"Azura bisa pulang bareng?" Sky meminta, dia sudah menunggu Azura di depan gadis itu. Dia ingin membicarakan sesuatu yang mungkin menurut gadis itu tidak penting.
"Gak bisa!" Bukan Azura yang menjawab, tapi Zylen.
"Bukan lo, tapi dia" Sky menunjuk dengan sorot matanya, sama seperti Zylen, Sky juga menatap tak suka perempuan yang saat ini memakai bando hijau dengan motif melon.
"Lo duluan," Azura meminta, dia sedikit mendorong Zylen.
"Lo pulang sama Killano kan?" Zylen memicing, dia akan menjambak rambut Azura jika perempuan itu memilih pulang bersama Sky.
Dibanding Sky, Killano jauh lebih unggul. Sebagai sepupu yang baik, Zylen akan mendukung keras Killano agar tetap dengan Azura.
Azura mengangguk sebagai jawaban, dia semakin mendorong Zylen untuk menjauh. Meninggalkan dirinya dan sky berdua di depan kelas dengan lorong yang sepi.
"5 menit" Azura memberi waktu untuk pria itu bicara apa yang ia mau.
"Gue mau pulang bareng"
"Gue udah ada ojek" Azura menolak, kata ojek sendiri dia tunjukan untuk Killano.
Ya, semenjak dia berpura pura menjadi kekasih pria itu. Killano dengan sangat rajin mengantarnya, dia seperti pengangguran. Pria itu juga Kuliah bukan? tapi dia tidak terlihat sibuk mengerjakan tugas atau lainnya.
Dalam novel, Killano akan seperti itu saat dia bertemu Kansa.
Menyisihkan- ralat mengkosongkan waktunya hanya untuk bertemu Kansa, ia sengaja berdiam diri di Mini market yang berada dekat komplek perumahan Kansa untuk menunggu gadis itu.Jadi, apa sekarang Killano sudah bertemu Kansa? dan jatuh cinta padanya? tapi kapan? sejauh ini Azura sudah memantau Killano dengan baik, mungkin.
Apa Killano memang jatuh cinta, bukan pada Kansa tapi pada dirinya?
Azura menggeleng, apa apaan fikirannya itu.
Tidak! itu terdengar tidak mungkin.
"Jangan ngejauh Azura," yang di ucapkan Jian benar, dia sudah menelan ludahnya sendiri. Dia sadar sekarang, dia menginginkan gadis yang kini berdiri di depannya.
"Tinggalin cowok lo itu, dan sama gue lagi" Pintanya tidak tahu diri. Ya, Sky menghilangkan harga dirinya, dia mengubur egonya hanya untuk meminta Azura kembali.
Dia salah, tentu.
Dia yang mendorong Azura untuk menjauh darinya, mengumpati Azura agar berhenti bertingkah menjijikan di depannya, dan berharap kematiannya agar gadis itu berhenti mengganggunya.
"Aku harus apa Sky biar kamu mau sama aku?"
"Mati, gue mau lo mati"
"Tapi Sky, gue cinta sama lo."
"Gue jijik sama lo. Tingkah lo, senyum lo, rehngekan lo, kayak jalang di mata gue."
Sky tersenyum pahit, ingatan tentang dirinya yang memaki Azura terlintas begitu saja, membuatnya tak pantas meminta kembali gadis itu. Tapi, dari pada itu rasa ego untuk memilikinya jauh lebih besar. Dia, sudah benar benar terjatuh dalam jurang yang ia buat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azura sang Figuran
FantasíaGadis itu, Agnia Rahayunda -dia memiliki takdir yang terus mengobrak abrik hidupnya. Bagaimana mungkin jiwanya tersangkut di dalam Novel, lalu dia harus menelan kenyataan bahwa dirinya mengisi tubuh figuran dengan akhir -gila- karena rasa cintanya...