"WOIII BERENTIIIIII!"
Berhasil, teriakan Agnia berhasil menghentikan Ghibran.
Agnia melihat Ghibran, tangannya masih mengepal di udara, lalu beralih pada Sky yang sudah bonyok.
Agnia meringis, dia menyayangkan wajah Sky yang membiru itu.
"Lo bisa buat dia mati, Ghibran!" Agnia berbicara dengan tegas, dia menyembunyikan rasa takutnya.
"Bukan urusan lo!"
"Emang bukan urusan gue, tapi liat temen lo mau mati" Agnia menunjuk Sky yang terpejam, bulu matanya bergerak pelan menandakan pria itu masih terasadar.
"Nanti kalo dia udah sembuh lo bisa gebukin lagi" Agnia menawar, Ghibran menatapnya tajam. Ia tak gentar bahkan menatap balik berusaha mempertahankan keberaniannya.
Beralih menatap Sky lalu Ghibran melengos tanpa kata.
"Lo masih idup kan? ayo gua bantu" Sky mengangguk pelan, dia bergerak dengan hati hati.
Agnia menuntun Sky yang berbadan dua kali lipat lebih besar dari dirinya. Dia justru membawa Sky ke tempat sebelumnya ia tempati.
Tidak mungkin Agnia membawa Sky ke UKS, itu terlalu jauh lagi pula takut Sky tidak bertahan jika harus berjalan jauh.
Tapi sebagai gantinya Agnia harus ke UKS meminta obat yang di butuhkan oleh Sky
"shhh pelan pelan" Sky meringis, dia merasakan perih di ujung bibirnya saat Agnia memberikan obat merah pada lukanya.
"L e m a h "
"Ini beneran sakit Azura!" Sky menolak ejekan Agnia, tapi dengan jahil Agnia menekan luka itu, sehingga Sky meringis semakin keras.
"Lo, baru segini aja udah meringis" Agnia melanjutkan kegiatannya "dulu, Kakek buyut gua di tembak berkali kali kagak mati" Gerakan Agnia berhenti, dia membuang kapas bekas sembarangan,
Mendengar itu Sky mengangkat alis tak percaya. " Kakek lo punya ilmu kebal?"
Agnia menggeleng,
"Terus?"
"Soalnya gak kena hehehe" Agnia menyengir bodoh, sedangkan Sky mendatarkan tatapannya.
"Lo kenapa ada di tempat ini tadi?" Sky bertanya, untuk pertama kalinya Sky bersyukur atas kehadiran Agnia.
"Bolos aja" Jawab Agnia acuh, dia balik bertanya "Lo sendiri kenapa berantem sama Ghibran?"
"Cuma salah paham"
Agnia mengangguk, dia tidak bertanya lebih. Dirinya memilih untuk membereskan kotak P3K merapihkannya sebelum di kembalikan.
Dia mengambil Handphone, membuka benda pipih itu pasti. Dapat dia lihat ada pop notifikasi dari Zylen yang menanyakan keneradaanya. Agnia mengacuhkan sebentar, dia mencari kontak seseorang, namun tidak dia dapati.
"Sky, lo mau hubungi siapa buat bantu lo" Tanya Agnia sesaat,
"Handphone lo di mana?" Agnia kembali menanya,
KAMU SEDANG MEMBACA
Azura sang Figuran
FantasyGadis itu, Agnia Rahayunda -dia memiliki takdir yang terus mengobrak abrik hidupnya. Bagaimana mungkin jiwanya tersangkut di dalam Novel, lalu dia harus menelan kenyataan bahwa dirinya mengisi tubuh figuran dengan akhir -gila- karena rasa cintanya...