padahal kemarin Agnia sudah berjanji untuk menemaninya berbelanja, Zylen hanya ingin melakukan hal yang biasa mereka lakukan sebelum gadis itu amnesia.
Sekarang matahari sudah berada di atas kepala, sedangkan Agnia masih tidak bisa di hubungi.
"Azura, kali ini gak di angkat gua doain jodoh lo kek sung GoKhong" Zylen berucap sebal, dia kembali menelpon Agnia.
"hm ada apa Zyl?" suara dari sebrang akhirnya terdengar, suaranya tidak jelas Zylen menebak bahwa Agnia berbicara sambil menguap.
"lo baru bangun?" Zylen lebih memilih bertanya untuk memastikan.
"iya, kenapa?" Zylen menghela nafas, berusaha untuk menekan rasa kesalnya "Lo gak lupa kan?"
"..." Hening tak ada jawaban, selang beberapa detik "ASTAGAAA, GUA LUPA! GUA SIAP SIAP SEKARANG!!" Zylen menjauhkan Handphon dari kupingnya, teriakan terkejut dari Agnia hampir mempuat kupingnya pengang.
"Azura, gua otw rumah lo dah" Tak ada jawaban, namun dapat Zylen dengar suara krusak krusuk di sana, mungkin benar Agnia sedang bersiap.
***
"Jadi bagus yang mana? ini atau ini?" Zylen menunjukan dua gaun warna Hijau melon.
Agnia mengetuk dagu, berfikir dengan serius mana gaun yang cocok untuk Zylen.
"Yang ini aja, di pake sama lo keliatan manis" Agnia menunjuk baju di tangan sebelah kanan Zylen. Baju dengan lengan seperempat dan terlihat lengkungan di bagian tengah membuat aksen pinggangnya terbentuk.
"Oke, sekarang cari buat lo"
"Eh, gua udah banyak beli baju" Agnia menatap Paper Bagnya yang berjumlah empat biji, dia membeli beberapa pakaian yang menarik.
"Gua traktir zur, Tapi lo mau kan ya temenin gua ke acara keluarga gua?"
"Kapan?"
"Senin malam, yang artinya besok" Zylen memilah baju, dia mencari baju yang pas untuk Agnia.
"Bagus gak?"Tanya Zylen.
"Nga, terlalu kependekan"
"Ini?"
"No, Belahan dadanya keliat"
"Kalo yang ini?"
"em, ngak punggungnya terekpos"
"Nah yang ini cocok"
"itu -
"Sekali lagi nolak gua bekep mulut lo pake hanger" Zylen melotot, dia sudah mencarikan yang terbaik untuk Agnia namun gadis itu tetap menolak, padahal semua yang Zylen pilihkan terasa cocok untuk di pakai ke acara tersebut.
Agnia tertawa garing, dia menggaruk kepalanya "iya yang itu cocok"
Akhirnya Agnia menjatuhkan pilihan pada Gaun hitam pekat di taburi manik manik, seperti bintang pada malam hari dan dengan lengan panjang namun transparan.
Setelah itu, keduanya memilih untuk mengisi kembali energi yang terbuang karena sudah mengelilingi Mall yang luas itu.
Singgah ke Cafe terdekat, Zylen bilang hari ini makan dia yang bayar, maka dari itu Agnia tidak membuang kesempatan untuk memesan makanan yang mengunggah seleranya.
Zylen hanya menggeleng tak terucap, dia melihat banyak sekali perubahan Agnia, mulai dari cara makan.
Dulu, Azura bahkan ketika membeli makan jarang sekali habis walau satu porsi, sedangkan gadis di depannya ini? seolah dia menyetok makanan dalam perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azura sang Figuran
FantasyGadis itu, Agnia Rahayunda -dia memiliki takdir yang terus mengobrak abrik hidupnya. Bagaimana mungkin jiwanya tersangkut di dalam Novel, lalu dia harus menelan kenyataan bahwa dirinya mengisi tubuh figuran dengan akhir -gila- karena rasa cintanya...