"Cih, gue kira saingan gue cewe independent, mandiri, kurus, tinggi, langsing. Eh, ternyata bocah SMA" ucapnya, Matanya mencemooh Azura, menyelidik dari atas sampai bawah.
Azura mendengkus, perempuan dengan rambut blonde itu sama sekali tidak dia kenali. Alis perempuan itu di gambar dengan tajam dan rapih menekuk tidak suka memandang Azura.
Azura mengangkat bahu acuh, dia kembali pada kesibukannya menyelami media sosial.
Hari ini, dia di bawa Killano mendatangi kampusnya. Itu tidak sengaja, awalnya mereka hanya ingin jalan seperti biasa. Namun tiba tiba dosen Killano, mendesak pria itu untuk segera mengumpulkan tugas.
Mau tak mau, suka tak suka, Azura ikut Killano ke kampus ini. Killano sendiri sudah dua puluh menit meninggalkan Azura sendiri di kantin.
Sialan memang, laki laki itu membuatnya menunggu penuh kebosanan.
"Lo tuh gak ada apa apanya sama gue!" Sentaknya, dia tetap berucap meski sudah di abaikan Azura. Berkata demikian hanya untuk menekan rasa percaya diri Azura.
"Kenapa ya mbak?" Azura bertanya, dia masih tidak mengerti alasan perempuan ini mendatanginya dengan wajah dengki.
"Jangan sok sokan ga tau lo bocah, Lo kan yang halangin perjodohan gue sama Killano?"
"Ohh, Killano" Azura mengangguk mengerti.
"Ya terus apa masalahnya, mbak?" Azura memancing, dalam hati berseru girang menatap wajah lawannya kesal.
"Anjing lo!, ya karena lo Killano ngebatalin perjodohan ini" Sentaknya keras, bahkan hampir mirip dengan teriakan.
Azura memejamkan mata sebentar, dia tebak kini mereka mendati titik perhatian mahasiswa yang berada di sana. Hah, dimanapun Azura berada dia akan menjadi pusat perhatian karena masalahnya, ya masalahnya.
"Ya suruh siapa mbaknya jelek" Tanpa dosa Azura berkata. Gerombolan mahasiswi yang duduk dekat meja mereka menyemburkan tawa.
"Wah berani banget ni bocah, belom tau yang di lawan siapa, ya ga Sal?" Seseorang datang merangkul akrab perempuan itu.
"Hajar aja Sal" Kompornya, tapi tidak di tanggapi oleh gadis itu, justru dia melepas tangan yang mengakrab di bahunya.
"Gue peringatin, jauhin Killano atau lo mati" Ancamnya, matanya memperingati dengan sungguh.
Mati? Azura hanya terdiam tanpa ekspresi. Dia tidak merasa takut sekalipun, dalam telinganya itu terdengar seperti guyonan.
"Hanya gue yang berhak atas Killano," Tekannya. Yang Azura tidak tahu bahwa perempuan yang akan di jodohkan Killano adalah Salsa Dermisila, Perempuan dengan kejiwaan yang gila.
Dia bahkan sudah menyentuh titik tertinggi dalam menyukai Killano, obsesi. Ya, dia sudah terobsesi pada pria tampan itu."Dengerin tuh dek!" Ucap perempuan di samping Salsa,
Dia mendorong Azura sampai gadis itu terduduk di kursi, hampir terjungkal jika dia tidak berpegangan pada meja.
Menggeram kesal, Azura merasa emosi ini karena Killano. Ya, semenjak dia di angkat menjadi pacar pria itu. Azura hidup dengan tidak tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azura sang Figuran
FantasíaGadis itu, Agnia Rahayunda -dia memiliki takdir yang terus mengobrak abrik hidupnya. Bagaimana mungkin jiwanya tersangkut di dalam Novel, lalu dia harus menelan kenyataan bahwa dirinya mengisi tubuh figuran dengan akhir -gila- karena rasa cintanya...