Agnia merasa tertekan, europhia di ruangan ini serasa mencekiknya.
Kini di hadapannya duduk Rendra dan Vionika, kedua orang tua Killano dan Calvin.
Renda masih dengan tatapan tajamnya dan Vionika dengan tatapan santainya seolah tak merasa terganggu akan kehadiran Agnia yang Killano akui sebagai calon tunangannya.
Setelah di bopong dengan tidak layak oleh Killano, Agnia di antarkan ke ruangan Private yang berada di hotel ini. Dimana isinya hanya ada keluarga Killano.
Dalam hatinya Agnia tidak berhenti mengumpat, dan mengutuk Killano.
Rasanya dia ingin menenggelamkan lelaki itu ke samudra pasifik, Killano bahkan baru mengenalnya kemarin malam. Namun, betapa beraninya dia memaksa Agnia untuk menjadi umpan.
"Jadi temannya Zylen pacar kamu Arsya?" Suara Viona memecah keheningan. Suara lembut itu setidaknya membuat suasana ruangan ini sedikit mencair.
"Iya bun," Killano menyenderkan punggungnya pada sofa, dia bersikap sesantai mungkin. Tidak memperdulikan Agnia yang menduduk kaku.
"Sejak kapan?" Kali ini Rendra menimpali.
"Dua bulan yang lalu" Killano berbohong dengan lancar, Agnia mendelik mendengarnya. Dia tidak setuju pada apapun yang Killano ucapkan, namun dia tidak bisa memperotes secara terang terangan.
"Jadi karena itu kamu menolak perjodohan ini Killano?"
"Iya ayah, Aku hanya ingin bersama Azura. Aku hanya akan hidup bersama orang yang aku cintai."
Mata Agnia melebar terkejut, Dia menatap Killano tak percaya, tidak menduga jawaban asal Killano yang melenceng sangat jauh!
"Jangan berbohong"
"Aku tidak berbohong Ayah, Azura ini perempuan yang dekat denganku bahkan kemarin malam aku bersama Kakek menemui Ayahnya" Jelas Killano,
"Benar begitu Azura?" Agnia menelan ludah, begitu gugup saat mata Rendra menatapnya.
"Be-nar om" Mau tak mau Agnia mengangguk, Killano tidak berbohong namun ...
Ah, rasanya Agnia kehabisan kata untuk mengeluarkan kekesalannya.
Rendra menyerah, jika benar yang di katakan Killano maka dia tidak bisa membantah.
Killano adalah cucu kesayangan Ronald apapun yang Killano inginkan, tanpa berfikir dua kali Ronald akan berikan.
Bahkan warisan keluarga ini akan di berikan Lima puluh persen untuk Killano, dan sisanya untuk cucu Ronald yang lain.
"Kalo begitu, segera antar Azura pulang Arsya ini sudah terlalu malam" Titah Vionika, semuanya sudah jelas sekarang.
Rendra dan Vionika meninggalkan keduanya di dalam ruangan.
"Lo - " Agnia menunjuk Killano, "Bangsat, bajingan, bedebah!!" dia melancarkan umpatan yang sedari tadi ia tahan di dalam hati.
Mata Agnia berkobar marah, bahkan wajahnya sudah memerah.
Killano hanya mampu meringis, dia meminta maaf atas kesalahannya yang mungkin tak termaafkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azura sang Figuran
FantasyGadis itu, Agnia Rahayunda -dia memiliki takdir yang terus mengobrak abrik hidupnya. Bagaimana mungkin jiwanya tersangkut di dalam Novel, lalu dia harus menelan kenyataan bahwa dirinya mengisi tubuh figuran dengan akhir -gila- karena rasa cintanya...