Asf - 23

17.1K 2.7K 247
                                    

"Lo gila."

"Karena lo" Sky menjawab santai, "Semuanya karena lo, coba kalo lo gak berubah."

Azura memandang datar, dia benar benar tidak mengerti jalan fikir Sky. Otaknya memang sudah buntu atau bagaimana?

Ini masih pagi, sangat pagi malah.

Azura sengaja datang pagi ke sekolah. Dia ada jadwal piket, alasan lainnya tidak ingin di antar oleh Killano. Azura ingin menghindari pria itu, semakin jauh semakin tidak tertebak bagaimana jalannya.

Killano, lelaki itu bahkan tidak ada niatan untuk mengehentikan drama. Padahal semuanya sudah selesai, Keluarganya pun sudah berhenti menjodohkan dirinya dengan Salsa.

Lalu, Sky datang menyandar pada pintu yang berapa menit lalu ia tutup. Awalnya gadis cantik itu menyerit kebingungan, tidak mengerti sepagi ini mengapa Sky berada dalam kelas dengannya. Ternyata omong kosong lagi lagi dia ucapkan.

"Oke, ini terakhir. Jadi milik gue, mau?" Pertanyaan yang sama terungkap lagi. Sky mengangkat alis menunggu Azura menjawab, padahal jawaban dia gila tentu saja artinya tidak.

"Pergi, lo udah tau jawabannya" Azura menggunakan nada ketus.

Untuk apa? untuk apa menjadi miliknya? Sekali lagi dia bukan Azura Faleesha yang mencintai pria ini. Dia hanya Agnia Rahayunda yang membenci Sky Rainal Anuraga bahkan saat pertama kali membaca kisah tokoh yang terjadi pada mereka berdua.

Sky, Secondlead yang tak pernah menggunakan otak di setiap jalannya cerita. Dan, dia terlalu bodoh  merepotkan diri dengan perasaannya.

Sky menyedihkan, namun dirinya sebagai Agnia begitu membenci tokoh itu. Apalagi, sekarang dia menempati tubuh yang akhirnya gila karena si Secondlead itu. Kebenciannya meradang, bahkan melekat pada tulang tulang.

Sky menegakan tubuh,  perlahan matanya menyorot tajam.

"Gue, udah meminta dengan baik selama ini Azura," Kakinya melangkah. Mendekati Azura yang sedang memegang sapu, berdiri beberapa langkah di depannya.

"Tapi, lo menolak terus menerus ngebuat gue muak" terus melangkah membuat Azura kembali mundur.

"Bukannya lo dulu ya? yang ngejar gue seolah gak punya harga diri"

"Berhenti di situ!" Azura mengacungkan sapu. Dia menunjuk tempat Sky berdiri agar pria itu berhenti.

"Berapa kali harus gue bilang, Gue bukan Azura yang lo kenal."

"Well, Gue emang ngerasa gak kenal lo. Tapi, lo yang ini jauh lebih ngebuat gue penasaran, dan jatuh cinta. Bahkan lebih dalam dari gue mecintai Kansa."

"Lo tau Azura? Mungkin Kansa bisa gue lepas gitu aja. Tapi lo, lo gak bisa. Sedari awal lo yang ngejar gue,"

"Gue suka feedback, jadi saatnya gue ngasih feedback ke lo"

"Gue bilang berhenti di situ!!" Azura meninggikan suaranya. Dia merasa was was karena Sky terlihat mengancamnya.

"Takut? gue gak bakal nyakitin lo" Sky tersenyum, dia seolah membunjuk Azura.

"Kesempatan terakhir, Lo mau jadi milik gue?" Tanyanya kembali datar.

"Sampai kapanpun, itu gak akan terjadi." Azura melempar sapunya dengan sembarang. Dia berjalan ke arah pintu berniat untuk pergi.

Namun, dia harus melewati Sky. Tapi pria gila itu malah mencengkram tangannya dengan kencang. Menyeretnya ke tembok dan mengunci pergerakannya.

Azura berontak, dia benar benar merasa ketakutan. Wajah datar Sky dan matanya yang terus menatap tajam, dia seperti seorang yang sedang marah.

Azura sang FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang